Ryutaro

69 4 2
                                    

Ad banyak hal yang bisa dirasakan lewat hujan. Berbagai suasana tetcipta saat kita memandangnya. Tergantung ragam manusia. Tapi untuk kali ini, daiki menatap sendu gemercik air hujan dengan perasaan rindu juga sedih. Rindu pada sosok adiknya yang jauh. Dan sedih karna dia tidak berdaya. Tidak cukup kuat dan tidak bisa melangkah dengan nekad seperti halnya dirinya dulu.

"Dai nisan? Susu?" suara riang menyentak daiki dari lamunannya.  Seorang pemuda bertubuh kurus memasuki kamarnya. Membawa segelas susu putih dengan tangkupan kedua telapak tangannya. Membuat daiki terkesiap dan buru buru menghampiri anak itu.

"Ryuchan! Nisan sudah sering bilang kalau pakai alas! Kenapa tidak mengerti juga huh? Lihat, tanganmu merah!"'

Omelan daiki ditanggapi ryutaro dengan cengiran lebar. Matanya menyipit dan wajah tampannya terlihat lucu saat anak itu tersenyum seperti sekarang. Daiki hanya menggelengkan kepala meletakkan gelas  diatas nakas setelah direbutnya hati hati dari tangan ryutaro.

"Lihat, ini merah sekali! Sakit tidak?" daiki menggenggam kedua pergelangan tangan kurus itu. Memperhatikan telapak tangan yang memerah total fan masih terasa hangat karna tadi memegang segelas susu yang panas.

"Sakit sedikit, tapi tidak apa apa." lagi lagi ryutaro menampilkan senyum lebarnya dan daiki menatap anak itu dengan hati terenyuh. Tampa bicara apa apa, dia menarik ryutaro duduk disisi kasur dan menangkup telapak tangan anak itu sambil digosok gosokkannya dengan tangannya sendiri.

"Sudah makan?" tanya daiki dan refleks dia menggigit daging pipi dalam mulutnya saat melihat ryutaro menggeleng.

'Ojisan kan sudah sering bilang kalau aku boleh makan jika nisan juga makan. Kalau nisan tidak makan, aku tidak makan juga." jawaban jujur itu membuat dada daiki sakit karna kesal. Kesal pada ayahnya yang jauh berubah. Dan juga kesal karna ryutaro lagi lagi hanya menanpilkan cengiran lebarnya yang mampu menyakiti hatinya.

"Wakatta, ayo kita makan...." daiki tak punya pilihan selain mengalah, lagi. Dia tidak ingin melanjutkan aksi merajuknya jika ryutaro jiga harus menderita.

"Sungguh? Nisan yakin? Aku tidak apa apa kalau nisan mau melanjutkan aksi mogok makan jika itu bisa membuat ojisan luluh dan membiarkan nisan ikut hiro nisan ke tokyo. Aku kuat koq! Nisan jangan anggap remeh aku karna aku kurus ya!"

Daiki tertawa pelan mendengar anak itu ngomel. Ryutaro merengut karna ditertawakan dan dia menarik tangannya yang sedari tadi digenggam daiki kesal.

"Iie, nisan memang lapar. Sudah, ayo kita makan....."

"Hontou? Ini bukan karna aku kan? Nisan jangan buat aku merasa bersalah!"

Ryutaro menatap daiki tidak enak. Meski sejujurnya dia memang lapar dan merasa lemas tapi dia bisa bertahan demi daiki. Karna kakaknya itu terlihat ingin sekali ikut hiro besok lusa pergi ke tokyo untuk urusan bisnis.

Situasinya disini,daiki sedang mogok makan demi mengambil perhatian ayahnya. Dia ingin ikut hiro ke tokyo dan ayahnya jelas melarang keras. Karna itu dia mogok makan dan hanya dim dikamarnya seharian. Sejak kemarin malam tidak makan apa apa hingga saat ini sudah malam lagi, pukul sembilan lewat sepuluh menit. Harusnya dia masih tetap bisa bertahan tapi daiki lupa bahwa ayahnya punya cara lain untuk membuatnya kalah. Morimoto Ryutaro....iya, memang anak itu yang jadi alasannya sekarang.

Statusny tidak jela. Entah ayahnya mengangkat ryutaro sebagai bagian dari keluarga atau hanya dipekerjakan disana guna mengawasi dirinya. Yang jelas, daiki merasa bertanggungjawab atas keberadaan ryutaro dirumah ini karna ayahnya mempekerjakan ryutaro adalah karna dirinya.

Ryutaro tinggal bersama mereka. Makan dan minum gratis. Difasilitasi dan disekolahkan juga diberi uang saku, atau daiki harus menyebutnya gaji? Entahlah....

Dia simpati pada anak itu. Yang kabarnya sudah tidak punya siapa siapa lagi dan mencari uang diumurnya yang masih sangat muda. Baru kelas satu junior high school ngomong ngomong. Masih kecil, lugu dan naif.

Dulu, awal ryutaro dibawa kerumah penampilannya tidak seperti sekarang. Anak itu lusuh fan kuyu. Terlihat jelas kurang tidur dan tife pekerja keras. Jauh berbanding terbalik dengan penampilannya yang sekarang. Sudah tampan, bersih, rapi dan terawat. Kulit putih susunya mengingatkan daiki pada...baby kyunya. Kagami kyusuke mereka,atau sekarang dia harus memanggilnya yamada ryosuke?

"Nisan? Dai nisan" daiki terkesiap kecil saat suara ryotaro menariknya kembali dari lamunan. Anak itu masih menatapnya dengan raut tak enak.

"Makannya bagaimana nisan? Jadi?" tanya ryutaro pelan. Nada suaranya antara rela dan tak rela. Daiki tau, sudah sejal semalam ryutaro tidak makan apa apa  dan entah tadi disekolah anak itu makan atau tidak. Tapi, menilai kepribadiannya sepertinya ryutaro sungguh patuh pada ayahnya. Jadi anak itu benar benar tidak ikut makan apapun karna daiki yang sama sekali tidak menyentuh makanan sejak kemarin.

Ryutaro tidak munafik. Dia lapar. Dia butuh tenaga agar besok saat jam olahraga dia tidak pingsan. Rencananya tadi hanya membawakan daiki susu, dan jika dia berhasil membuat kakaknya itu minum susu malam ini, artinya dia juga boleh minum susu. Ya, begitulah hubungan mereka. Sudah jadi syarat wajib dari tuan kagami, jika dia masih ingin tinggal dirumah besar itu maka dia harua bertahan dengan situasi yang diciptakan tuan besar itu.

"Kau sungguh tidak makan apapun? Disekolah juga?"

Seharusnya daiki tidak bertanya karna jawabannya sudah jelas. Ryutaro lagi lagi hanya tersenyum kecil dan mengangguk menanggapi. Daiki kesal, marah juga. Tapi dia tidak ingin melampiaskan emosinya pada ryutaro. Anak itu tidak mengerti apa apa.

"Ayo turun, kita makan..." ryutaro tersenyum lebar dibalik punggungnya. Diam diam merada lega karna bagaimanapun juga dia ikut kuatir karan daiki tidak mau makan. Bukan karna kuatir jika daiki tidak makan diapun begitu. Rasa kuatirnya murni karna dia sudah menganggap daiki kakaknya.

.........

Readers berhubung sekarang tanggal 21 april author ingin mengucapkan selamat hari kartini untuk kita semua terutama kaum wanita berkat beliau sudah bisa merasakan kebebasan dalam menata masa depan bangsa.
Terima kasih juga yang masih setia mengikuti ff ini membaca atau memberikan vommentnya yang sungguh membuat author sangat senang. Author berasa dapat pengalaman adek baru dan juga teman bariu yang bisa diajak berbagi apalagi kalau tentang ichiban kita yamada ryosuke. Senangnya dapat  pengalaman support masukan dari readers semua. Sekalilagi....arigatou minna!

arigatou minna!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ryutaro..adek baru daiki

Endless Moment (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang