Chapter 10 : Main Sepeda

2.2K 305 360
                                    


"Rein, kita kan gak boleh main perasaan.
Jadi, main sepeda aja yuk!" - Farel.

HAPPY READING!🌷☁


• • •


10. Main Sepeda


"Aw aw aww..." Rey meringgis kesakitan saat luka ditangannya sedang Reina obati.

"Pelan-pelan, Rein. Jangan diteken, sakit tau." Keluh Rey terus meringgis.

"Ini udah pelan, abang! Lagian ngapain berantem coba? Abang udah gede, udah kayak bapak-bapak, tapi masih aja so-soan berantem segala," ujar Reina yang sedang menetesi obat merah di luka Rey. Kocaknya dia mengatai Rey, seperti bapak-bapak.

"Apa lo bilang? Kayak bapak-bapak? Masih muda gue! Baru 22 tahun!"

"Yaa sama aja, bentar lagi jadi bapak-bapak! Jangan so-soan, abang udah tua!" kata Reina yang membuat Rey membulatkan matanya lantaran kesal.

"APA LO BILANG?" Rey mulai ngegas dan Reina menyipitkan matanya menandakan ia sedang menantang kemarahan sang abang.

"Apa? Mau marah? Ya udah Reina gak mau obatin kalau gitu!" Ancam Reina yang membuat Rey nyengir tanpa dosa.

"Iya iya maaf, perasaan lo mah gitu gak ada sopan-sopannya ke gue!"

Reina seketika mendengus, "Gak gitu abang, aku cuma gak suka abang beranten kaya gini. Lihat, kalau udah sakit, abang sendiri kan yang ngerasain sakitnya?" Reina selesai memasang perban baru pada luka di tangan Rey.

Rey memegangi luka ditangannya, sakit woi!

"Gimana? Masih sakit?" Tanya Reina dengan khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana? Masih sakit?" Tanya Reina dengan khawatir.

"Dikit sih, cuma kalo digerakin ngerasa ngilu," balas Rey. Tak hanya itu saja wajahnya pun penuh dengan memar.

"Pokoknya kalau sekali lagi abang berantem, aku nggak akan segan samperin orang yang udah bikin abang aku luka!"

"Kalau disamperin mau ngapain?"

"Mau marahinlah."

Rey terkekeh mendengar ucapan Reina, dia mengerti adiknya bertingkah seperti ini lantaran khawatir dengan kondisi yang sedang Rey alami.

"Kaya berani aja." Sahut Rey.

"Berani, asal samperinnya bareng abang sama Farel. Jadi kalau mereka mau macam-macam, kan ada kalian yang lindungi aku."

Rey menoel kepala Reina. "Dasar!"

"Makanya jangan berantem lagi ya, abang?"

"Hm, tergantung sih, Rein."

Zona Nyaman [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang