17. Janji Libra

341 28 0
                                    

Alya melangkahkan kakinya mendekati seorang lelaki berpostur tubuh tinggi dan agak kurus yang sedang melamun di dekat jendela ruang kerjanya. Laptopnya masih menyala, beberapa berkas masih berserakan di meja kerjanya. Dan air putih yang ada di meja kerjanya pun masih utuh, itu artinya dia masih belum minum sama sekali. Beberapa kotak makanan masih terjejer rapi di meja samping jendela itu. Sepertinya dia juga masih belum makan.

“Libra...." Sapa Alya sedikit tertahan.
“Kata Mita dan Dara, akhir-akhir ini kamu jarang ke kantor, jarang makan dan kamu sering murung. Apa karena masalah kemarin kamu kayak gini?”
“Kalau itu jawabannya kamu mau apa?” Jawabnya dingin. Tanpa membalikkan tubuhnya.
“Aku ingin kamu berhenti bersikap seperti ini Libra, aku ingin kamu kembali menjadi Libra yang selalu ceria dan yang paling utama tidak membenci kaum perempuan lagi. Hanya itu keinginanku.”

Libra membalikkan tubuhnya menghadap arah Alya. Tanpa terasa Alya meneteskan setitik air mata begitu melihat wajah Libra yang kelihatan pucat disertai garis kehitaman yang melingkar di sekitar kedua matanya.

“Ya Allah... Libra kamu apa-apaan sampai jadi kayak gini?” Lirih Alya nyaris tak terdengar.

“Libra aku minta ma'af, gara-gara aku kamu jadi seperti ini.”
“Ya Allah..... Libra...” Rintih Alya terus-terusan.
“Kalau itu keinginan kamu, kenapa harus mengundurkan diri dari perusahaan Alya?”
“Libra sudahlah jangan bahas itu, lagian apa pentingnya aku disini?” Suara Alya mulai serak.

“Perusahaan ini butuh orang yang professional seperti kamu Alya.”
“Kalau memang itu alasannya, Mita dan Dara jauh lebih professional dari pada aku Libra. Mereka setia sama kamu. Sudah belasan tahun mereka mengenal kamu, sedangkan aku, aku hanya belakangan ini yang datang dalam perusahaan kamu.”
“Memang mereka lebih professional ketimbang kamu tapi ada satu hal yang mereka tidak miliki.”
“Mereka tidak memiliki keberanian seperti apa yang telah kamu lakukan, mereka ingin aku berubah tapi mereka takut untuk mengambil langkah, dan itu alasanku kenapa aku bersikeras memaksamu kembali ke kantor ini.”
“Perusahaan butuh kamu, apalagi aku Alya.”
“Apa maksud kamu?”
“Alya selama ini aku tak pernah mengenal perempuan sampai membuatku gelisah, sampai membuatku tak karuan dan berani untuk menyadarkanku seperti kamu, hanya kamu yang bisa melakukannya Alya. Dan seiring berjalannya waktu tanpa aku sadari hadirnya kamu dalam lukisan sejarah hidupku telah menjadi bagian terpenting Alya.”
"Aku sayang sama kamu Alya, Aku mencintaimu Alya.”
“Bagaimana mungkin Libra? Bagaimana mungkin ada rasa cinta dalam hati kamu, sedang kamu sangat membenci seorang perempuan. Itu tidak mungkin Libra.” Ucap Alya dengan tetap membelakangi Libra.

Maksud hatinya menyembunyikan air mata yang mulai meleleh dipipinya.

“Aku tidak tahu Alya, yang jelas rasa itulah yang tiba-tiba menyusup ke dalam hatiku dan membuatku sangat merasa bersalah sama kamu.”
“Aku memintamu kembali ke kantor, itu karena aku ingin menebus semua kesalahanku sama kamu.”
“Dan aku janji aku gak akan seperti dulu lagi.”
“Tapi ma'af Libra aku gak bisa.”
“Kenapa Alya?”

Libra beranjak mendekati Alya dan Alya terus menghindar dari Libra.

"Ayahku telah menjodohkanku dan aku sudah pernah bilang sama kamu bahwa keputusanku sudah mantap. Sekali lagi aku minta ma'af.”

Alya memejamkan matanya dan menghela napas kuat-kuat.

“Kamu gak perlu melakukan apa-apa karena masalah ini bukan kesalahanmu saja. Aku juga salah. Satu hal yang ingin aku pinta, tetaplah lakukan janjimu itu meski tanpa aku di perusahaan kamu.”

Alya memberanikan dirinya menatap lekat wajah Libra yang nanar itu.

“Sekali lagi aku minta ma'af untuk segala kesalahanku sama kamu mulai dari pertama kita saling mengenal dan terima kasih karena selama ini kamu memberikan kesempatan untukku bisa bekerja di kantor kamu dan rasa cinta yang telah kamu simpan untukku.”
“Sebenarnya aku juga sayang sama kamu, tapi...vapa dayaku,ayahku telah menentukan pilihannya.”

Kata-kata terakhir yang mampu Alya lontarkan sebelum akhirnya dia pergi meninggalkan Libra.
Sejak saat itu Libra mulai memantapkan hatinya bahwa dia harus berubah karena Alya.

Bidadari Surga 2 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang