33

187 13 0
                                    


Siap buat lanjut guys?
Okey let's go.
Happy reading.Semoga kalian suka❤







***

Derai angin malam membuat Lisa semakin terlarut kedalam lamunannya.Entah apa yang ada dipikirannya sekarang.Kosong,benar-benar kosong!

"Lisa,lagi nglamunin apa si?" ujar Ibu yang membuat Lisa sontak terbangun dadi lamunannya.

"Eh ibu,ngga kok bu," sahut Lisa.

"Kalo ada apa-apa,kamu cerita aja sama ibu ya?"

Lisa mengangguk dan tersenyum.

"Yaudah,kamu tidur ya,jangan lupa berdoa," ujar Ibu tersenyum sembari mengusap rambut Lisa pelan.

Lisa hanya membalas dengan senyuman.

***

"Eh apaan kok lo kasar sih,biasa aja dong," ujar Lisa.

"Kenapa?! ngga suka?!" sahut Dewi.

"Nggak,kenapa?!"

Dewi tetap saja mendorong-dorong badan Lisa hingga ia hampir saja terjatuh.

"Ya lo biasa aja ngga usah dorong-dorong," ujar Lisa sembari mendorong Dewi sampai terjatuh.

Disaat itu Rendi datang.Batin Dewi,ini saatnya ia memanfaatkan situasi.Ia kemudian berteriak kesakitan.

"Loh Wi,lo kenapa? Dewi kenapa Lis?" tanya Rendi.

"Ren,tadi tuh aku di dorong sama Lisa,sampe aku jatuh dan kesakitan,padahal kan aku ngga ngapa-ngapain dia," ujar Dewi.

"Ngga,itu semua tuh.."

"Cukup Lis,kamu tau kan dari dulu tuh aku ngga suka sama cewe yang kasar,aku kira kamu tuh beda dari yg lain,tapi ternyata itu cuma didepan doang,kalo dibelakang mah gini,maaf Lis,aku mending sendiri,daripada harus punya pacar yang bukan tipe aku,cuma bikin pusing aja tau ngga," ujar Rendi sembari menatap bola mata Lisa lekat.

Tak disangka mata Lisa mulai meneteskan air mata.Namun Rendi lebih memilih pergi dari hadapannya.

"Itu semua ngga bener Ren,aku bisa jelasin!"

Dewi hanya menyaksikan dengan tatapan penuh kegembiraan.

"Puas lo udah bikin gue putus sama Rendi?! puas udah bikin Rendi benci sama gue?! puas?!" geram Lisa.

Lisa berlari meninggalkan Dewi sendiri masih dengan air mata yang mengalir dipipinya.

***

"Woy bro darimana aja si lu,kita tungguin juga," ujar Didit.

"Iya,kita tau lo udah ada cewe,tapi jangan sampe lupa sama kita kali,ya ngga men?" sahut Vian.

"Yoi," sahut Doni.

"Brisik lo semua! bisa diem ngga sih!" ujar Rendi emosi dan menggebrak meja.

"Ren-Ren,lo kenapa? lo ada apa? sumpah men lo harus cerita sama kita,soalnya kita ngga mau aja gitu loh,jadi pelampiasan kemurkaan lo," ujar Doni.

"Iya Ren,nanti kalo kita dijadiin pelampiasan nih,muka kita ngga ganteng lagi men,cewe-cewe ngga ada yang tertarik lagi,wah bahaya,bisa ngga laku lagi kita," lanjut Vian.

"Apa lagi gue Ren,nih muka ngga di bonyokin aja,ngga laku-laku,gimana kalo bonyok,wah ngga bisa dibayangin men," lanjut Didit.

"Lo bertiga bisa diem ngga sih?! kalo kalian bacot mulu,yang ada kalian abis!"

"Wah tenang men,lo mending tarik napas,buang,tarik lagi,buang lagi," ujar Vian mencoba menenangkan.

"Heh,pentol korek,apaan tarik buang,tarik buang,mending nih kita ke kantin,minum es teh tuh,kan dingin," protes Didit.

"Lo punya otak dipake dong,yang ada nanti dibanting tuh gelas,dilempar ke pala lo,mau?" sahut Doni.

"Ngga-ngga,Didit bener,mending kita ke kantin aja,gue mau ngademin pikiran," ujar Rendi.

"Tuh apa gue bilang,makanya punya otak tuh dipake buat mikir,jangan cuma jadi pajangan aja," ujar Didit membanggakan diri.

Mereka akhirnya mulai beranjak pergi.












Guys maaf ya baru up lagi hehe
Mager bgt soalnya hehe:)
Oiya gimana si rasanya kalo kalian di posisi Lisa?
Tulis di kolom komentar ya;)
Sorry juga klo ada typo bertebaran.

LISA DAN RENDI [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang