"Alya.... kamu mau apa disini?"
Terdengar suara seorang perempuan menyapa Alya yang sedang kebingungan mencari petunjuk di tempat yang begitu asing bagi dirinya. Alya menoleh ke arah suara itu.
"Ma'af ibu siapa ya, kok tahu nama saya, apa saya pernah mengenal ibu sebelumnya?"
Perempuan itu tersenyum seraya mendekati Alya.
"Lihatlah baik-baik wajah ibu, pasti kamu mengenali ibu"
Alya menatap lekat wajah perempuan yang sedang duduk di hadapannya itu.
Wajahnya? Mirip bukan?
"Ibu....."
Alya berteriak. Perempuan itu kembali menyunggingkan senyumnya.
"Iya... Aku Najwa ibumu, peluk ibu sayang..."
Alya memeluknya erat.
"Ibu... Alya sudah lama ingin bertemu dengan ibu, Alya kangen sama ibu, ibu kenapa ninggalin Alya bu"
"Sayang, ibu juga kangen sama kamu, ma'afkan ibu, dulu ibu pergi meninggalkan kamu"
"Tapi kamu kan sudah ada ayah apa kamu tidak bahagia bersama ayah?"
"Alya bahagia bu, tapi kebahagiaan Alya belum sempurna karena ibu pergi meninggalkan Alya.""Sayang yakinlah... Suatu saat nanti ayah dan ibu pasti akan bersama dengan kamu kembali sayang."
"Ya udah mulai sekarang aku akan terus bersama ibu disini."
"Jangan nak!"
"Kenapa bu?"
"Tempatmu bukan disini nak, kamu harus pulang."
"Tapi bu..."
"Aku ikhlash kalau takdir yang di tetapkan untukku sama dengan takdir ibu."
"Tidak sayang, kamu punya dua anak, mereka masih membutuhkan perhatian dari kamu."
"Tapi kan sudah ada mas Libra bu.""Jangan nak! Libra masih belum bisa seperti ayah kamu, kondisi Libra masih belum benar-benar stabil, kamu tidak boleh meninggalkan Libra, Libra juga dua anak kamu masih membutuhkan kamu sayang"
"Mengertilah, apa yang ibu katakan semata-mata karena ibu sayang sama kamu dan keluargamu"
"Pulanglah sayang!"
Dengan berat hati Alya mengikuti kata-kata ibunya. Ketika hendak beranjak Alya kembali tak sadarkan diri.
"Alya... sayang."
Libra yang saat itu memang sedang kebingungan mencari petunjuk langsung berlari ke arah Alya begitu melihat Alya.
"Libra... bawa Alya pulang, dia akan baik-baik saja!"Libra melihat arah orang yang menyuruhnya membawa Alya.
"Anda siapa?"
"Aku ibunya Alya"
"Ibu Najwa..."
"Iya..."Libra meraih tangan kanan ibu Najwa, lalu menciumnya lembut. Setelah itu Libra menggendong Alya yang masih tetap dalam keadaan pingsan dan membawanya untuk pulang setelah ibu Najwa memberi tahu arah pulang.
Di sepanjang perjalanan pulang Libra mendengar suara perempuan memanggilnya, semakin Cepat Libra melangkahkan kakinya suara itu semakin jelas, hingga akhirnya Libra terbangun dari tidurnya, ternyata dia hanya bermimpi, dan yang memanggilnya adalah dokter Anisa."Pak Libra, lelah sekali ya, saya panggil dari tadi tidak segera bangun?"
Ucap dokter Anisa setelah Libra benar-benar berada dalam dunia sadarnya.
"Ma'afkan saya dokter Anisa, saya..."
"Iya saya mengerti dengan kondisi bapak saat ini"
Libra terdiam.
"Ada yang ingin saya sampaikan kepada anda, bisa ke kantor saya sebentar?"Libra mengikuti langkah dokter Anisa menuju kantornya.
"Selama dua hari ini saya mengamati perkembangan kondisi ibu Alya, saya mendapati sebuah keajaiban"
Dokter Anisa mengatur posisi duduknya.
"Kanker otak yang di derita ibu Alya turun menjadi stadium satu"
"Alhamdulillah... ya Allah..."
"Dan itu artinya ibu Alya tidak harus menjalani pembedahan dan kemoterapi lagi, kami akan menggunakan pengobatan herbal untuk membasmi sel kanker itu"
"Apakah hal itu tidak membahayakan isteri saya dokter?"Libra masih belum yakin seratus persen bahwa langkah yang akan di ambil dokter Anisa akan berhasil.
"Pak Libra tenang saja, kanker stadium satu dapat di golongkan ke dalam kanker jinak, daya perkembang biakannya cukup lambat, jadi tidak akan berpengaruh besar pada kondisi ibu Alya"
"Kalau memang itu kenyataannya kenapa isteri saya belum sadar juga dokter?"Dokter Anisa tersenyum mendengar kata-kata Libra.
"Sebenarnya ibu Alya sudah sadar dari tadi, tapi karena anda telah tertidur pulas, jadi ibu Alya membiarkan anda, dia tidak ingin mengganggu istirahat anda,dan dia ikut beristirahat."
"Benarkah yang dokter Anisa katakan kepada saya?"
"Saya serius pak Libra, silahkan anda lihat sekarang jika anda tidak percaya terhadap kata-kata saya"
Libra bangkit dari tempat duduknya dan melangkah hendak meninggalkan kantor dokter Anisa.
"Pak Libra..."Dokter Anisa menghentikan langkahnya.
"Ada apa dokter?"
"Percayalah pada kami bahwa pengobatan yang akan di jalani ibu Alya akan berhasil, tolong bantu kami dengan do'a bapak"
"Insya'allah dokter"
"Mas... dari mana saja?"Alya menyapa Libra begitu dia membuka pintu. Libra masuk ke ruang rawat Alya dengan rasa tak percaya akan apa yang telah dilihatnya saat ini.
"Sayang... ini benar-benar kamu?"
"Iya ini aku Alya isteri kamu mas, aku sudah kembali."Libra memeluk erat tubuh Alya. Lantunan kalimat tahmid dan tasbih tak pernah dia luputkan dari lisannya. Apa yang telah terjadi saat ini merupakan sebuah anugerah yang sangat indah dalam kehidupan Alya dan Libra.
Satu bulan berlalu, kini kanker otak yang di derita Alya telah benar-benar pergi dari kehidupannya. Alya telah kembali menjalani kehidupan normal bersama suami beserta kedua anaknya.
End

KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Surga 2 (Tamat)
Художественная прозаMasih menceritakan kisah perempuan hebat yang menjadi kebanggaan suaminya. Kisah ini kelanjutan dari bidadari surga satu, tapi, ini versi anaknya Farhan dan Najwa, yaitu Alya.