Chapter 11

17.8K 1.5K 45
                                    

"Jeongguk-ah kau kenapa? Kenapa kau menangis?". Tanya Seokjin saat melihat Jeongguk menangis. Ya Seokjin memang berniat mencari Jeongguk. Dia sudah tahu dimana Jeongguk berada seperti biasanya.

"Hyung sakit...hiks...hiks...kenapa sesakit ini hyung? Kenapa aku sangat bodoh? Kenapa aku sangat mudah mempercayai seseorang..hiks". Ucapnya di sela isakannya. Seokjin membawa tubuh Jeongguk dalam dekapannya, dan Jeongguk membalas dekapan Seokjin. Sungguh, ia sangat sedih melihat seseorang yang sudah di anggapnya adik itu menangis.

"Ssss...Uljima ne? Kau tak perlu bersedih Jeongguk-ah. Ada aku dan yang lain. Kami akan menjagamu". Jujur saja sebenarnya Seokjin tak paham dengan apa yang Jeongguk bicarakan. Yang dia bisa hanyalah menenangkan pemuda manis itu.

"Uljima ne? Hei lihat aku Jeongguk-ah". Jeongguk mendongak menatap Seokjin.

"Aigoo lihatlah! Wajahmu jadi jelek. Dan iuh apa itu ingusmu keluar?". Jeongguk langsung menghapus ingusnya saat Seokjin mengejeknya. Seokjin hanya terkekeh melihat kelakuan Jeongguk.

"Hahaha aku bercanda Guk-ie. Kajja kita kembali, sebentar lagi jam istirahat berakhir". Jeongguk mengerucutkan bibirnya saat tahu bahwa Seokjin mengerjainya. Tapi bagaimanapun ia tetap mengangguk. Seokjin bernafas lega karena melihat Jeongguk yang sudah tenang.

.
.

Jeongguk memasuki mansion keluarga Jeon. Jujur saja, sebenarnya dalam hatinya masih terasa sungkan saat memasuki mansion keluarga Jeon. Meskipun keluarga Jeon memperlakukannya sangat baik, tapi ada kalanya hati kecil Jeongguk merasa tak nyaman. Seolah-olah dia merasa tak pantas untuk menjadi bagian dari keluarga Jeon. Jeongguk sesekali tersenyum saat para maid menyapanya. Karena sikapnya yang ceria dan mudah beradaptasi, tak heran jika dia sudah bisa mengenal semua para maid.

"Ah anda sudah pulang Tuan Muda? Ingin saya buatkan sarapan?". Tanya seorang pelayan saat melihat Jeongguk yang berjalan menuju dapur setelah mengganti seragamnya dengan baju rumahan.

"Ne ahjumma. Tapi aku ingin membantu? Dan anda tak perlu memanggilku Tuan Muda ahjumma. Panggil saja aku Jeongguk". Jawabnya tersenyum manis. Hal itu juga membuat sang pelayan tersenyum.

"Sangat tidak sopan jika saya memanggil anda dengan sebutan nama Tuan Muda". Ujar pelayan tersebut.

"Akan sangat tak sopan lagi bila aku membiarkan anda yang lebih tua memanggilku dengan sebutan Tuan Muda ahjumma". Sang pelayan tersenyum mendengar perkataan Jeongguk.

"Baiklah Jeongguk-ie. Jadi mari kita mulai memasak". Ujar pelayan tersebut. Jeongguk nampak antusias saat membantu pelayan tersebut memasak. Dan semua itu tak lepas dari penglihatan Nyonya Jeon yang sedari tadi melihat dari anak tangga.

"Bahagialah selalu Jeongguk-ah". Gumam Nyonya Jeon sambil tersenyum.

.
.

Kim Taehyung benar-benar tak tahu harus apa. Para sahabatnya juga sudah menjauhinya, sedangkan Yugyeom teman nakalnya itu mengkhianatinya. Jadi yang di lakukannya saat ini adalah membolos ke gudang belakang dan bermain game yang berada di ponselnya. Tak ada yang tau tempat itu selain dirinya dan juga para sahabatnya juga Yugyeom. Oh satu lagi Jeon Jeongguk. Kerena setiap Taehyung menghajar Jeongguk, dia selalu membawanya ketempat itu.

Suara pintu terbuka membuatnya mengalihkan pandangannya. Melirik sinis saat tau siapa pelakunya.

"Mau apa kau kemari?". Sarkasnya. Yugyeom tetap berjalan mendekati Kim Taehyung

"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu". Jawabnya setelah berhenti di depan Taehyung yang sedang duduk di sebuah sofa. Gudang itu memang Taehyung ubah menjadi markas dengan fasilitas yang cukup mewah. Taehyung berdecih mendengar perkataan Yugyeom. Matanya menatap Yugyeom dengan senyum remeh yang tercetak di bibirnya.

Mianhe [Vkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang