Chapter 28

14.3K 1.2K 29
                                    

Keesokan harinya di tempat yang sama. Lagi-lagi keduanya bertemu. Dan tentu saja itu hanya rekayasa Taehyung. Seolah-olah tanpa sengaja bertemu Jungkook. Dan seperti inilah. Lagi-lagi Jungkook menuduh Taehyung yang tidak-tidak.

"Aku sangat yakin bahwa kau itu mengikutiku". Tuduh Jungkook. Matanya menatap tajam ke arah Taehyung.

"Siapa yang mengikutimu? Aku hanya kebetulan saja sedang berada di taman ini". Elak Taehyung. Tersenyum tipis karena apa yang di tuduhkan Jungkook itu benar.

"Bukankah kau kemarin bilang bahwa kau mengikutiku? Jadi tidak perlu mengelak lagi". Ucap Jungkook sinis. Menatap remeh ke arah Taehyung yang kini termangu.

Taehyung terdiam. Kalah telak dalam perdebatan antara Jungkook dan dirinya. Termakan omongannya sendiri dan itu membuatnya bungkam.

"Kenapa? Aku benar kan?". Sinisnya sekali lagi.

Taehyung menghela nafas berat. Lelah berdebat dengan Jungkook.

"Baiklah aku mengaku. Iya aku mengikutimu. Aku hanya ingin meminta maaf". Ucapnya.

"Sudah aku bilang kita tidak ada urusan lagi. Jadi jauh-jauh dan jangan mengikutiku lagi". Ucap Jungkook. Melangkah pergi mencoba mengabaikan Taehyung.

"Aku hanya ingin meminta maaf padamu". Taehyung mengikuti langkah Jungkook. Berusaha menarik perhatian pemuda itu agar mau berbicara padanya.

"Sudah aku bilang jangan mengikutiku". Jungkook menatap tajam pada Taehyung. Merasa tidak suka ketika pemuda yang katanya bernama Taehyung itu terus mengikutinya.

"Sekali lagi kau mengikutiku, aku akan menendang selangkanganmu". Ancamnya.

Maka langkah Taehyung terhenti. Sekali lagi Taehyung membiarkan Jungkook pergi walau berat hati. Masih ada hari-hari lain untuk mendekati pemuda itu.

.
.

Jungkook menghempaskan tubuhnya di kasur. Pikirannya melayang pada pertemuannya dengan Taehyung. Jungkook benar-benar yakin bahwa Taehyung mengikutinya. Apa yang membuat pemuda itu terus mengikutinya?

Sebenarnya Jungkook bingung akan kemana setelah dari taman. Tidak ada tempat yang ingin di kunjunginya untuk menghilang segala rasa kesalnya. Maka pilihannya adalah rumah. Tempat yang tidak biasanya ia jadikan tujuan. Sudah lama sekali ia tidak menikmati keheningan rumah itu.

Jika sedang kesal biasanya ia akan mengunjungi tempat-tempat ramai. Maka kali ini ia hanya ingin berbaring. Dan jika kalian pikir tempat itu adalah club atau sebagainya, maka kalian salah besar. Jungkook sangat tidak suka dengan hal-hal seperti itu.

Lalu derit pintu terbuka membuatnya menoleh. Di ambang pintu sana eomma-nya berada. Nyonya Jeon sepertinya sedikit terkejut ketika melihat adanya sang putera. Lantas tersenyum.

"Eomma hanya mengecek apakah kau pulang atau tidak". Ucap Nyonya Jeon. Ya ini adalah kebiasaan Nyonya Jeon untuk melihat Jungkook pulang atau tidak. Dan ternyata putranya itu pulang. Sebenarnya ia heran tidak biasanya Jungkook berada di rumah. Biasanya anak bungsunya itu akan kembali setelah menghilang tiga hari. Entah dimana puteranya itu tidur jika berada di luar rumah. Yang pasti Nyonya Jeon selalu mengkhawatirkan keadaan Jungkook.

Nyonya Jeon melangkah mendekati Jungkook yang berbaring. Mendudukan dirinya di pinggiran ranjang Jungkook. Lalu Jungkook mendudukkan dirinya dan menatap sang eomma.

Canggung. Itulah yang keduanya rasakan. Jungkook bingung bagaimana menanggapi sang eomma. Jelas saja karena selama ini ia tidak pernah dekat dengan wanita itu. Yang ada dia sering kali bersikap tidak sopan. Jadi yang Jungkook lakukan hanya diam.

Mianhe [Vkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang