Jari-jari Alvan dengan lincah memetik senar gitar menimbulkan nada-nada yang enak didengar. Mulutnya bernyanyi menyesuaikan."Mmm..."
"Baby I don't understand this,"
"You're changing, I can't stand it,"
"My heart can't take this damage,"
"And the way I feel, can't stand it,"
"Mmm, baby I don't understand this~"
Semburat orange yang terlihat samar dari sela-sela bangunan tinggi didepan Alvan berhasil memanjakan matanya. Pemandangan sore yang indah.
Alvan menikmati setiap hembusan angin yang menyapu halus kulitnya, membiarkan angin menggoyangkan rambutnya yang sedikit berantakan. Jarinya tetap lincah memetik senar gitar, dan mulutnya dengan suara merdu bernyanyi penuh penghayatan.
"Girl, you're making it hard for me,"
"Girl, you're making it hard for me,"
"Girl, you're making it hard for me,"
"Uh yeah yeah yeah~"
"Girl, you're making it hard for me-"
Alvan menghentikan aktivitasnya sejenak sambil mengamati seorang pria berjaket hitam juga memakai helm hitam yang memberikan secarik surat kepada satpam rumah. Lalu pergi.
Dia menyenderkan gitar dark coklat miliknya di pagar balkon kamar bertepatan dengan suara dering ponsel yang tergeletak di kursi. Tertera nama 'Omah' dilayar, tanpa pikir panjang cowok itu segera menggeser tombol telepon berwarna hijau.
"....."
"Dimana?"
"....."
"Iya, Alvan siap-siap sekarang."
"...."
"Iya."
.
.Elin menopang dagu dengan tangan kiri sedangkan tangan kanannya mengaduk-aduk caffe late yang sama sekali belum dia minum. Matanya menatap keluar jendela mengamati orang-orang yang berlalu-lalang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.
"El," panggil Pria berkaos hitam yang baru saja datang dari arah belakang. Pria tersebut menarik kursi dan duduk didepan Elin.
Elin belum tersadar dengan kedatangannya sampai pria berkaos hitam tersebut menyentil kening Elin cukup keras. Elin mengusap keningnya yang sakit, sedetik kemudian dia menatap tajam pria yang sudah duduk di depannya.
"Kakak!" Geram Elin sambil menendang kaki pria didepannya dari kolong meja.
Pria yang dipanggil kakak oleh Elin itu hanya terkekeh kecil melihat ekspresi adiknya yang menggemaskan ketika kesal.
Elin biasa memanggil pria itu dengan embel-embel Kak- 'Kak Rey'. Mereka berdua terpaut usia empat tahun, yang jelas Reynal lebih tua empat tahun dari Elin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Middleman
Teen Fiction❝Sahabat atau kekasih?❞ Kalau dua-duanya bisa kenapa tidak? ❝Bertahan dengan yang sudah lama atau membuka hati untuk yang baru datang?❞ Jika mempertahankan hati milik yang sudah lama tetapi tidak kunjung diberi kepastian buat apa? Jangan jadi orang...