16 - Ditolak

82 29 0
                                    


Sandra dan Zain berjalan berdampingan, sedangkan dibelakangnya Farel dan Alex asik membahas gosip terbaru dunia perselebritisan.

Tidak seperti biasanya, Sandra kali ini tidak bergelayut manja dilengan kekar milik Zain. Cewek itu berjalan dengan wajah datar menatap koridor dengan tatapan lurus.

Dari arah berlawanan Elin terlihat berjalan dengan langkah ringan. Seperti biasanya cewek itu selalu berdua dengan sahabatnya, siapa lagi kalau bukan Kate. Kate terlihat sedang memberi wejangan kata-kata kepada Elin, dengan ekspresi Kate yang terlihat serius bercampur kesal dan ekspresi Elin yang sangat ketara sekali sedang malas.

Kate yang semula sedang berbicara panjang lebar langsung menghentikan langkahnya, begitu pula dengan Elin. Didepannya ada Zain dan Sandra, tidak berjarak satu meter diantara keempatnya berdiri.

Kate memasang senyum manis, lalu berusaha menyapa Zain walau hasilnya Zain tidak meresponnya. Sudah biasa. Cewek dengan tas punggung warna navy itu beralih melambaikan tangan kepada Farel yang berdiri di belakang Sandra, cowok itu balik melambaikan tangannya.

"Abang Zain, gue pulang duluan sama ayangnya akoh ya!" Pamit Farel, lalu cowok itu mendekat kepada Zain. Membisiki sesuatu pada kuping Zain, "kesempatan nih, jangan lo sia-siakan," ucapnya, lalu menepuk pundak Zain dua kali sebelum tangan kirinya meraih pergelangan Kate untuk diajak beranjak pergi dari sana.

"Elin gue duluan ya, bye!" Ucap Kate dan Elin hanya mengangguk.

Elin tersenyum kepada Zain, mengangguk, "duluan kak," lalu gadis itu mengambil langkah kesamping agar tidak bertabrakan dengan Zain.

Sebelum melangkah kembali, pergelangan tangan Elin dicekal Zain yang berhasil membuat cewek itu tersentak kaget.

"Gue mau ngomong," ucap Zain dingin, datar, dan hampir tidak terdengar. Tetapi Elin cukup mampu mendengarnya. Elin menoleh, menatap Sandra yang sedang memasang wajah datar.

"Ng-ng aku ada urusan kak, kapan-kapan aja," bohong Elin sambil terus memperhatikan wajah Sandra.

Sandra tersenyum tipis, ketara sekali kalau senyum tersebut dipaksakan. Dia menyelipkan sejumput rambutnya yang terkena angin ke belakang telinga. "Gue nggak apa-apa, Zain mungkin perlu ngomong pribadi sama lo. Dan itu bukan urusan gue, gue duluan. Permisi."

Elin terbengong. Ini moment langka. Seorang Sandra tidak mempermasalahkan Zain memegang tangannya bahkan berduaan dengannya. Elin masih takjub. Bahkan Alex yang sedari tadi berdiri di belakang Zain hanya melongo melihat Sandra yang mulai berjalan menjauh.

"Ikut gue," ajak Zain. Sebelum melangkahkan kakinya, Alex terlebih dahulu menepuk pundaknya.

Alex sedikit berjinjit agar dia bisa membisikkan sesuatu kepada Zain, Zain mengangguk samar lalu Alex menepuk kembali bahunya.

"Good luck bro, gue duluan!" Ucap Alex sedikit teriak.

"E-eh mau kemana kak?" Elin yang merasa tidak bisa mengimbangi langkah Zain menjadi tergopoh, langkah Zain benar-benar cepat dan panjang-panjang.

"Pulang bareng gue," ucap Zain.

"Katanya ada yang mau kakak omongin?"

"Bukan disini."

Dari jarak sepuluh meter dibelakang Elin dan Zain berjalan, Alvan mendengus kesal. Dia dengan cepat berjalan menuju tempat dimana dia memarkirkan motornya.

Melihat tangan Elin yang digenggam oleh Zain membuat hatinya panas, rasanya pingin mencak-mencak dibawah derasnya guyuran shower yang seger. Tapi sayang, Alvan mandinya masih pake gayung legend bentuk lope-lope, wkwkwk.

MiddlemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang