Keesokan harinya Alya dan Libra kembali ke Bangkalan. Pagi itu mereka sudah siap berangkat menuju kantornya.
"Mas... ayo berangkat, ntar kesiangan, malu sama karyawan-karyawan kalau direkturnya ngajarin gak disiplin waktu." Ucap Alya pada Libra yang masih membereskan berkas-berkasnya kedalam tas kerjanya.
"Ya sayang... ini mas sudah siap."
"Mas itu leadership, jadi harus punya sikap kepemimpinan yang baik. Gimana karyawannya bisa disiplin klo leadershipnya gak disiplin."
"Iya istriku sayang... panjang banget sih ceramahnya."Mereka pun berangkat dengan mobil sedan merahnya. Beberapa waktu kemudian mereka sudah tiba didepan kantornya lalu Libra memarkir mobilnya.
"Innaalillahi wainnaa ilaihi rooji'un." Pekik Alya lirih begitu dia hendak turun dari mobilnya.
"Kenapa sayang?"Libra segera turun dari mobilnya lalu menghampirinya.
"Nggak mas, salah gerak tadi."
"Ayo pelan-pelan sayang!"Libra membantunya turun.
"Astaghfirullah...."
Hampir saja Alya jatuh, tapi dia segera dibantu oleh Libra. Kepalanya tiba-tiba pusing, penglihatannya kabur dan dia merasa kesakitan di pinggangnya.
"Kamu gak papa sayang, mas antar kamu pulang ya, kamu istirahat saja dirumah."
"Nggak mas, aku gak papa, aku kuat kok."
"Tapi sayang...?"Semburat kegelisahan tampak di wajah Libra. Dia menelan ludah. Menatap lekat wajah isterinya yang memang sedang menyembunyikan sakitnya.
"Mas percaya deh sama aku, lihat ini aku gak papa, aku cuma pusing sedikit ntar juga sembuh"
Alya berusaha berdiri tegap di depan Libra dan mengatur raut wajahnya.
"Ya sudah, ayo!"
Libra menggandeng tangan Alya. Dia mengkhawatirkan kondisi Alya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Surga 2 (Tamat)
Fiction généraleMasih menceritakan kisah perempuan hebat yang menjadi kebanggaan suaminya. Kisah ini kelanjutan dari bidadari surga satu, tapi, ini versi anaknya Farhan dan Najwa, yaitu Alya.