Chapter 18 : Ramuan Daun Cincau

1.9K 201 249
                                    

Hai^^
Jangan lupa tinggalkan jejak!


'Obat itu pahit, yang manis itu aku.' — Reina.







Happy Reading🌻



°ZONA NYAMAN°

"Mami !!! Ih mami apa kabar? Reina kangen banget sama mami. Beneran deh gak boong?" Reina berteriak dengan heboh saat melihat kedatangan Laras Ainidey yang tak lain adalah Maminya Farel.

Mami Laras menyimpan tas yang dia bawa di meja kamar yang ada di kamar Reina, dia menghampiri Reina lalu memeluknya.

"Mami juga kangen sama Reina." Hingga tak lama kemudian maminya Farel melepaskan pelukan itu. "Gimana? Udah enakan perutnya? Kata Farel lambung Reina bermasalah, ya? Jangan telat makan sayang, kalo udah masalah lambung itu bahaya banget loh!" Mami Laras memperingatkan Reina.

"Udah mendingan, kok. Cuma tadi pagi kerasa lagi perutnya sakit, badan Reina juga berasa lemes," jawab Reina yang benar adanya.

"Alhamdulillah deh kalo udah mendingan. Ya udah, ke ruang tamu, yuk? Mami bawain sesuatu biar perut Reina makin enakan," ujar Mami Laras perhatiannya itu begitu memperlihatkan betapa pedulinya dia pada Reina

Reina menganggukkan kepala mengiyakan, dia yang sejak tadi ada di kamar kini memutuskan untuk keluar, Mami Laras sampai membantu Reina berjalan, karena untuk menuju ruang tamu Reina harus menuruni anak tangga yang lumayan panjang, karena kamar Reina berada di lantai atas.

Hingga saat sampai di ruang tamu. Reina melihat ada Rey dan Alatas yang sedang mengobrol. Sepertinya mereka berdua tengah membicarakan sesuatu yang serius. Sedangkan Farel, lelaki itu dengan santainya rebahan di sofa dengan pandangan yang tertuju ke depan — menonton televisi.

Reina dan Mami Laras kini sudah duduk di sofa.

"Reina tunggu di sini ya, mami mau ke dapur dulu siapin minuman yang Mami bawa.x

"Iya mami," balas Reina.

Melihat raut wajah Rey dan Alatas yang sedang serius, Reina tertawa. "Woi! Pada serius banget, Reina datang aja sampe gak ada yang nyadar kayanya. Lagi pada ngapain kalian?"

"Eh Reina, lo kapan turun? Kok gak keliatan?" Pertanyaan yang dilontarkan Rey benar-benar membuat Reina kesal. Memangnya Reina sekecil apa sih? Sampai tidak keliatan gitu?

Sabar, karena Reina lagi sakit dia berusaha untuk sabar. Biar cepet sembuh.

"Wajarlah bang, dia boncel." Farel menyaut, padahal Reina bertanya bukan pada Farel namun lelaki itu malah menjawab.

DASAR KABEL BUTUT!  batin Reina memaki Farel.

"Pokoknya, bang. Sekatang kita harus cepat berangkat ke Bandung, heum kira-kira kita di sana selama 2 hari," ujar Alatas.

Mereka semua memang nampaknya sedang membicarakan masalah perusahaan almarhum ayah Reina yang terancam bangkrut — namun Reina tidak tau itu.

"Oke tidur di rumah lo kan?" tanya Rey.

"Iya, di rumah gue yang ada disana. Seninnya gue ada kuliah sore, lo juga, kan bang? Nah kita kemungkinan pulang lagi ke Bogor hari senin siang," ujar Alatas.

"ALATAS NGOMONG APA?" Reina kini benar-benar meneriaki Alatas, entah kenapa tiba-tiba saja dia seperti ini.

Alatas menolehkan kepalanya menghadap Reina. "Gue? Gue bilang mau ke Bandung sama abang lo."

Zona Nyaman [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang