21. Tamu spesial

330 27 0
                                    

“Alya... buka pintunya sayang! Ada tamu spesial yang harus kamu temui sayang.”

Ayahnya berkata dari balik pintu kamar Alya. Alya dan Libra bergegas memenuhi panggilan ayahnya.

“Tante Weny....”

Alya tersenyum sambil berlari kecil menghampiri adik bungsu ibunya yang berdiri tak jauh dari kamar Alya. Setelah lama berpelukan dan saling melepas rindu, ada dua tamu istimewa lagi untuknya.

“Tante Ratih... tante Rifqa...”

Kedua kakak ibunya itu, memeluk Alya dengan mata yang mulai basah. Melihat Alya saat itu bagaikan melihat Najwa. Dan dengan melihat wajah Alya itulah mereka dapat melepaskan kerinduannya terhadap Najwa.

Ternyata kejutan untuk Alya juga belum habis. Masih ada satu kejutan lagi yaitu dengan hadirnya paman tercintanya, yang merupakan kakak tertua dari ibunya dan kakak yang nomer dua. On Firman dan Om Fahri.

“Ayah... ini benar-benar kejutan banget buat Alya... Terima ayah... Alya memang sudah lama merindukan mereka.”
“Bagaimana kabar kamu sayang?”

Om Fahri mendekatinya. Dia mencium lembut kening Alya.

“Om Fahri, om Firman.. Alya kangen banget... udah lama nggak ketemu... Alya baik om. Seperti yang om lihat saat ini...” Ucap Alya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
“Kamu kenapa nangis sayang?” Om Fahri bertanya pelan.
“Aku bahagia saja om, aku bahagia karena meski di hari yang istimewa buat aku ini ibu sudah nggak bisa bareng aku, tapi aku masih ditakdirkan bertemu dengan saudara-saudara ibu. Dengan hadirnya kalian di sini aku merasa ibu hadir di sini dan juga ikut berbahagia.”
“Alya kangen sama ibu om...”

Dengan secepat kilat kata-kata Alya membuat air mata paman dan bibi serta ayahnya meleleh. Mereka tahu dan mengerti, seberapa rindunya Alya terhadap ibunya yang meninggal sejak dia masih kecil--ketika selesai melahirkan.
“Udah udah... nggak boleh ada yang sedih hari ini... ingat, hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan Alya, jadi tolong jangan warnai kebahagiaannya dengan air mata kesedihan itu ya. Please, kasihan Alya... lagi pula aku yakin Najwa juga ikut bahagia hari ini dan hadir bersama kita, hanya kita tidak bisa melihatnya...”

Pak Farhan berkata pelan. Mereka pun mengusap air mata-air mata itu dan sejenak berusaha melupakan luka yang telah mereka rasakan.

“Jadilah istri yang taat pada suami ya sayang! Kamu adalah pengganti ibumu, jadi kamu harus bisa meniru ibumu!”
“Doakan Alya om. Alya butuh dukungan om Fahri dan semuanya.”
“Jangan khawatir Alya, kita semua akan tetap mendoakan yang terbaik untuk kamu nak.”

***

Bidadari Surga 2 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang