Chapter 12

17.9K 1.5K 129
                                    

"Kau tak bisa lari lagi dariku". Ujar namja itu tetap dengan seringai di bibirnya.

Jeongguk terus saja memberontak berusaha melepaskan cekalan tangan namja itu. Semua sia-sia karena tenaga namja itu lebih kuat di banding dirinya.

"Le-lepas". Ucap Jeongguk berusaha lepas dari namja itu.

"Tidak akan aku biarkan kau lari dariku". Itulah kata-kata terakhir yang Jeongguk dengar sebelum namja itu membekap mulutnya dan pandangannya gelap.

.
.

Nyonya Jeon menatap pintu rumahnya dengan rasa cemas. Pasalnya sedari tadi tidak ada tanda-tanda pemuda manis itu pulang. Tuan Jeon dan Wonwoo juga sama cemasnya. Ini bahkan sudah pukul 12 malam tapi Jeongguk tetap tak menampakkan dirinya.

"Bagaimana ini yeobo? Aku sangat mengkhawatirkannya". Ucap Nyonya Jeon.

Rasa takut dan khawatir 14 Tahun yang lalu kini kembali muncul. Ia tidak ingin sesuatu terjadi pada pemuda yang sudah ia anggap anak sendiri.

"Tenanglah sayang dia pasti pulang". Ujar Tuan Jeon menenangkan istrinya.

"Appa, ponselnya tidak bisa di hubungi". Tutur Wonwoo yang sedari tadi sibuk menghubungi Jeongguk.

"Hun-ah kita lapor polisi saja ne? Aku sangat khawatir". Nyonya Jeon terus saja menangis di pelukan sang suami.

Tiba-tiba dering ponsel mengalihkan perhatian keduanya pada Wonwoo. Wonwoo melihat nama yang tertera di layar ponselnya langsung saja menerima.

"Jeongguk-ah kau di mana". Tanya Wonwoo khawatir

".........."

"Tunggu hyung".

Wonwoo memandang kedua orangtuanya yang juga tengah menatapnya.

"Aku akan menjemput Jeongguk. Appa dan eomma tunggu saja di rumah". Tuan dan Nyonya Jeon mengangguk membiarkan putera sulungnya menjemput Jeongguk.

.
.

Suara tangis menggema di sebuah ruangan. Gelap dan kotor menjadi satu-satunya hal yang namja itu lihat. Memeluk tubuhnya sendiri dengan menangis tersedu-sedu.

Keadaannya sangat kacau, bajunya bahkan robek di beberapa bagian. Wajahnya penuh dengan lebam. Teringat kejadian beberapa saat lalu. Tubuh itu bergetar ketakutan. Namja itu benci dirinya sendiri.

Brak

Suara pintu terbuka membuatnya mendongak. Disana ia melihat hyungnya.

"Jeongguk-ah".

Dekapan hangat dari sang kakak membuat namja itu meluapkan tangisnya.

"H-hyung". Lirihnya

"Tenanglah. Kita pulang ne?". Pemuda manis itu hanya mengangguk dalam dekapan sang kakak.

.
.

Tuan Jeon dan Wonwoo mengerang marah saat melihat kondisi Jeongguk yang terbaring lemah di atas brangkar rumah sakit. Di sisi kanan Jeongguk terbaring terdapat Nyonya Jeon yang menangis melihat keadaan pemuda manis itu.

Tadi setelah menemukan Jeongguk dengan keadaan yang tak bisa di bilang baik, namja itu menghubungi orang tuanya untuk memberitahu bahwa ia membawa Jeongguk kerumah sakit. Jelas saja mendengar kabar itu, Tuan dan Nyonya Jeon terkejut. Memangnya apa yang terjadi pada putera bungsunya itu?. Di sisi kiri Jeongguk terdapat seorang dokter sedang memeriksa keadaan pemuda manis itu.

"Tuan Jeon bisakah kita bicara sebentar?". Pinta sang Dokter pada Tuan Jeon setelah selesai memeriksa Jeongguk. Tuan Jeon mengangguk dan mengikuti langkah sang Dokter untuk keluar dari ruang rawat Jeongguk.

Mianhe [Vkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang