Diculik 1

85 5 2
                                    

Ruangan temaram itu terasa sangat dingin, ruangan yang cukup besar tapi kenapa suasananya begitu mencekam. Emu susah payah mempertahankan kesadarannya, entah cairan apa yang sudah disuntikan padanya beberapa menit yang lalu yang jelas dia benar benar merasa pusing. Selain itu yang lebih buruk adalah... Keadaannya yang kini terikat dikursi dan bau menyengat minyak.... Tunggu dulu, minyak? Mata emu sedikit melebar saat tau kini beberapa orang tengah menyirami ruangan tempatnya disekap ini dengan minyak. Anak itu bukanlah anak yang bodoh yang tidak paham situasi, dia tau apa yang terjadi setelah ini, sangat tau!

"Bagaimana? Kita bakar sekarang?" samar samar emu dapat mendengar salah satu lelaki diruangan itu berujar pada temannya. Kalimat itu membuat emu terhenyak kaget.

"Tidak, kita masih menunggu perintah dari tuan dan, dia masih membutuhkan anak ini sebagai umpan.." jawab lelaki lainnya.

"Maksudmu? Bukankah polisi polisi bodoh itu sudah terpancing kesini? Apa laggi yang dicarinya?" tanya lelaki sebelumnya lagi.

"Incarannya bukanlah polisi itu atau anak ini, yang diinginkannya adalah anak bernama Yamada Ryosuke, adik dari anak yang terikat ini. Dan kau tau? Anak bernama Yamada Ryosuke itu akan dihadiahkan kepada bos kita..." tanggap lelaki itu lirih.
Emu semakin gelisah, namun dia hanya bisa meringis tertahan karena tubuhnya benar benar merasa sakit. Umpan? Dia dijadikan umpan? Umpan agar orang jahat itu mendapatkan adiknya? Tapi kenapa? Kenapa adiknya? Kenapa ryo? Apa salahnya pada lelaki tua yang emu dengar bernama DAn itu?

"Ah, Tuan Dan meminta kita melakukan video call..." Emu mendadak was was saat merasakan salah satu dari lelaki druangan itu mendekat padanya dan...

"Ssshhh..." ringisan emu terdengar sangat pelan saat rambut belakangnya ditarik agar dia mendongak, memperlihatkan wajahnya yang menyedihkan.

"Emu niichan!"

DEG

"Oh tidak.... Aku mohon jangan seperti ini." teriak emu dalam hati. Dia hanya bisa berguman karena mulutnya yang bahkan robek itu diplaster tampa belas kasihan.

"Ryo...itu ryo.. Dia sudah baik baik saja? Tidak! Jangan! Jangan perlihatkan keadaanku yang seperti ini padanya! Arrgghh! Kalian brengsek!" umpat emu dalam hati saat dia dapat melihat ryosuke melalui matanya yang terbuka sayu. Adiknya itu terlihat sangat cemas dan juga takut, raut wajahnya membuat emu benar benar merasa buruk. Setetes airmata mengalir dari sudut mata emu. Adiknya tidak boleh melihatnya yang semakin menyedihkan ini, tidak boleh!

"Niichan! Daijoubu desu ka? Hiks..hiks...tolong...jangan sakiti niichan ku.." suara rengekan ryosuke yang terdengar putus asa itu membuat emu menggeram perlahan. Orang itu! Orang yang emu yaki  dialah tuan Dan, yang kini terlihat bersama ryosuke. Dan tempat itu bukanlah rumah sakit! Itu seperti ruangan yang bisa dibilang cukup mewah. Dia membawa ryosuke keluar dari rumah sakit? Bagaimana bisa? Dia menculiknya? Lalu sekarang apa yang di inginkannya?

"Tidak ryochan... Jika kau menurut dan mau mendengarkan semua perintahku, akan kupastikan dia baik baik saja. Bagaimana? Kau mau ikut dengannya? Jadi anak yang baik, tampa perlawanan dan semuanya baik baik saja.... Aku akan melepaskan kakakmu, ayahmu dan juga ibumu..oke?" tawar lelaki itu pada ryosuke. Emu memejamkan matanya kuat kuat, kuatir dengan jawaban ryosuke. Tunggu dulu, ikut dengannya? Dengan siapa?

"Tidak ryo! Niichan baik baik saja! Jangan dengarkan dia! Kau tidak boleh kemana mana! Ah, seandainya bisa... Seandainya emu bisa berteriak keras saat ini. Berteriak? Bahkan merasakan jari jarinya saja sangat sulit. Mustahil! (Apanya yang mustahil pake hyiper muteki mah emu bisa kan ex aid. Oke ngawur lagi nih author)

"Yya...ak..aku akan ikut dengannya, ojisan..." Emu semakin lemas mendengar suara ryosuke yang tersendat sendat. Dia tau adiknya itu pasti sangat ketakutan dan tertekan saat ini dan apa yang bisa dia lakukan? Dia tidak dapat melakukan apa apa. Ingin rasanya dia ada disana dan melindungi adiknya yang kini terlihat gemetaran itu.

"Ah, keputusan yang tepat...." ujar tuan dan sangat puas.

Emu kembali merasa pusing dikepalanya menjadi jadi saat orang yang menarik rambutnya tadi melepaskan cengkramannya dengan kasar. Orang itu berjalan menjauh, masih dengan video call yang masih terhubung. Dia masih cukup sadar agar dapat mendengar apa yang tengah diucapkan lelaki itu.

"Jadi? Apa yang harus kami lakukan sekarang tuan?" tanya lelaki tersebut.

"............."

"Ah, baiklah... Anda tenang saja. Polisi polisi itu pasti akan terlambat..." lanjutnya. Detik berikutnya, dia menyimpan ponselnya kembali dan memberi instruksi berupa petikan jari dan sebuah kalimat.

"Bereskan dan segera pergi dari sini."

DEG.

"Inikah akhirnya? " lirih emu dalam hati, merasa gagal menjadi kakak yang baik untuk adiknya... Seharusnya dia selalu melindungi ryosuke mereka, bukan memusuhinya....

"Moon niichan.... Maafkan aku... Ku mohon jangan marah.... Jaga ryosuke kita... Dia sangat ketakutan... Matanya memohon padaku..." Emu kembali menangis dalam diam, rasanya sesak saat dia ingin bersuara namun tertahan...

@@@@@@@

At Seito Hospital

"Bagaimana? Kalian sudah menemukan jejak? Apa kata mereka? Yak! Jawab aku! Kenapa kalian lalai seperti ini!" tuan yamada berujar marah kemudian mencengkram krah salah seorang petugas keamanan rumah sakit dihadapannya.

"Tuan, jangan seperti ini... Kami pasti akan menemukan anak anda..." salah seorang petugas mencoba meredam amarah tuan yamada. Nyonya yamada hanya bisa duduk sambil menangis. Suasana didepan kamar rawat ryosuke mendadak ramai. Polisi, petugas keamanan, beberapa perawat dan juga dokter. Yuri menatap gelisah sekitarnya, anak itu sudah menangis tampa suara sejak tadi. Dia hanya meninggalkan ryosuke sebentar dan lihatlah apa yang sidah terjadi disini... Seharusnya dia tetap berada didekat ryosuke tadi. Seharusnya dia benar benar memapah ryosuke saja tadi....

.................

Kakak seto dan kakak emu ganteng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kakak seto dan kakak emu ganteng...

Endless Moment (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang