Chapter 3

17.9K 1.6K 230
                                    

  Jeongguk sedang menikmati hembusan angin di atap sekolah. Atap adalah tempat favoritnya yang bisa membuatnya merasa tenang dan tidak mendengar omongan para siswa dan siswi yang mencemoohnya. Derap langkah kaki tak membuat Jeongguk terganggu, karena sangking asiknya dia sampai tak menyadari kedatangan seseorang.

"Sedang menghindar Jeon?". Tanya seseorang itu. Jeongguk terlonjak kaget mendengar suara itu. Dia tahu siapa pemilik suara berat itu. Jeongguk hanya diam tak berani menoleh. Sedangkan seseorang itu terus melangkah mendekati Jeongguk dan berhenti tepat di belakangnya.

"Aku sangat muak denganmu Jeon. Untuk apa yang kau masih tetap berada di sini?". Tanya Taehyung, sedangkan Jeongguk hanya terdiam

"Kulihat tadi kau bersama seorang namja populer di sekolah ini, apa kau memohon padanya untuk berangkat bersama? Apa yang kau berikan? Tubuhmu?". Ucap Taehyung tersenyum remeh. Ucapan Taehyung sukses membuat hati Jeongguk sakit. Pria yang selama ini di kaguminya ternyata memandangnya dengan rendahnya. Jeongguk yang mendengar itu langsung bangkit dan menatap Taehyung.

"Dengar! Aku bukanlah orang seperti yang kau maksud. Aku memang orang miskin, tapi aku masih punya harga diri untuk melakukan apa yang kau bilang. Aku tahu kau orang terpandang, tapi kau tak berhak untuk merendahkan hidupku. Aku tahu kau kaya, tapi bukan berarti kau bisa membeli harga diriku dengan uangmu. Aku tahu kau punya segalanya, tapi bukan berarti kau bisa seenaknya berbuat sesukamu. Kau dan aku berbeda hanya karena sebuah derajat. Tapi saat kau telah tiada semua itu tak akan bisa membantumu. Kau akan terlihat sama di hadapan penciptamu". Ucap Jeongguk dengan air mata yang sudah membasahi pipinya. Sakit, itu laj yang Jeongguk rasakan. Ini adalah pertama kalinya Jeongguk berbicara panjang lebar kepada seorang Kim Taehyung, selama ini dia tak pernah sekali pun melawan. Jeongguk melangkah pergi meninggalkan Taehyung. Sedangkan Taehyung tak menyangka seseorang yang selama ini diam bisa menjawab panjang lebar. Tangan Taehyung terkepal, ucapan Jeongguk seperti menghinya.

"Kau salah berurusan denganku Jeon". Gumam Taehyung saat melihat kepergian Jeongguk.

.
.

Jeongguk berlari tak tentu arah di koridor sekolah. Hal itu membuat para siswa dan siswi bingung. Jeongguk tak peduli dengan tatapan mata para penghuni sekolah, dia hanya ingin sebuah ketenangan. Kakinya terus berlari sampai dia menabrak seseorang.

"Jeongguk kau kenapa?". Tanya orang itu sambil mencengkram kedua bahu Jeongguk. Jeongguk pun mendongakkan kepalanya yang semula menunduk.

"Yugyeom?". Panggil Jeongguk. Yugyeom terkejut melihat pemuda di depannya ini beruraian air mata

"Kau kenapa? Ada apa denganmu?". Tanya Yugyeom sedangkan Jeongguk hanya menggelengkan kepalanya

"Baiklah. Mari ikut aku, kita ke belakang sekolah. Tenangkan dirimu ne?". Ucap Yugyeom sambil menarik tangan Jeongguk membawanya ke belakang sekolah.

.
.

Di sinilah Yugyeom dan Jeongguk sekarang berada. Jeongguk tetap menangis, sedangkan Yugyeom bingung harus berbuat seperti apa.

"Tenanglah kau jangan menangis. Sebenarnya apa yang terjadi hem?". Tanya Yugyeom sambil mengelus punggung Jeongguk

"Sebenarnya aku tak peduli kau kenapa". Batin Yugyeom

"Aku terlalu lelah dengan hidupku Gyeom. Kenapa semua orang memandangku begitu rendah. Sebenarnya apa salahku? Kenapa mereka semua menganggapku seolah sampah. Aku tahu mereka orang terpandang, sedangkan aku hanya anak panti asuhan. Yang membedakan aku dan mereka hanya sebuah derajat, tapi bukan berarti itu bisa di jadikan sebuah alasan untuk merendahkanku". Ucap Jeongguk dengan isakannya

"Kau tak perlu dengarkan apa kata mereka. Kau hanya perlu menjadi dirimu sendiri". Ucap Yugyeom

"Kau memang pantas untuk di rendahkan. Bahkan kau tak sederajat dengan kami semua". Batin Yugyeom

Mianhe [Vkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang