18. Sanggup?

328 27 0
                                    

Enam bulan telah berlalu.

Kini perusahaan Libra mengalami perubahan-perubahan yang sangat pesat. Perusahaan Libra Kini tak lagi memilih karyawan, tak ada bedanya antara laki-laki dan perempuan. Libra pun kini menjadi seorang lelaki yang sangat terbuka dan sangat berbeda dengan dulu waktu masih bersama Alya.

Sedangkan Alya saat ini sudah meniti karirnya di dunia sastra. Karya-karyanya mulai banyak di muat di beberapa percetakan. Begitu banyak orang yang menyukai karya-karya fiksi ciptaannya. Diantaranya, “Jodoh istikharah, Syahiida, Bidadari Surga” dan masih banyak karya yang lainnya.

Suatu ketika pamannya yang bernama Firman memintanya untuk menemaninya untuk menemui kliennya di kota Bangkalan. Hatinya terkejut mendengar kata-kata pamannya.

Tak tahu entah mengapa begitu mendengar kata-kata Bangkalan Alya langsung tertuju pada perusahaan Libra.

“Alya, om ingin ngajak kamu untuk menemui klien om, kebetulan orang yang selalu bareng om sedang berhalangan, kamu bisa nggak?”
“Em.... gimana ya om, kenapa om ajak Alya, kenapa bukan karyawan om yang lain saja.”
“Alya sayang, om ngajak kamu biar kamu tahu gimana caranya ngurus perusahaan, lagian om kan gak punya anak, suatu saat nanti om akan memberikan semua harta om buat kamu nak.”
“Tapi om, Alya gak ngerti masalah kayak gituan.”
“Maka dari itu om ngajak kamu, om mau ngajarin kamu mulai dari sekarang.”

Mendengar kata-kata pamannya Alya sedikit merasa keberatan, dia menghela napas panjang. Kali ini Alya tidak bisa menolak permintaan pamannya itu. Sebelum Alya menutup telfon pamannya dia menanyakan nama direktur dari perusahaan itu. Pamannya tertawa lebar mendengar kata-kata Alya.

“Sayang kamu itu aneh deh, masak mau ketemu klien harus nanya namanya segala.”
“Lagian apa salahnya sih om cuma ingin tahu aja siapa tahu Alya kenal.”

Alya sangatlah terkejut mendengar kata-kata pamannya. Orang yang akan ditemui pamannya ternyata Libra. Tapi anehnya Libra yang diceritakan pamannya itu sangatlah berbeda dengan Libra yang dulu dikenalnya. Ingin rasanya dia bertemu dengan Libra dan memastikan bahwa dia benar-benar telah berubah.

“Tapi..... apakah aku sanggup untuk bertemu dia kembali?” batinnya.

“Halo.... Alya, kamu dengar om bicara kan?”
Alya tersentak dari lamunannya dan menjawab pertanyaan pamannya dengan sedikit gugup.
“Iii... ii... iya om.”
“Jadi bisa nggak?”
“Insya'allah om,  tapi Alya, masih harus ke meja redaksi dulu fiksi baru Alya akan di muat om.”
”Ya sudah sayang, om tunggu.”

Bidadari Surga 2 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang