Chapter 1

45.3K 2.2K 297
                                    

Jeon Jeongguk, seorang namja berumur 17 tahun itu memandang seorang namja bersurai coklat dari atap sekolah. Ini adalah rutinitasnya setiap hari dia lakukan agar dapat melihat pemuda yang selama ini di kaguminya. Terlihat namja bersurai coklat itu sedang berada di lapangan basket dengan sebuah bola di tangannya. Jeongguk tersenyum, dia tak menyangka sosok itu akan bertambah sempurna dengan keringat yang membasahi tubuhnya. Senyumnya luntur, saat onyxnya menangkap seluet sosok seorang yeoja yang menghampiri namja bersurai coklat. Dapat di lihatnya, yeoja itu memberikan sebotol air yang langsung di terima namja bersurai coklat. Dua sosok itu terlihat sedang tertawa.

"Aku tidak ada apa-apanya jika di bandingkan dengan dia". Ucap Jeongguk. Perlahan dia bangun dan pergi dari atas sekolah, agar tak membuatnya terus melihat seorang yang selama ini di kaguminya bersama wanita lain. Kakinya terus melangkah menuruni anak tangga. Di koridor sekolah, bisik-bisik siswa dan siswa memasuki indra pendengarannya dan Jeongguk hanya menunduk. Ini sudah biasa baginya, setiap hari selalu di cemooh oleh para penghuni sekolah

Bruk

"Shit. Apa kau tak punya mata hah". Ucap seorang namja yang baru saja tertabrak oleh Jeongguk

"Mianhe sunbae". Ucap Jeongguk sambil membungkukkan badannya pada dua orang namja kakak tingkatnya. Ya, Jeongguk adalah murid kelas 11 sedangkan 2 orang namja di depannya ini kelas 12

"Dasar miskin. Kenapa kau masih di sini hah? Seharusnya kau tak berada di sini, di sini tak pantas untuk orang miskin sepertimu. Kau di sini hanya mengandalkan beasiswa". Ucap namja itu dengan angkuh. Memang benar, Jeongguk hanyalah orang miskin, dia bahkan tinggal di panti asuhan selama 14 tahun. Orang tuanya pun dia tak ingat, apa mungkin dia memang di buang oleh orang tua.

"Sudahlah Mark, kau tak usah berurusan dengannya". Ucap seorang namja bersama namja bernama Mark.

"Dasar miskin". Maki Mark pada Jeongguk. Setelah kepergian kedua namja itu, Jeongguk diam. Dia tak tau bagaimana hidupnya bisa seperti ini. Kakinya berlari menaiki atap sekolah kembali, hanya itulah tempat yang membuatnya tenang tanpa mendengar cemoohan para siswa. Di atap sekolah Jeongguk jatuh terduduk, menangis sejadi-jadinya.

"Menangisi takdirmu eoh?". Ucap seseorang di belakang Jeongguk. Jeongguk menoleh, dan bangkit berdiri, disana ternyata ada seorang pemuda bersurai coklat, pemuda yang sudah lama di kaguminya berdiri dengan angkuhnya entah sejak kapan dia berdiri di belakangnya. Jeongguk tidak tahu jika dirinya tak hanya sendiri disini.

"Wae? Apa kau lelah? Ingin keluar dari sekolah ini eoh". Tanya namja bersurai coklat sekali lagi. Jeongguk tak tahu harus menjawab apa, lidahnya terasa kelu untuk di gerakkan

"Sadarlah Jeon. Kau tak pantas berada di sini, tempatmu bukan di sini kawan. Apa kau lupa siapa dirimu? Oke aku ingatkan, kau hanya sampah disini Jeon". Ujar namja bersurai coklat dan berjalan menghampiri Jeongguk.  Kim Taehyung adalah namja bersurai coklat. Jeongguk kembali bungkam, bukannya dia tak berani melawan, hanya saja itu percuma untuknya. Dia tahu siapa namja yang sekarang berdiri di depannya.

"Aku kasihan padamu Jeon. Kenapa orang sepertimu harus berada di lingkungan sekolah yang jelas-jelas hanya untuk orang terpandang. Sedangkan kau, kau hanya anak panti asuhan". Ucap Kim Taehyung menyeringai. Taehyung tau namja di depannya ini tak akan berani menjawab. Sedangkan Jeongguk hanya tertunduk

"Ingat Jeon, kau hanya sampah disini". Setelahnya Taehyung pun pergi meninggalkan Jeongguk seorang diri. Tubuh Jeongguk merosot ke bawah, hancur sudah pertahanannya yang sedari tadi dia bangun kuat-kuat.

"Kenapa hiks Tuhan seakan membenciku hiks? Kenapa dunia seakan hiks tak menerimaku? Semua orang bahkan tak melihatku hiks. Appa eomma hiks bahkan membuangku". Ucap Jeongguk dengan air mata yang menetes menuruni pipinya. Jeongguk tak tau kenapa hidupnya seperti ini.

Mianhe [Vkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang