3 YEAR AGO
-
-
Derasnya hujan sama sekali tak membuat inno memperlambat laju mobilnya. Audi hitam itu terus melaju layaknya jet ditengah malam yang gelap. Tepat dipersimpangan jalan, beberapa mobil ikut bergabung menyamai laju mobil tersebut. Inno menyeringai, bantuan datang lebih cepat dari yang dia duga dan ini menguntungkan baginya. Menguntungkan? Kita lihat saja nanti..."Hubungi taiga, apa bantuan juga sudah dikirim kesana?" perintah inno, dilihatnya yuya tampak sibuk dengan tablet ditangannya.
"Katakan!" perintah inno telak.
"Bantuan belum datang dan.... Gedung itu...sudah terbakar sekarang..." guman yuya pelan namun inno masih dapat mendengarnya. Lelaki cantik itu mengeratkan pegangannya pada stir mobil itu pikirannya kalut sekarang.
"Inno...kau baik baik saja?" tanya yuya kuatir saat melihat lelaki itu terdiam dengan pandangan kosong, namun mobil mereka tetap melaju kencang.
"Aku akan melakukan yang terbaik, kau hanya perlu percaya padaku..."
"Aku hanya perlu percaya..." guman inno pelan, sangat pelan dan yuya tidak mendengarnya. Lelaki itu menambah insensitas laju mobilnya dan yuya mulai mengkhawatirkan nyawanya, nyawa mereka.
"Terus pantau gedung itu, aku tidak ingin kehilangan siapapun! Dan aku tak terima kalah disini! Kita harus menemukan anak itu! Ada seorang ibu yang sedang menunggu anaknya.." mata inno memicing tajam. Dia tampak menakutkan dimata yuya saat ini.
@@@@@@@@Suara sirene pemadam kebakaran terdengar memekakan telinga. Kobaran api yang begitu besar membuat orang orang disana berkumpul riuh seperti sedang menonton pertunjukan saja. Taiga dan kouta baru saja tiba lansung lari menuju gedung itu. Kouta sudah akan masuk jika saja tak ada petugas yang menahan lengannya.
"Hentikan tuan! Ini berbahaya, apinya mulai menyebar!" ujar petugas itu keras agar suaranya terdengar diantara kericuhan yang terjadi.
"ADIKKU DIDALAM SANA! BIARKAN AKU MASUK!" geram kouta karena tak kunjung mendapat celah untuk membebaskan diri. Berbeda dengannya, taiga tampak diam mengamati gedung tersebut.
"Tidak ada siapa siapa disana, gedung ini sudah lama kosong.." ujar petugas itu tak mengerti.
"Yak! ADIKKU DIDALAM SANA!" teriak kouta lagi, petugas itu tampak berpikir dan juga kebingungan.
"Tidak mungkin akan terbakar secepat ini, orang yang menyalakan api pasti keluar bukan? Tapi, dilihat dari besarnya kebakaran yang sudah terjadi... Orang yang menyalakan api tidak sempat keluar kecuali .... Dia ..
Memperhitungkannya! Pasti ada satu jalan, satu ruangan, akses bebas yang saat ini belum tersentuh api! Aku yakin!" guman taiga lirih, seolah bicara pada dirinya sendiri."Kalian tetaplah disini... Hanya akan mempersulit jika kita semua masuk..." ujar taiga pada orang orang yang ditugaskan inno untuk ikut bergabung dengannya tadi. Setelah itu, dia berlari menembus garis polisi secepat kilat, tak ada yang sempat menghadangnya. Lelaki tampan itu berhasil masuk, kouta yang melihat itu segera memanfaatkan kelengahan yang terjadi untuk segera menyusul taiga. Taiga melepas jasnya, menjadikan jasnya penutup mulut dan penghalau asap. Belum, belum semuanya.... Hanya sisi kiri dan kanan gedung. Api yang besar membuatnya tampak sudah terbakar sepenuhnya. Padahal bagian tengah gedung baru tersentuh sedikit api walaupun sudah penuh dengan kepulan asap.
"YAMADA EMU!" teriak taiga sebisanya, hawa panas menyapa seluruh permukaan kulitnya.
"Taiga san! Uhuk uhukk!" Kouta menyusul taiga, lelaki itu terbatuk batuk hebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Moment (End)
FanfictionCover by@DPrakasanti Summary Terrlalu banyak rahasia dan kesalahan membuat kita terluka dan lupa seperti apa sebenarnya kebahagiaan itu. penyesalan tidak akan mengubah apapun kecuali kepribadian . terlalu banyak kepedihan, salah paham dalam masalalu...