33 - Uks

94 28 2
                                    


"Kak Fathur?"

Cowok bertopi hitam tersebut menoleh karena merasa dirinya terpanggil. Menatap dua orang yang dia rasa baru datang dengan senyum mengembang.

"Sini duduk," ucap cowok bernama Fathur tersebut. Dia menunjuk dua bangku kosong di depannya.

"Gue nggak nyangka kalau cinta lo sudah diterima sama tuh curut," ucap Fathur disertai dengan kekehan sembari menunjuk Farel dengan dagunya.

Kate tertawa kecil, "aku nggak pernah nembak kak Farel dih."

"Oh ya? Terus dulu siapa yang suka ngirim coklat di laci Farel dengan sticky note hitam bertuliskan untuk kak Farel Ali Syahdan dari Istri Sehun, semoga kakak suka dan semoga kakak cepet peka gitu siapa yang ngirim?"

"Bah-anjir dah iya, itu ternyata pacar lo Rel?" Tanya Alex. Fathur dan Farel hanya terbahak.

Kate menunduk. Malu sekali. Padahal itu sudah lama sekali bahkan Kate pun sudah hampir lupa. Tapi nyatanya Fathur masih ingat saja. Hilang sudah harga diri Kate di depan teman-teman Farel. Fathur ini ternyata masih suka julid. Tidak berubah sama sekali.

Fathur berdehem. "Lo udah tau alasan gue ninggalin Elin, kan?" Tanyanya. Nada suaranya merendah. Menatap Kate lamat-lamat.

Kate mengangguk pelan, "iya kak."

"Lo yakin lo nggak ngomong apa-apa sama Elin?" Tanya Fathur. Kate menggeleng.

Fathur mengangguk, "good. Biar gue sendiri yang jelasin semuanya ke Elin. Kalian semua cuma perlu diam aja."

"Kapan?" Tanya Zain. Semua mata menatapnya, cowok yang dari tadi diam itu akhirnya membuka suara.

"Kalau gue udah siap," jawab Fathur.

Zain menatap Fathur lekat-lekat, "tapi nyatanya lo nggak pernah siap."

Kate menelan ludahnya melihat ekspresi Zain. Kelewat dingin, sumpah. Zain terlihat lebih menyeramkan dari biasanya. Kate bahkan langsung merasa suhu disekitarnya jadi merasa berbeda ketika Zain membuka suara.

Alex menepuk bahu Fathur, "Elin cuma punya hari ini dan besok, lusa kita sudah pulang ke Jakarta," ucapnya.

Fathur mengangguk, "gue takut-"

"Takut?"

"Takut Elin bakal terluka."

"Dia udah terluka kak," celetuk Kate. Keempat cowok itu kompak menatapnya.

Kate menelan ludah. Walau begini dia sebenarnya memendam amarah kepada Fathur mengingat bagaimana kondisi Elin yang terpuruk waktu itu. Walaupun sekarang Elin sudah jauh lebih baik dan selalu mengatakan bahwa dirinya tidak apa-apa. Tetap saja, Kate adalah satu-satunya orang yang ada di samping Elin, yang menjadi sandaran Elin selain Reynal.

"Sesayang itu Elin sama kakak, sayang banget. Kakak tau itu kan? Elin benar-benar seperti kehilangan semangat hidup waktu itu. Dia benar-benar kacau, karena kak Fathur itu berarti banget untuk Elin," ucap Kate.

"Elin kehilangan sahabatnya, lalu dengan waktu bersamaan Kak Fathur ninggalin dia," ucap Kate lagi.

"Dan menurut aku, maaf, kakak emang jahat," lanjut Kate.

Fafhur merasakan benda tumpul menghantam dadanya keras-keras. Ucapan Kate membuat dirinya makin merasa bersalah. Jujur saja, Fathur masih mencintai gadis itu sampai sekarang.

"Kate, lo kok ngomongnya gitu. Lo kan udah tau alasan Fathur ninggalin Elin," ucap Alex.

Kate mengangguk, "bahkan setelah aku dengar alasan kak Fathur ninggalin Elin, alasan itu semakin membuat kak Fathur lebih jahat dimata aku, mungkin juga Elin ketika dia sudah tahu nanti."

MiddlemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang