Kim mengemas kopernya. Tidak ada satupun suara yang keluar dari bibir Kim. Ingin sekali Kim memaki maki Heejin, tapi sekali lagi ia harus ingat jika Heejin adalah saudaranya.
Yireon dan Kirim tidak berani mendekati Kim mengingat Kim adalah orang yang akan melampiaskan kemarahannya pada apapun.
Diluar Posko 1, Ada Jeno dan Siyeon yang khawatir dengan kondisi Kim. Sejak malam tadi, ia tidak makan apapun. Ketika dia tanya, dia hanya menjawab tidak lapar.
"Kamu temuin dulu.. Kasian Kim.." Kata Siyeon.
"Kamu aja deh.." Kata Jeno.
"Heh, ngga inget kamu waktu kita dalam masalah? Kim yang nolong kita tau! Sekali-kali kek berbuat baik.." Kata Siyeon yang akhirnya membuat Jeno mengangguk.
Jeno masuk kedalam posko, sedangkan Siyeon berusaha menemui atasannya, Kapten Hwang Hyunjin.
"Kim, makan.." Kata Jeno yang tidak di sahut apapun oleh Kim.
Jeno menghela nafas. Jujur ia tidak pernah melihat raut wajah Kim yang sedingin ini. Itu artinya tindakan Heejin sudah benar-benar keterlaluan.
"Kim, ayo makan.. Nanti mabuk pas dipesawat.." Kata Jeno.
"Lo aja, gue nggak.." Kata Kim dengan datar. Jeno menahan nafas sejenak. Benar-benar mengerikan, batin Jeno. Ditambah lagi, Kim menggunakan Kata Lo-gue.
Kim menoleh kearah Yireon yang kini duduk di Nurse station bersama Kirin. Ia menatap Yireon sejenak. Jujur, Yireon ketakutan melihat tatapan Kim.
"Punya salah apa ya aku sama dokter Kim.." Gumam Yireon berusaha tidak menatap Kim.
"Yireon.." Panggil Kim.
Yireon berdiri dan tersenyum,
"Ya dok?" Sahut Yireon.
"Suruh Heejin siap-siap.. Saya ngga mau nunggu lama.." Kata Kim.
"Biar saya saja dok.." Kata Kirin ikutan berdiri.
"No, kamu duduk aja Kirin.. Kamu bakal ngomong yang aneh-aneh dengan saudara saya nanti.." Kata Kim.
"Baik dok.." Kata Yireon lalu keluar dari Posko. Sedangkan Kirin duduk kembali.
"Kim, denger aku.." Kata Jeno memegang kedua bahu Kim. Kim otomatis menatap Jeno.
"Jangan ngelampiasin amarah kamu dengan ngga makan.. Nanti kamu sakit.. Aku ini sahabat kamu, Kim.. Wajar kalo aku ngingetin kamu.." Kata Jeno.
"Aku pusing, Jen.." Kata Kim akhirnya duduk kembali. Ia memijit kepalanya.
"Ya makanya makan.. Ayo ku temenin.." Kata Jeno.
Yireon datang bersama dengan Heejin. Yireon langsung pergi ke Nurse station, sedangkan Heejin menghampiri Kim.
"Kim kenapa?" Tanya Heejin ke Jeno.
"Gara-gara lo nih ah!" Kata Jeno menatap kesal Heejin lalu pergi dari Posko. Jeno benar-benar kesal dengan wajah polos Heejin. Benar-benar seperti tidak pernah berbuat dosa.
"Kim, kamu marah ya?" Kata Heejin.
Kim menghela nafas.
"Koper udah siap?" Tanya Kim. Heejin mengangguk.
"Aku sarapan dulu.." Kata Kim lalu berjalan meninggalkan Heejin.
Ia masih ingin membatasi diri dulu dengan Heejin. Hey, siapa yang tidak marah jika saudaramu menyukai kekasihmu? Kalau orang lain, mungkin saja sudah memusuhi saudaranya itu. Tapi tidak dengan Kim, Kim pernah merasakan diposisi Heejin. Jadi ia tidak akan ambil pusing masalah itu.
Saat akan sarapan, ia bertemu dengan Hyunjin yang tengah berbincang dengan Seungmin dan Yunseong.
"Tampan sekali pacarku.. Pantas saja banyak wanita yang menyukainya.. Cih.." Kata Kim dengan nada nyinyir.
Hyunjin melihat kearah Kim dan pamit ke Seungmin dan Yunseong. Hyunjin menghampiri Kim dan tersenyum.
"Pagii.." Sapa Hyunjin.
"Pagi.." Sahut Kim dengan dingin
Sudah bisa Hyunjin tebak jika Kim masih kesal dengan peristiwa semalam. Hyunjin sengaja tidak langsung menemui Kim semalam. Kim masih emosi dan pasti membutuhkan ruang untuk sendirian.
"Sudah sarapan?" Tanya Hyunjin.
"Ya belom lah, mukidi.. Kagak liat apa gue baru keluar.." Kata Kim.
Hyunjin segera merangkul dan mencium pipi Kim dengan gemas.
"Uwuuu pacar siapa sih ini?" Kata Hyunjin.
"Hyunjin ih sana! Ini tuh tempat Rame! Gila ya kamu.." Kata Kim berusaha lepas dari rangkul Hyunjin.
"Berarti kalo tempat sepi boleh dong ya.." Goda Hyunjin.
"HEH!" Kata Kim langsung memukul kepala Hyunjin.
Yunseong dan Seungmin hanya memperhatikan Kim dan Hyunjin dari jauh.
"Sampaikan maafku untuk Kim yaa.. Kakakku itu memang agak sinting.." Kata Yunseong pada Seungmin. Seungmin yang mendengar itu berusaha menahan tawanya.
"Ayo makan sama aku.." Kata Hyunjin menggenggam tangan Kim.
Kim menatap kearah Hyunjin yang masih excited memberitahu menu apa saja yang ada hari ini. Entah kenapa Kim merasa takut kehilangan Hyunjin.
"Hyunjin" Panggil Kim
"Hmm?" Sahut Hyunjin.
"Ngga gini, Hyunjin.." Kata Kim.
"Maksudnya?" Kata Hyunjin masih tersenyum.
"Jangan buat aku jatuh terlalu dalam sama kamu.." Kata Kim mulai menangis.
"Hey, kok jadi mellow gini pembahasan kita.." Kata Hyunjin menghapus air mata Kim.
"Kamu ngga denger semalem.. Heejin masih suka sama kamu.." Kata Kim.
"Ya tapi kan akunya nggak.. Aku cuma sayang sama kamu, Kim Hyunjin.. Ngga ada yang lain.." Kata Hyunjin memeluk erat Kim.
Kalo udah gini, Kim udah ngga bisa ngomong apa-apa lagi. Bener-bener berat bagi Kim untuk pisah sama Hyunjin. Dia ngga yakin bisa terus LDR dengan Hyunjin.
"Aku takut kamu berpaling, Hyunjin.. Kita sebentar lagi bakal LDR.." Kata Kim
Hyunjin melepaskan pelukannya dari Kim dan mengusap kedua pipi Kim.
"Kamu ngga percaya sama aku?" Kata Hyunjin dengan lembut.
Ngeliat Hyunjin soft gini, Kim bener-bener lemah. Persetan dengan Heejin yang masih suka dengan pacarnya. Pokoknya Kim ngga akan pernah kasih sela untuk Heejin ngerebut Hyunjin.
"Aku percaya.." Kata Kim.
Hyunjin mengecup bibir Kim sekilas. Untung aja ngga banyak orang disana. Hyunjin tersenyum manis kepada Kim seraya berkata,
"Aku yang malah takut kamu direbut, Kim.. Kamu itu cantik, pinter, Ahh perfect lah pacar aku ini.." Kata Hyunjin.
Kim tersenyum. Hyunjin berhasil mengembalikan mood nya yang hilang.
Disisi lain, Hwall menatap Kim dan Hyunjin dari kejauhan.
"Semakin dilarang, gue akan terus ngerusak hubungan lo Hwang Hyunjin.. Gue akan rebut Kim Hyunjin dari lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] When The Heart Choose ✔
FanfictionKisah Hwang Hyujin yang harus memilih Dimanakah hatinya akan berlabuh.. Pada Jung Heejin atau Kim Hyunjin? Atau tidak pada keduanya?