Bab 1 : Tipe Gue? Salah Besar!

7.3K 800 788
                                    

Now Playing : Powfu - Death Bed

***

"Tidak kenal maka tidak sayang. Sudah kenal malah ngajak berantem."

***

"Pantas aja ngga ada yang mau sama lo, cerewet sih!"

"Heh, lo kira ada yang mau sama lo? Kalaupun ada, gue suruh mereka periksa ke dokter mata atau ngga dukun deh, sekalian! Karena kalau ngga buram, pasti lo santet mereka."

Sambil berjalan menyusuri koridor, kedua remaja yang kini berada di kelas 11 IPA 2 beradu mulut, lagi. Ya,
lagi.

Setelah menemui Bu Asri, selaku Guru Fisika yang akan mengurusi Lomba Fisika di bulan depan, mereka berdua tidak berhenti beradu mulut.

Mungkin kalian sudah menduga dan tahu apa penyebab dari semuanya. Benar sekali! Mereka berdua saling bersaing untuk menjadi peserta Lomba Fisika bulan depan. Tidak ada yang mau mengalah, tentu saja.

"Asal lo tahu ya, kalau gue udah main basket. Behh, cewe mana yang ngga jatuh cinta, klepek-klepek semua lihat gue."

Mendengar itu, perempuan yang memiliki nama Carren Willow menghentikan langkahnya sejenak. "Heh, kok lo jadi narsis gini, sih? Geli banget gue dengarnya. Hih!"

"Geli atau suka? Cieee yang tergoda sama gue. Gue tau kok gue mempesona." Alvino merasa senang untuk menjahili Carren yang sebentar lagi terlihat akan membunuhnya.

"Lo pikir lo tipe gue? Salah besar! Tipe gue itu anak futsal, sedangkan lo anak basket. Jadi ngga usah kegeeran."

Setelah mengucapkan itu, Carren segera masuk ke dalam kelas. Meninggalkan Alvino dengan ekspresi bingungnya. "Dih, orang gue cuman bercanda kali. Baperan amat jadi cewe, untung bukan cewe gue."

***

"Jadi gimana, Ren?"

Bel istirahat sudah berbunyi sedari tadi, kini Nadhira dan Carren sedang menikmati bakso dan es teh. Ah, benar sekali. Es teh adalah pilihan yang cocok untuk cuaca panas seperti ini.

"Ya, lo ngapain nanya kalau udah tahu jawabannya?"

Wajah Nadhira menjadi sedih karena Carren menolak permintaannya. Padahal, permintaannya itu sangat simple dan banyak orang yang menginginkan posisi Carren. "Please, Ren. Cuman satu video tiktok aja, benaran deh, janji!"

"Tetap ngga mau, udah tau gue ngga bisa tiktok-tiktok itu." Carren masih kukuh dengan penolakannya. Sementara itu, Nadhira juga tidak menyerah untuk tetap membujuknya.

"Lagian, siapa suruh punya wajah cantik? Followers gue di tiktok jadi pada suruh gini, kan. Katanya kangen liat lo tiktokan sama gue."

Carren nampak berpikir sebentar, "Kalau gue mau, lo mau kasih apa ke gue? Atau apa gitu balasan yang setimpal."

Nadhira seketika menjadi senang karena Carren menunjukkan tanda-tanda akan menyetujuinya. "Gue beliin lo boba, deh! Atau ngga gue temanin lo nge-drakor!"

"Hmm benar ya?"

"Iya Carren sayangku, gue kan ngga pernah bohong. Nanti pulang sekolah ya kita rekamnya. Hehe pasti followers gue senang banget nih lihatnya."

Bagi kalian yang belum tahu, Nadhira merupakan salah satu seleb tiktok. Bahkan saking seringnya bermain tiktok, pernah sekali ia ditegur oleh Bu Afifah, guru Fisika kelas sepuluh. Karena ia bermain tiktok di saat melewati koridor kelas sepuluh, lagu renegade dengan volume full pula.

***

"Gini, Ren. Tangannya bentuk ngga tahu gitu di samping bahu," ucap Nadhira pada Carren. "Nah iya, benar gitu! Lalu ekspresinya, senyum dikit." lanjutnya.

Sudah sepuluh menit lamanya, Nadhira mengajarkan tarian tiktok kepada Carren. Nadhira juga sering mengomentari tarian yang Carren lakukan.

"Ih, udah gue bilangin gue ngga bisa ginian." gerutu Carren kepada Nadhira.

Saat sedang melakukan tarian tiktok untuk ke sekian kalinya, kehadiran seorang pria secara tiba-tiba membuat mereka terkejut. Bahkan, ponsel Nadhira hampir saja terjatuh jika tidak ia tahan.

"WOI, CARREN!

Aduh, cobaan apa lagi ini. Pikir Carren dalam hati. Percaya saja, sebentar lagi, cowo yang baru saja datang ini akan mengejeknya.

"Waduh, diam-diam lo main tiktok juga ya, Ren. Pantesan pas dicariin di ruang karantina ngga ketemu. Duh, gue bilangin Bu Asri, ah!"

Tuhkan, apa yang Carren pikirkan benar. "Berisik. Gue baru mau pergi ini. Ganggu aja lo, sana pergi!"

Nadhira yang tidak tahu apa-apa hanya dapat terdiam sambil memasang wajah bingung. "Emangnya kenapa, Ren? Kok ke ruang karantina? Lo ikut lomba lagi?"

"Iya, makanya gue nolak buat rekam tiktok ini. Karena setelah pulang sekolah, gue ada karantina sama dia." Carren menunjuk ke arah Alvino yang sedang berdiri di ambang pintu. 

Setelah itu, Carren segera membereskan barang-barangnya ke dalam tas dan bergegas menuju ruang karantina.

"Aduh, sorry banget gue ngga tahu. Lagian lo ngga ada kasih tau gue, sih." Nadhira merasa bersalah karena sudah memaksa Carren untuk membuat tiktok.

"Gue ngga kasih tahu lo soalnya masih sibuk mikirin cara untuk nyingkirin Alvino. Dah ya, gue pergi dulu." Carren kemudian berlalu pergi, meninggalkan Alvino.

Alvino yang sedari tadi diam, langsung tersadar ketika ia ditinggali oleh Carren. "Oi, Ren! Gue kok ditinggal? Tungguin woi!"

Nadhira menatap kepergian mereka berdua. "Kerjaan mereka berantem terus tapi selalu sama-sama. Duh pasti bakal jadian ini. Percaya tebakan gue. Eh ngapain gue ngomong sendiri yak? Dahlah mending gue cabut," oceh Nadhira pada dirinya sendiri. Dasar aneh.

***

A/N : HALO! Terima kasih untuk yang sudah membaca atau hanya sekedar mampir. Jangan lupa tinggalkan jejak jika menyukai cerita ini🤍.

Salam, Michelle.

Not My Type [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang