Inno dan yuya saling melemparkan pandangan, dua lelaki itu seolah saling bicara melalui pandangan mata mereka. Kini meteka dengan beberapa anak buah mereka tengah berdiri berhadapan dengan seorang lelaki perawakan korea dan beberapa orang berbaju hitam disisinya. Lelaki itu menatapnya sambil tersenyum.
"Sok ramah!" batin inno.
"Aku tau apa yang kalian cari.." ujarnya dengan bahasa jepang yang pasih. Inno tersenyum miring.
"Aku tak suka berbasa basi... Katakan dimana Yamada Ryosuke!" lirih inno penuh penekanan. Lelaki itu kembali tersenyum
"Yamada Ryosuke? Anak manis itu? Ah, bagaimana jika aku menolak memberitaumu?" ujar lelaki korea itu kekanakan dan inno bersumpah dia sangat ingin muntah sekarang. Benarkah orang ini pemimpin mafia itu?
"Jangan bermain main denganku.... Aku tekankan kembali! Aku tidak suka berbasa basi!" geram inno mulai kesal.
"Baiklah..." suara lelaki itu berubah serius. Inno menegakkan tubuhnya, matanya memicing tajam menunggu lelaki itu bicara.
"Biar aku juga memberitaumu... Aku juga tife orang yang sangat pamrih... Ketika aku memberi sesuatu, maka harus ada balasan untukku... Bagaimana?" lelaki itu menyeringai menatap inno. Bukan inno namanya jika ia tidak membalas dengan seringaian yang tak kalah menyeramkan.
"Katakan apa maumu!" tantang inno, yuya menatapnya sangsi. Inno mengabaikannya dan menatap lurus lelaki korea yang kini nampak tersenyum aneh.
"Salah satu anak buahku.... Kau menangkapnya, kembalikan dia padaku." perintah lelaki itu telak. Kening inno berkerut heran.
"Hanya itu? Tidak mungkin! Dia pasti merencanakan sesuatu." batin inno pasti. Dia menatap yuya dan menganggukan kepala, memerintahkan yuya menghubungi markas agar membawa tawanan mereka kemari.
"Kau harus menunggu, dia tidak bersama kami saat ini." tambah inno setelahnya. Lelaki korea itu mengangguk pelan, masih dengan seringainya.
"Tak masalah, tapi lebih cepat akan lebih baik bagi anak bernama Yamada Ryosuke itu..." gumannya pelan.
"APA MAKSUDMU?" bentak inno tidak sabaran. Lelaki itu sudah akan maju jika saja yuya tidak mencekal pergerakkannya. Melihat itu, lelaki korea itu tertawa keras.
"Kendalikan dirimu inno kun. Ryosuke ada bersama merek... Yang dikatakannya bisa jadi hanya gertakan saja..." ujar yuya menenangkan
"Tuan jisung... Dia sudah memulainya"
Dahi inno berkerut saat seseorang datang entah dari mana dan bicara pada lelaki itu menggunalan bahasa korea yang tidak dia mengerti. Dia menatap yuya cepat.
"Dia bilang, seseorang telah memulai sesuatu. Aku tidak tau apa.." guman yuya berbisik. Ya, yuya mengetahui banyak bahasa termasuk bahasa korea.
"Benarkah? Pastikan saja dia tidak membunuh anak itu.."
Lagi lagi inno menatap yuya, yang ditatap diam... Mata yuya mulai terlihat cemas, inno tau itu. Mata inno menajam padangan itu mau tak mau membuat yuya mengatakan sesuatu.
"Ryosuke... Sepertinya dia tidak dalam keadaan baik sekarang..." ujarnya pelan.
"Yak! Kau! Anak buahmu itu sudah dalam perjalanan sekarang! Biar aku melihat ryosuke sekarang juga!" seru inno yang terlihat begitu cemas. Lelaki jepang itu tersenyum manis padanya.
"Setelah aku melihat anak buahku, saat itu pula kau melihat anak bernama yamada ryosuke itu... Atau... Kau tidak akan melihatnya lagi... Jai diam dan bersabarlah sedikit." ucapnya final. Tangan inno mengepal kuat. Dia bersumpah, jika terjadi sesuatu pada ryosuke, orang orang dihadapannya ini akan mati.
@@@@@@@
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Moment (End)
FanfictionCover by@DPrakasanti Summary Terrlalu banyak rahasia dan kesalahan membuat kita terluka dan lupa seperti apa sebenarnya kebahagiaan itu. penyesalan tidak akan mengubah apapun kecuali kepribadian . terlalu banyak kepedihan, salah paham dalam masalalu...