Bab 9 : Hukuman

1.3K 309 171
                                    

Hii! Sebelum baca boleh ku tanya dulu? Hehe, kalian pas lagi baca ini pakai baju warna apa?

Akhir-akhir ini, lagi suka lagu apa?

Sudah deh. Selamat membaca!

Now Playing : Andmesh - Kumau Dia

***

"Sudah tahu milik orang, tapi masih saja berharap. Dasar aku."

***

"Parah sih gue."

Tidak pernah terbesit sekalipun di dalam pikiran Nessa jika dirinya akan bangun telat, bukan hanya telat, sangat telat! Hari ini yang bertugas menjaga terbang adalah kakak-kakak OSIS yang uhh, cukup seram?

Nama mereka adalah Samuel dan Athira. Samuel menjabat sebagai wakil ketua OSIS, sedangkan jabatan bendahara dipegang oleh Athira.

Mulut Samuel itu sepedas cabai, bahkan lebih pedas. Nessa lebih memilih untuk makan samyang dengan bon cabe daripada mendengarkan kata-kata Kak Samuel.

Sedangkan Athira, kebawelannya tidak dapat dipungkiri. Ia selalu menganggap jika kedisiplinan adalah kunci nomor satu untuk meraih kesuksesan. Jika waktu saja tidak dapat kita atur, bagaimana dengan yang lainnya.

Saat ini, Nessa sudah dihadang oleh kedua kakak OSIS tersebut. Nessa menoleh ke arah kanan dan kirinya, ia melihat ada dua laki-laki dan satu perempuan.

"Berapa orang yang hari ini telat, Ra?"

"Empat."

"Oke, lo urus dua. Gue urus dua. Siapa dua orang terakhir yang paling telat?"

Athira hanya menunjuk pada Nessa dan satu anak laki-laki lagi.

"Itu perempuan yang ikat kuncir kuda sama yang rambut mangkok, ikut gue."

Samuel lantas berlalu setelah memberikan instruksi yang diikuti oleh Nessa dan satu anak laki-laki lainnya.

Ternyata, Samuel membawa mereka ke dalam aula. Aula sekolah SMA Harapan ini sangat luas, karena biasa diadakan kelulusan atau acara penting di sini.

"Lo pada udah tau kan konsekuensi kalau telat?"

Anak laki-laki tersebut mengangguk sedangkan Nessa tidak. Karena selama ini, ia sama sekali belum pernah telat. Baru kali ini.

"Itu yang perempuan namanya siapa?"

Nessa menunjuk dirinya sendiri, "S-saya kak?"

Samuel hanya memutar bolanya malas, sudah telat, masih lagi menye-menye. Ia paling tak suka dengan perempuan seperti ini.

"Ya iya lah, emang lo pikir lo banci gitu?"

Nessa mendengus napasnya kasar, "Saya ngga tau kak. Orang saya ngga pernah telat, baru kali ini. Emangnya apaan?"

"Lo budek? Gue nanya nama lo. Masa ngga tau nama sendiri."

Tidak mau kalah, Nessa pun membalas. "Saya kan bilang saya ngga tau sama konsekuensinya. Bukan ngga tau nama saya. Kakak ngga bisa ngerti Bahasa Indonesia?"

Not My Type [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang