11. Sedih

370 31 0
                                    

“Gimana Al...?” Mita menyapanya. Wajahnya dingin penuh harap.
“Libra sama sekali gak mau dengerin aku bahkan dia ngusir aku.”

Kedua sahabatnya itu semakin tertunduk lesu mendengar kata-kata Alya. Nasi sudah menjadi bubur. Tiga anak manusia itu larut dalam perasaan masing-masing. Sesekali tetesan air mata telah membasahi pipi ketiganya. Mereka merasa diri mereka benar-benar malang karena mengenal sosok seorang lelaki seperti Libra. Mereka menjadi korban pelampiasan kebencian Libra terhadap mantan kakak iparnya.

Hari telah menjelang senja, jam kerja mereka telah selesai, namun sepertinya Alya enggan untuk menampakkan wajah kusutnya terhadap sang ayah tercinta. Malam ini dia memutuskan untuk beristirahat di kontrakan Mita karena dia tidak ingin ayahnya tahu tentang masalah ini. Dia tidak ingin menambah beban pikiran ayahnya.

“Kita harus bagaimana Mit, Libra pasti akan marah juga kalau tahu Firman dan Fahri mengundurkan diri gitu aja dari perusahaan ini.”
“Ini kan salahnya dia juga kenapa gak mau dengerin kata-kata  Alya. Jadi cowok introvert banget.”
“Terserah nanti dia mau apa, kalau gak mau dengerin kita juga terpaksa aku akan mengikuti langkah mereka berdua.” Ucap Dara.

Tak ada yang mampu Alya lontarkan. Hanya linangan air mata yang terus bercucuran seakan mewakili perasaan hatinya yang sedang bersedih. Kedua sahabatnya Mita dan Dara menjadi bingung juga hendak melakukan apa. Malam semakin larut akhirnya mereka memilih untuk beristirahat. Mereka bertiga pun merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Tak lupa sebelum tidur Alya BBM ayahnya bahwa dia menginap di kontrakan Mita.

“Yah Alya malam ini nginap di rumah Mita ya?”
“Ya sayang.” Ayahnya langsung membalas BBM-nya.

Bidadari Surga 2 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang