Hai^^
Jangan lupa tinggalkan jejak!"Saat semua orang nyakitin lo, abang lo ini akan tetap ada disini. Gue gak akan pernah biarin lo merasa sendiri." — Rey untuk Reina.
Happy Reading🌻
.
.
.°ZONA NYAMAN°
Keesokan harinya, Reina bangun dengan mata yang sangat berat, begitu bercermin Reina melihat matanya begitu sembab.
Semua yang terjadi antara Farel dan Hanin tentu sangat menyakiti hati Reina. Perlahan dia menitihkan air matanya lagi.
Teringat jelas pula saat Farel bersama dengan Hanin dan teman-temannya. Dari awal Reina memang pernah mengira bahwa ada sesuatu antara mereka berdua lewat gerak-geriknya, dan ternyata dugaan itu benar.
Trek!
Pintu kamar Reina terbuka, lalu terlihatlah Rey yang masuk ke dalam dan menghampiri Reina.
"Abang ...."
"Hey, udah bangun. Kita sarapan, yuk?" Ajaknya. Reina pun mengusap air matanya.
Reina menggelengkan kepala. "Malu, mata Reina sembab."
"Semaleman nangis, ya? Kan udah gue bilang jangan nangis, sayang." Rey mengusap rambut Reina, entah kenapa pagi ini — melihat kondisi Reina yang sedang tidak baik-baik saja, membuat dia terpancing bersikap manis pada adik kesayangannya ini.
"Gak pengen nangis sebenernya, cuma gak tau kenapa inget Farel hawanya nangis aja gitu, bang. Hiks ... Tuh kan, Reina nangis lagi." Begitu lugu, Reina malah terisak.
"Heh kok nangis lagi, jangan nangis dong."
"Abis ini Reina sama Farel harus putus? Gitu bang? Hiks ... Reina gak mau, Reina sayang Farel ...."
Rey berdecak, sulit untuknya memberitahu Reina perihal ini, dia tau Reina sangatlah mencintai Farel.
"Sini sini ...." Rey membawa Reina untuk duduk dipinggiran kasur, mereka berhadapan. Dan Reina terus menitihkan air mata penuh kesedihan.
Rey — memegang kepala Reina agar adiknya tak lagi menunduk. "Reina, dengerin abang. Gak semua yang kita mau bakal terus bisa terwujud. Rezeki, maut, bahkan jodoh itu semua Tuhan yang ngatur. Mau segimana nolaknya kita sama semua itu, kalau udah takdir mau gak mau kita harus terima."
"Reina tau, bang ... Reina tau itu semua. Tapi — Reina ragu bisa ikhlas."
Rey mengusap air mata Reina. "Bisa sayang, itu semua butuh waktu. Abang tetap disini, selalu nemenin kamu apapun yang terjadi."
Reina memeluk Rey, sangat erat. Menumpahkan kesedihannya pada dada bidang abangnya. Disini Reina sadar, hanya Rey —lah lelaki yang dengan tulus menyayangi Reina.
"Abang harus janji ya sama Reina, abang jangan tinggalin Reina, disini cuma abang yang sayang sama Reina, cuma abang yang Reina punya."
Rey membalas pelukan Reina, lewat isak tangis yang Reina keluarkan begitu mengambarkan kesedihan yang kini bukan hanya tentang Farel — melainkan dengan nasib hidupnya yang hanya tinggal bersama Rey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zona Nyaman [Completed]✔
Novela JuvenilAkhir dari terjebak friend zone biasanya apa? Bertepuk sebelah tangan berakhir saling melupakan? Tapi kok Farel dan Reina bisa bersatu? Setelah bersahabat bertahun-tahun bahkan dari kecil, Farel menyadari bahwa kehadiran Reina dalam hidupnya adalah...