Chapter 12 : Rey Kenapa?

2K 258 323
                                    


Hai^^
Jangan lupa tinggalkan jejak!

'Abang jangan nangis, kita bisa hadapi ini sama-sama.' — Reina Agnesia Kamila.

Happy Reading🌻


°ZONA NYAMAN°


"Abang kenapa nangis? Kenapa minta maaf juga?" tanya Reina, karena Rey tidak menjawab,  Reina pun dengan geram melepaskan pelukan antara keduanya

"Ish! Abang kenapa sih? Bikin penasaran aja! Jawab pertanyaan Reina, abang!"


"Reina kok ngegas! Bang Rey lagi sedih juga," ujar Farel mengingatkan.

"Eh iya, maaf bang. Abisnya kesel ditanya malah diem aja. Abang kenapaa?" Tanya Reina lagi memelankan suaranya.

"Tau sih, bang. Jawab dah lo kenapa? Kuota abis? Nih sini gue kasih hotspot," ujar Farel yang sudah menyodorkan handphone-nya pada Rey.

Gak Farel, Gak Reina — sama-sama astaghfirullah.

Reina memukul lengan Farel, "Ih Farel! Ya kali Bang Rey nangis gara-gara gak punya kuota! Dia mah bandar kuota malah, Reina aja tiap malem minta hotspot terus ke dia," ujar Reina yang malah jujyr.

"Wah lo bandar kuota, bang? Boleh lah gue minta hotspot, kuota udah sekarat nih!"

"Farel! Apaan sih malah minta hotspot lagi!"  Hentak Reina.

"Reina! Apaaan sih malah ngegas terus lagi!" Farel menirukan suara Reina, ngejek dia.

"FAREL JELEK! BALIK AJA SONO! WLEEE!"

Farel tertawa mendengar ucapan Reina barusan. Sedangkan Reina, dia memutarkan bola matanya lalu beralih menatap Rey. "Abang kenapa sih? Kasih tau Reina, apa yang udah terjadi?" tanya Reina.

"Perusahaan ayah terancam bangkrut dan itu karena kesalahan gue, salah gue yang mudah ketipu," ucap Rey yang membuat Farel dan Reina membulatkan matanya. "Hutang kita banyak, kalau sampai bangkrut — semua aset yang kita punya termasuk mobil dan rumah ini akan disita BANK." Ucap Rey.

Reina sedikit menunduk, dia tau ini bukan kesalahan Rey, sama sekali bukan. Ini musibah, tetapi Reina tak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika rumah ini disita.

Reina dan Rey harus tinggal dimana?

"Ini salah gue Rein, gue bodoh udah percayain perusahaan itu sama rekan papah dulu. Dia bawa kabur uang perusahaan dan jumlahnya gak sedikit Rein, dia bawa milyaran rupiah. Gue harus gimana sekarang Rein! Kita rugi besar," ucap Rey yang masih menutihkan air matanya. Nampaknya dia masih terkejut dan shock.

"Abang, siapa rekan ayah yang tega bawa uang perusahaan kita?" Tanya Reina.

"Sahabat papah dulu, Om Zamal."

Raut wajah Reina semakin panik, semuanya campur aduk jika sampai ini semua terjadi. Darimana dia dan Rey memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Memang, dulu Rey berjualan online namun sekarang sudah tidak lagi lantaran sepi akan pembeli.

Zona Nyaman [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang