"Aku dan kamu , harus bisa keluar dari zona nyaman ini. " -Farel Prasetyo Anggara
Happy Reading🌻
•
•
•°ZONA NYAMAN°
"Reina, aku mau pamit."
Pamit? Ah, Reina yakin ini semua hanyalah lelucon dari Farel. Gadis itu tertawa garing, "Pamit pulang, kan? Reina juga mau pulang lah masa Farel aja! Aneh ih!"
Diam, Farel malah terus diam.
"Ih kok malah diem sih! Sayang, kamu kalau capek mau pulang bilang gak usah pamit-pamit gitu. Udah deh ayok pulang!" Reina hendak berdiri sambil mengenggam tangan Farel, namun lelaki itu menahannya.
"Aku serius, aku harus pergi."
Reina terdiam tak lama menggelengkan kepalanya, "Enggak! Farel pasti bercanda. Iya, kan?"
Sangat berat mengucapkan ini, apalagi melihat wajah lugu Reina yang nampak tak percaya maksud ucapannya. "Kamu bisa ya tanpa aku?"
"Reina tanpa Farel? Farel mau tinggalin Reina kemana? Kamu suka sama cewek lain? Iya?" Sebulir air mata kini mulai keluar membasahi pipi chubby gadis itu.
"Enggak, cuma kamu yang aku cinta, gak ada yang lain."
"Kalo gitu, kenapa Farel ngomong kaya gitu? Sampe nanya Reina bisa gak tanpa Farel, apaan sih jelas jawabannya enggak! Reina gak bisa! Dan gak akan bisa!" ucap Reina dengan suara yang tinggi.
"Mikir dong pertanyaan kamu absurd banget! Kamu pacar aku dan kamu nanya gitu, maksudnya apa coba! Coba Reina tanya, Farel bisa tanpa Reina?" Reina nampak terlihat kesal. "Enggak, kan? Kalau Reina pergi Farel juga pasti gak mungkin ngelepasin Reina gitu aja, kan!"
"Aku bisa."
Jawaban dari Farel membuat Reina kecewa.
Apa maksud semua ini?
"Kamu jahat . . . ." Lirih Reina dengan suara melemah. Dia kembali menatap Farel. "Kamu mau kemana?"
"Luar negeri, aku mau lanjut kuliah disana."
Perlahan Reina melepaskan genggaman antara keduanya, "kenapa harus kesana? Bukannya universitas yang kita masuk sekarang udah cocok buat Farel gapai cita-cita jadi dokter?"
"Ini kesempatan bagus, aku dan Lisa beberapa waktu lalu ikut seleksi beasiswa dan hasilnya kita berdua lolos," sahut Farel.
"Sama Lisa? Farel kenapa gak bilang sama Reina kalo Farel ikut seleksi beasiswa? Apa pendapat Reina gak penting gitu, Rel? Sampai Farel gak butuh itu sem -"
"Minta izin sama kamu gimana? Waktu aku seleksi kamu lagi pura-pura lupa ingatan dan terus menghindar, aku ngelakuin ini karena aku nekat, aku ngira dengan aku ikut seleksi kuliah diluar negeri, aku makin mudah gapai impian aku menjadi dokter dan aku bisa sembuhin kamu supaya ingat sama aku lagi, itu yang buat aku nekat, semua untuk kamu, Reina. SEMUA KARENA KAMU!"
Tak disangka, Farel berpikir senekat itu. "jadi lagi-lagi ini semua hukuman buat Reina, ya Rel? Kemarin Reina hampir dilecehkan, sekarang Farel malah mau ninggalin Reina, gitu ya?"
Tangan kanan Farel bergerak mengusap air mata Reina, ini yang Farel tak suka, Reina sangat gampang sekali menangis, lantas ketika nanti dia pergi apa yang akan terjadi? Apa Reina akan terus bersedih?
Dalam benaknya dia tak sanggup memberitahu ini semua, tetapi bagaimana? Keadaan mengharuskan Farel untuk pergi dan - meninggalkan gadis yang dia cintai dalam waktu lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zona Nyaman [Completed]✔
Fiksi RemajaAkhir dari terjebak friend zone biasanya apa? Bertepuk sebelah tangan berakhir saling melupakan? Tapi kok Farel dan Reina bisa bersatu? Setelah bersahabat bertahun-tahun bahkan dari kecil, Farel menyadari bahwa kehadiran Reina dalam hidupnya adalah...