Hey hey hey
Lanjut lagi kuy
Jan lupa vote dulu ey
Happy reading 🌝
Saat sampai di kantin,Rendi duduk bersama dengan teman-temannya yang sedari tadi menunggunya.
"Woy bro,dari mana aja lo baru dateng," ujar Didit.
"Santai,biasa lah ngurusin pacar dulu," sahut Rendi sembari mendaratkan tubuhnya disebelah Vian.
"Alah lo Ren,giliran baikan aja sama pacar lo kaya gitu ga inget kita,tapi giliran lo ada apa-apa sama pacar lo,kita juga dicariin," ledek Doni.
"Pernyataan dari mana tuh,lo mau cari ke mbah google aja ga bakalan ada tuh pernyataan," sahut Rendi.
"Ya santuy kali Ren," sahut Doni terkekeh.
"Eh Ren,dari pada lo debat ae sama makhluk gajelas kaya Doni mending lo sekarang pesenin kita makanan dah tuh,katanya lo baik,itung-itung pj dah,dari semenjak lo pacaran kan belum kasih kita pj," ujar Vian menepuk bahu kekar Rendi.
"Iya juga si ya,gue belum pernah kasih kalian pj," sahut Rendi yang kemudian bangkit dan beranjak ke warung paling pojok yang bisa dibilang langganan mereka untuk memesan makanan serta minuman.
***
"Assalamualaikum," suara seseorang terdengar dari balik pintu rumah Lisa.
"Waalaikumsalam," sahut Ibu Lisa sembari membukakan pintu.
"Ehh jeng Yuni," ujar Ibu Lisa setelah menemukan seorang wanita bertamu kerumahnya.
"Iya jeng Rere,gimana kabarnya? udah lama banget ya ngga ketemu," sahut Bu Yuni.
"Iya udah lama banget,eh mari masuk jeng," Bu Rere atau Ibu Lisa mempersilahkan Bu Yunu masuk.
"Iya makasih jeng."
"Sebentar ya,saya bikinin minuman dulu," ujar Bu Rere.
Lima menit kemudian Bu Rere keluar dengan membawa secangkir teh manis dan beberapa makanan ringan.
"Monggo jeng,diminum."
"Iya terimakasih jeng."
"Eh gimana kabarnya jeng kabarnya?" ujar Bu Rere.
"Alhamdulillah baik jeng,eh ngomong-ngomong Lisa udah gede dong yah jeng kan seumuran sama anak saya?"
"Iya jeng sekarang Lisa udah kelas X."
"Waduhh cocok nih kalo kita jodohin," ujar Bu Yuni terkekeh.
"Aduh masih SMA kok udah bahas jodoh-jodohan si jeng," sahut Bu Rere.
"Ngga papa lah jeng kan siapa tau nanti kita bisa jadi besan."
***
"Ren,kamu main dong kerumah," ujar Lisa yang tengah duduk bersama di sebuah kursi di taman yang biasa mereka datangi sepulang sekolah.
"Ngga di suruh juga aku bakalan dateng kok," sahut Rendi.
"Kapan?"
"Mmm kapan yaaa? emang kenapa si? atau ngga kamu ngga cukup cuma ketemu aku kalo disekolah aja ya?"
"Ck,apaan si,Haikal tanyain kamu terus katanya kapan mau mabar game lagi," sahut Lisa.
"Yakin? tapi apa yang aku bilang ada benernya juga kan?" ledek Rendi.
"Mmmm gatau ah," sahut Lisa dengan pipi yang mulai memerah.
"Ngga perlu dijawab juga aku udah tau kok,tuh pipi kamu merah," ujar Rendi terkekeh.
"Udah ah,pulang yuk," ajak Lisa.
"Yaudah yuk,mau beli apa buat ibu kamu sama Haikal?" tanya Rendi.
"Ngga usah dibawain apa-apa," sahut Lisa.
"Ih kamu tuh anak durhaka ya,aku ngga mau ya punya pacar anak durhaka," ledek Rendi.
"Kamu tuh durhaka,udah ah yuk pulang" sahut Lisa yang kemudian menarik lengan Rendi.
"Eh bentar,beli martabak ya? kan ibu kamu sama Haikal suka martabak," ujar Rendi.
"Iya-iya udah ah buruan."
Rendi mulai menarik gas motornya dan meninggalkan pelataran taman.
Segini dulu ya?
Lagi agak mager:v
Nantikan part selanjutnya🖑
Sorry kalo ada typo bertebaran:v
KAMU SEDANG MEMBACA
LISA DAN RENDI [COMPLETED]
Teen Fiction"Lo apa-apaan si,main tarik-tarik tangan gue," kata Lisa sambil melepaskan pergelangan tangan yang digenggam erat oleh Rendi. "Lo lucu kalo lagi marah." . . . . . Happy reading;)