39

211 9 0
                                    

Happy reading...


"Gue ada sesuatu buat lo," ujar Rendi.

"Sesuatu? apa emang?"

Rendi menyerahkan sebuah kotak kecil berwarna merah darah.Lisa mengernyitkan dahinya melihat kotak merah yang tak terlalu besar itu.Lisa mengambilnya tapi tak langsung membukanya

"Ini apa Ren?"

"Buka aja."

Lisa membuka kotak itu."Buku diary?"

Rendi mengangguk mengiyakan."Suka ngga?"

Lisa menyunggingkan senyuman."Suka kok."

"Kalo lo lagi seneng ataupun sedih,lo bisa ceritain semuanya ke buku ini," jelas Rendi.

"Pulpennya ada kan dirumah?" lanjut Rendi.

"Ya ada lah."

"Baguslah."

"Pulang yuk udah sore nih takut ibu nyariin," ujar Lisa.

"Mau beli apa dulu gak?" tawar Rendi.

"Nggak usah."

"Oke."

Mereka berdua bangkit dari duduknya dan beranjak menuju dimana Rendi memarkirkan motornya.Rendi tanpa disuruh Rendi memasangkan helm ke kepala Lisa dan menguncinya.

Rumah Lisa.

Mereka berdua sampai di halaman rumah Lisa.

"Assalamualaikum bu," ujar Lisa dan Rendi yang kemudian mengambil tangan ibu dan mencium punggung tangannya.

"Waalaikumsalam," jawab ibu.

"Kok tumben nih pulangnya sama nak Rendi,biasanya sendiri," lanjut ibu.

"Soalnya udah sore bu,kasian Lisa nya kalo pulang sendiri,tar diculik lagi," kekeh Rendi.

"Kak Rendii!!!" teriak Haikal dari dalam rumah.Haikal kemudian keluar untuk menemui Rendi.Haikal langsung memeluk tubuh kekar Rendi.

"Kok baru dateng lagi si kak," tanya Haikal penasaran.

"Iya soalnya kakak sibuk,banyak tugas sekolah," jawab Rendi asal.

"Yaudah Rendi pulang dulu ya Bu,Lis,Kal," pamit Rendi.

"Ngga mau mampir dulu Ren?" tawar ibu.

"Ngga usah bu,udah mau maghrib juga," tolak Rendi

"Rendi pamit,assalamualaikum," lanjut Rendi.

Rendi mengambil kunci motor yang ia kantongi di saku celananya.Mengambil helm dan menaiki sepeda motor kesayangannya itu dan pergi meninggalkan pelataran ruma Lisa.

***

Angin pagi berhembus seakan menyambut.Masuk melalui pori-pori yang menimbulkan rasa dingin.Hodie merah yang Lisa kenakan menghalangi hembusan angin untuk masuk ke pori-porinya.Tak lain dengan Rendi.Jaket kulit hitam yang ia kenakan seolah melarang angin tuk bersentuhan dengan kulitnya.

Momen yang lama tak dirasakan akhirnya kembali Lisa rasakan.Kecepatan motor yang diatas rata-rata memaksa tangan untuk memeluk erat perut sang pangeran hatinya,Rendi.Pelukan erat yang mampu membuahkan kehangatan dalam kedinginan.

Tiga menit saja mereka sampai di parkiran sekolah.Mereka turun dari motor.Rendi ingi meraih helm yang terpasang di kepala Lisa,membantunya untuk melepas helmnya.Dengan cekatan Lisa memukul tangan Rendi.

LISA DAN RENDI [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang