Dua hari berlalu.
Pagi itu Libra mendapati suasana yang berbeda di kantornya. Biasanya setiap pagi dia sudah melihat map laporan dari Fahri di atas meja kerjanya, tapi pagi itu tak ada satu pun laporan yang masuk, baik Fahri, Firman, Mita dan Dara. Dia melangkahkan kakinya memasuki ruang kerja mereka.
“Mit... kamu kenapa pagi-pagi sudah ngelamun?”
Mita bergeming. Dia tetap terdiam dengan tatapan kosong ke depan.
“Mit... kamu dengar aku gak sih?”
Libra melambaikan tangannya di depan wajah Mita. Lamunan Mita pun buyar. Dia tetap tak merespon Libra.
“Fahri dan Firman mana, kok gak ada laporan yang masuk, Dara dan Alya juga pada kemana?”
“Dara sakit.”
“Alya udah memutuskan berhenti kerja dari kantor ini.”
“Apa..., emang ada apa kenapa dia tiba-tiba...”
“Apa kamu lupa, kamu sendiri yang menyuruhnya pergi, kamu mengusir dia, dan sebagai orang yang berpendidikan Alya mengerti dengan perintah kamu.”Jadi dia benar-benar mengundurkan diri dari kantor?
“Gara-gara kamu anggap dia gak sopan masuk ruangan kamu tanpa mengetuk pintu, kamu telah melakukan kesalahan besar Lib, padahal kemarin dia ingin menyampaikan kalau Firman dan Fahri mengundurkan diri dari perusahaan ini.”
“Secara gak langsung kamu itu egois tahu nggak, kamu cuma mikirin diri kamu sendiri tanpa mempedulikan orang lain, aku benar-benar bersedih hati karena aku dipertemukan dengan orang seperti kamu Libra...”
“Alya benar... Aku memang bodoh karena terus-terusan diam melihat sikap kamu yang semakin keterlaluan."
"Mit, aku minta ma'af, aku sadar aku salah Mit tapi please... jangan kayak gini.”Mita tak menghiraukan kata-kata Libra, dia beranjak dari tempat duduknya meninggalkan Libra sendiri.
Sesaat kemudian Libra telah tiba di depan rumah Alya. Berniat menemui Alya.“Assalamualaikum pak, saya teman kerjanya Alya. Alyanya ada?”
Begitu pak Farhan membuka pintu ternyata Libra sudah berdiri di depan pintu rumah Alya.
“Alya... ada. Mari saya antar.”
Libra mengikuti langkah pak Farhan melewati beberapa gang menuju taman belakang rumah mereka. Disana Libra mendapati Alya sedang duduk sendirian saja. Kelihatannya dia sedang melamun.
“Bapak minta tolong sama kamu nak, tolong hibur Alya... sudah beberapa hari ini dia menyendiri dan menangis di sana. Saya tidak tahu harus berbuat apa lagi untuk mengembalikan senyumnya.” Ucap pak Farhan.
Kata-katanya malah menambah rasa bersalah Libra atas apa yang telah dia lakukan. Dia bukan hanya menyiksa Alya, tapi juga menyiksa ayah Alya yang sangat menyayanginya. Libra kemudian minta ijin untuk menemui Alya.
“Alya...” suara Libra.
Alya mendiamkannya.
“Alya kamu dengar gak sih aku bicara?"
Ma'af Libra aku harus lakukan ini biar kamu sadar betapa nestapanya dicuekin, biar kamu sadar bahwa apa yang kamu lakukan itu salah.
“Alya...” Sapa Libra lirih.
Tiba-tiba saja dia menurunkan lututnya dan berdiri setengah badan di hadapan Alya. Spontan Alya kaget melihat sikap Libra dan dia pun angkat bicara.
“Libra.. kamu apa-apaan sih pake kayak gituan segala?”
“Bangun nggak....!” pinta Alya sedikit kesal.
“Aku gak akan bangun sebelum aku mendengar kata-kata ma'af dari kamu.”Alya menghela napas panjang. Sebenarnya dia tidak tega melihat orang yang tanpa dia sadari di cintainya, tapi rasa kesal terhadap sikapnya dulu masih mampu mengalahkan rasa cinta yang di milikinya. Alya terdiam.
“Libra please bangun...!" Kali ini suara Alya mulai lirih.
“Aku kayak gini karena kamu Lib, biar kamu tahu rasanya dicuekin. Biar kamu tahu gimana perasaan aku, Mita, Dara dan orang-orang yang kamu cuekin. Jujur kalau aku pribadi tersinggung Libra.”Alya seperti menahan tangis.
“Iya aku tahu itu, makanya aku datang ke sini untuk minta ma'af sama kamu, Mita dan Dara.”
“Libra, jauh sebelum kamu minta ma'af aku sudah mema'afkan kamu jadi please sekarang tinggalkan aku sendiri!”Tanpa melontarkan kata-kata Libra pergi meninggalkan Alya. Kini penyesalan benar-benar telah menggeluti dirinya. Apalagi ketika dia tahu bahwa berita yang ingin Alya sampaikan kemarin perihal pengunduran diri dari Firman dan Fahri; dua orang karyawannya yang berasal dari Jakarta itu. Dan juga pengunduran diri Alya dari perusahaannya.
###
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Surga 2 (Tamat)
General FictionMasih menceritakan kisah perempuan hebat yang menjadi kebanggaan suaminya. Kisah ini kelanjutan dari bidadari surga satu, tapi, ini versi anaknya Farhan dan Najwa, yaitu Alya.