40. Sakit

288 21 0
                                    

Satu minggu berlalu, Libra pun memutuskan untuk pergi ke Singapore untuk membereskan pekerjaannya di pabrik tekstilnya yang sudah berusia empat tahun itu meski dengan paksaan yang selalu Alya lakukan.

Pagi-Pagi sekali Libra sudah siap berangkat menuju bandara, Alya hanya mengantarnya sampai di pintu gerbang rumahnya karena kondisi Alya saat itu yang memang sedang kurang vit.

"Sayang... kamu gak papa?" Ucap Libra begitu melihat raut wajah Alya yang tiba-tiba pucat.

Dengan segera Alya berusaha mengatur raut wajahnya itu.

"Iya mas, aku baik-baik saja."

Alya berusaha untuk tetap tegar di hadapan Libra walaupun sebenarnya rasa sakit di pinggangnya kembali menyiksanya.

Ya Allah... Kuatkan hamba, jangan sampai suami hamba tahu kalau hamba sedang sakit.

"Mas.... berangkat ya sayang...."

Libra mencium lembut kening Alya, sebelum akhirnya dia pergi meninggalkan Alya.

"Jaga diri baik-baik sayang, mas nitip anakku."
Alya tersenyum.
"Entah sampai kapan aku akan bertahan dalam kebohongan ini mas, aku berharap aku bisa kuat menjalani derita ini mas, aku gak ingin menyusahkan kamu." Jerit batin Alya.
"Insya'allah mas."

Dia menjawab suaminya dengan mata yang mulai di basahi buliran kristal bening.

Bersamaan dengan itu Alya kembali terbaring di brangkar rumah sakit setelah beberapa kali keluar masuk rumah sakit dan itu tanpa sepengetahuan Libra.

Memasuki usia kandungan delapan bulan Alya semakin sering keluar masuk rumah sakit karena gagal ginjal yang diderita Alya semakin parah di tambah lagi dia mengidap kanker otak stadium empat. Berulang kali dokter Anisa membujuknya agar dia mau bayinya di angkat tapi Alya tidak mau. Ada keyakinan yang kuat dalam dirinya bahwa Allah tak akan membiarkannya tersiksa. Dia tetap ingin merawat bayi yang ada dalam rahimnya sampai dia terlahir dengan cara yang normal, meski itu terasa agak sulit diterima akal karena kondisi ibunya yang sudah sangat parah.

Suatu ketika Dara sahabatnya ada di rumah sakit yang di tempati Alya untuk mengecek kesehatan mamanya, dia sangat terkejut begitu mengetahui kondisi sahabatnya yang sangat memprihatinkan itu, Alya koma selama dua hari.

"Dokter... kenapa teman saya seperti ini, dan kenapa Libra gak ada disini, lalu siapa yang merawatnya dokter...?"

Dara mulai menitikkan air mata. Dia sangat terpukul melihat sahabatnya terbaring lemah seperti saat ini.

"Suami ibu Alya sedang berada di Singapore, Semenjak usia kandungannya memasuki empat bulan dia berangkat ke Singapore untuk mengurus pabrik tekstilnya di sana, dan sampai sejauh ini dia masih belum mengetahui bahwa ibu Alya mengidap gagal ginjal dan kanker otak karena ibu Alya melarang saya."
"Jadi selama ini Alya sakit? Tapi Libra nggak tahu? Dan dokter mengikuti kemauannya, untuk tidak memberi tahu Libra?"
"Untuk awal-awal saya sangat mengkhawatirkan kondisi ibu Alya, tapi saya semakin berani mengikuti kemauan ibu Alya karena setelah dia menjalani beberapa pengobatan herbal untuk gagal ginjalnya, satu kali radiotherapy dan tiga kali kemoterapi sel kanker yang bersarang di otak ibu Alya semakin mengecil, dan gagal ginjal yang di deritanya pun mulai bisa dipastikan segera sembuh."

Dokter Anisa beranjak meninggalkan Dara yang masih duduk di samping tempat Alya terbaring. Dara meraih tangan Alya yang terasa dingin lalu mendekatkannya pada pipinya.

"Alya... kenapa kamu harus seperti ini?"
"Dan kenapa kamu tidak cerita sama aku dan Mita."

#####

Bidadari Surga 2 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang