Bab 4 : Hujan

1.8K 482 369
                                    

Now Playing : Lauv - Paris In The Rain

***

"Dear hujan, sampaikan perasaan rinduku kepadanya."

***

Rintik hujan mulai memenuhi jendela yang semula bening. Membasahi permukaan jalanan yang kering. Dan juga membubarkan kumpulan orang-orang yang sedang duduk dan bersantai.

"Lagi liatin apa, Car?"

Saat sedang fokus melihat keadaan di luar jendela, tiba-tiba ada yang menanyakannya. Tapi, mengapa perkataan itu membuat Carren merasa de javu? Apakah orang itu ada di sini?

Carren segera membalikkan badannya dengan wajah yang penasaran dan berharap akan kehadiran orang itu. Tapi kenyataannya, yang ia temukan hanyalah Alvino. "Ngapain lo ke sini?"

Alvino terkekeh sebentar, "Emangnya ngga boleh?"

"Ga."

"Galak bener sih. Oh ya Bu Asri di mana?" Alvino mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruang karantina yang berada di ujung sekolah SMA Harapan. Tapi hasilnya nihil, ia tak menemukan adanya sosok selain Carren yang tengah memandang jendela.

"Lagi ngajar kelas 11 IPA 1, mungkin habis ngajar baru ke sini."

Alvino mengangguk paham, "Kata Nadhira, lo lagi dekat sama ketua kelas 11 IPA 1?"

Apakah yang dimaksud Alvino adalah Ryan? Jika benar, Carren pun bingung apakah ia dan Ryan sedang pdkt karena Carren sendiri tengah fokus dengan persiapan lombanya. Sedangkan Ryan, mungkin ia fokus dengan Futsalnya. Tidak ada yang tau bukan?

"Ngga sih, biasa aja. Cuman kenalan doang kemarin. Btw lo ngapain tanya ke Nadhira?"

"Masa urusan calon pacar gue, gue ngga tau. Ngga boleh dong, harus tetap up to date."

Carren bingung dengan akhir-akhir ini, bukan, lebih tepatnya sejak mulainya pemilihan perwakilan yang akan maju ke dalam lomba Fisika. Mengapa kata-kata Alvino terhadapnya seperti itu? Jarang sekali, padahal yang biasa dikeluarkan Alvino hanyalah perkataan yang membuatnya naik pitam. "Lo akhir-akhir ini kenapa sih? Ngomong gitu terus sama gue. Sehat kan lo?"

"Sehat dong, makasih calon pacar udah khawatir sama gue. Calon pacar baik-baik yaa kerjain soal Fisikanya, jangan dekat-dekat sama cowo lain." Setelah mengucapkan itu, Alvino beranjak dari hadapan Carren. Lagi-lagi meninggalkan Carren dengan wajah kebingungannya.

"Ah! Bisa gila gue lama-lama mikirin dia. Mendingan gue latihan soal."

***

"CARREN!!!"

Nadhira meneriaki namanya dengan sangat keras hingga murid-murid yang sedang berada di kelas 11 IPA 2 menghadap ke arahnya.

Carren yang melihat itu hanya menunduk malu dan meminta maaf, "Nad, lo kebiasaan banget sih teriak-teriak. Lihat tuh semuanya pada lihatin lo, minta maaf gih."

Nadhira segera meminta maaf pada mereka, "Hehe, habisnya lo udah ngga di kelas berapa lama coba. Makanya gue kaget lihat lo istirahat datang ke sini. Sedih tau gue, main tiktok sendiri, ke kantin sendiri, belajar sendiri."

Carren memutar bola matanya menanggapi Nadhira yang sedang beracting lebay ini. Padahal ia juga di kelas tidak pernah belajar atau memperhatikan guru dengan baik. Yang ada hanya melihat tiktok selama jam pelajaran. "Lebay lo. Ohya Nad, gue mau nanya. Lo ngapain kasih tau ke Alvino tentang Ryan? Gue kan suruh lo diam-diam aja."

Not My Type [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang