Chapter 2 : Sweet Day

5.3K 543 546
                                    


"Ucapan orang yang gak penting gak
usah dipikirin, mereka aja ngomong
gak mikir."  —Farel Prasetyo Anggara.


HAPPY READING!☁🌷


• • •

02. Sweet Day

Buah stoberi adalah buah yang sangat Reina sukai dari kecil, semenjak beranjak dewasa — pangganti kedua orang tuanya yang telah tiada, yang selalu membelikan Reina buah stoberi secara rutin adalah Farel.

"Makasih ya, Rel. Buah stoberi dari kamu mirip kamu banget, manis!"

Ucapannya itu membuat Farel terkekeh. Reina menyamakan dirinya seperti buah stroberi yang dia makan? Manis katanya? Farel saja tadi mencoba satu rasanya sangat asam.

"Tadi aku nyoba asem loh, Rein."

Reina tertawa.  "Buat kamu, buat aku manis kok."

"Pinter gombal. Eh kamu gak lupa'kan, Rein? Kalau kamu ada janji buat bikinin aku cake chocolate?" Tagihnya, memang Farel dan Reina sudah berada di rumahnya Reina.

Reina menepuk jidatnya sendiri, sepertinya dia lupa bahwa saat Farel ada di Jawa lelaki itu terus berkata ingin memakan cake chocolate buatannya, dia pun berjanji bahwa sepulang Farel ke Bogor, dia akan menuruti pintaan Farel itu.

"Oh iya, aku lupa!" Reina langsung berdiri. "Ya udah! Aku bikin cake-nya dulu ya, Rel. Kamu disini aja nyantai, nonton tv, tidur kalau perlu nanti aku bangunin kalau udah matang."

"Mau bantu boleh?" Tanya Farel.

"No, nanti kamu ngereog! Dapurnya nanti berantakan."

"Siapa yang mau berantakin sih, janji deh aku gak bakal berantakin," kata Farel sambil menunjukkan dua jari.

Reina berpikir sejenak, hingga akhirnya. "Ya udah deh, tapi kalau sampai Farel acak-acakin, beresin sendiri loh ya!"

Farel berdiri, lalu dia merangkul pundak Reina. "Iya bawel, ayo!"

Mereka pergi menuju dapur untuk membuat cake chocolate kesukaan Farel, semua bahannya sudah ada, Reina memang suka belanja bulanan bersama Bi Ana, pembantu yang sudah Reina anggap seperti ibunya sendiri, karena sikap Bi Ana sangat mirip dengan almarhumah Bundanya.

Reina sedang membuat adonan cake dan sekarang dia kesulitan membuka kemasan tepung terigu, dia menatap Farel yang malah diam memperhatikan gerakkan tangan Reina.

"Heh! Kamu nggak ada niat mau bantu?"

Farel tersadar. "Eh, sini sini aku bukain!" Ucapnya yang langsung membukanya. Setelah terbuka dia berikan kembali pada Reina.

Setelah semua itu dia lakukan, Reina mulai membuat adonan dengan telaten. keberadaan Farel di dapur bukannya membantu Reina dia malah terus memandangi wajah Reina yang tampak serius membuat adonan cake.

Dia tersenyum sambil menatap Reina dengan kagum, tanpa gadis itu sadari.

"Aku mau bikin cake chocolate yang lumer kaya ingus anaknya tetangga buat kamu!Gimana?" Ucap Reina dengan jahil, namun  ucapannya itu tak kunjung Farel sahut.

"Ih kok dikacangin!" Reina menoleh menatap Farel, kini dia pun tersadar bahwa lelaki itu sedang melamun sambil manatap wajahnya dengan lekat. "Ngapain liatin aku kaya gitu?"

"Kamu cantik banget kalau lagi masak kaya gini."

Tak bisa menahan salah tingkahnya, Reina langsung tersenyum saat ini juga.

Zona Nyaman [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang