29. Hwall's

567 76 4
                                    

"Heejin dari mana?" Tanya Jiho menuruni tangga. Jiho terbangun saat mendengar suara mobil Heejin. Ini sudah jam 1 malam dan Heejin baru pulang.

"Aku abis pergi ma" Kata Heejin.

"Tapi kenapa jam segini baru pulang? Oh Ayolah Heejin.. Jangan bilang kamu-"

"Aku nggak ke club malam, ma.. Sungguh!" Kata Heejin segera memotong omongan Jiho.

"Yasudah masuk kamar.. Nanti Papa bangun trus marah liat kamu pulang malem.." Kata Jiho. Heejin segera pergi ke kamarnya.

Heejin tak sengaja melewati kamar Kim dan mendengar doa Kim yang tengah melakukan solat tahajud. Kim memang tidak pernah meninggalkan 5 waktunya.

"Lancarkanlah semuanya, Ya Allah.. Biarkan aku dan Hyunjin bersatu.. Aku mencintainya lebih dari apapun.."

Heejin menghela nafas lalu menggumam, "Maaf karena sempat ingin merebut hyunjin, Kim.. Aku sebenernya tidak ingin melakukan ini, Kim.. Sayangnya kita mencintai pria yang sama.. Maaf aku yang egois ini, Kim..Tapi aku sudah terlanjur berjanji pada diriku sendiri.. Jika aku tidak akan pernah mendapatkan Hyunjin, maka kamu juga tidak akan pernah.."

Heejin melangkahkan kakinya kembali masuk ke kamar. Kata-kata itu benar-benar akan ditepati seorang Jung Heejin.

🌈

Ryujin membuka pintu kamar Jeno. Jeno masih setia memandangi foto siyeon. Ryujin benar-benar sedih melihat Jeno seperti ini.

"Jenoo.." Panggil Ryujin

Jeno menoleh dan segera menghapus air matanya.

"Lo belum tidur?" Tanya Jeno.

Ryujin masuk kedalam kamar Jeno dan duduk disebelah nya.

"Udah dong nangisnya.. Udah 4 jam lo nangis.." Kata Ryujin.

"Tau darimana lo.. Ngacooo" Kata Jeno.

"Gue tau karna setelah makan malam, lo pasti lanjut nangis.. Siyeon emang se berpengaruh itu buat lo.." Kata Ryujin.

Tangis Jeno kembali pecah.

"Sssttt udah.. Lo ngga kasian apa sama Siyeon? Dia udah tenang.." Kata Ryujin mengusap bahu Jeno.

"Gue tuh bodoh banget, jin.. Selama ini dia berjuang sendiri.. Gue tuh ngerasa bersalah banget.." Kata Jeno disela tangisnya.

"Berhenti nyalahin diri lo sendiri, Jen.. Ngga semuanya salah lo.. Mungkin ini emang yang terbaik buat lo sama Siyeon.. Dan mungkin ini lah batas jodoh kalian.." Kata Ryujin.

"Sebenernya ada apa waktu dia di Timur? Gue masih ngga ngerti kenapa Siyeon bisa meninggal.." Kata Jeno.

"Jadi waktu itu ada bentrok.. Siyeon, Yeji dan beberapa Tentara lain diutus ke Timur.. Waktu itu Siyeon emang lagi ngga hati-hati.. Dia tertembak dibagian lengannya.. Yeji nyuruh dia buat pulang ke posko.. Tapi Siyeon ngga mau.. Siyeon tetep keukeuh buat stay disana.. Keesokkan harinya, ada bentrok lagi yang lebih parah.. Para tentara dilempari batu, gas air mata dan banyak sekali tentara yang tumbang, termasuk Siyeon.." Jelas Ryujin.

Jeno tersenyum disela tangisnya. Siyeon memang setia pada Negara. Tapi demi negara, dia rela meninggalkan kekasihnya yang malang itu.

"Kehidupan akan terus berlanjut, Jeno.. Kehilangan seseorang memanglah menyedihkan.. Tapi inilah hidup.. Ada yang datang, dan ada yang pergi.." Kata Ryujin lagi.

[2] When The Heart Choose ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang