Bab 13 : Bimbang

958 236 65
                                    

Jangan lupa tekan tanda bintang dan komentar ya saat membaca. Selamat membaca!

Now Playing : Kim Min Seung - From Now On

***

"Saat kamu tengah didatangi rasa bimbang, ingatlah tujuan awal mengapa kamu ada di sini."

***

"Jadi, lo benaran mau di rumah gue, Ren?" tanya Alvino sesaat ia melihat Carren yang sedang mencatat catatan Bahasa Indonesia.

Ibu Christina selaku guru yang mengajar Bahasa Indonesia baru saja mengakhiri pembelajaran untuk hari ini. Tak lupa untuk meninggalkan pekerjaan rumah bagi murid-muridnya.

"Bentar dulu, gue lagi nyatet." balas Carren tetap fokus mencatat. Tangan kanannya ia gunakan untuk memegang pena dan tangan satunya digunakan untuk menahan buku miliknya.

Alvino pun memutuskan untuk duduk di hadapan Carren sambil menekukkan wajahnya menatap Carren. Ia memperhatikannya dengan detail.

Rambut Carren yang diurai itu berwarna hitam legam, tidak terlalu tebal maupun tipis. Panjang rambutnya juga sedang, yaitu tepat di bawah bahu. Bola matanya berwarna coklat kehitaman, hidungnya kecil dan juga bibirnya berwarna merah muda.

"Cantik." Tanpa sadar, Alvino mengucapkan kata itu.

"Apanya yang cantik?" tanya Carren.

"Hah, apaan? Ngga ada, gue ngga ada ngomong apa-apa daritadi. Iya ngga, Ric?" Balas Alvino sambil menanyakan pada Eric yang duduk di sampingnya.

Eric yang ditanya pun hanya mengendikkan bahunya. Sama sekali tidak dapat bekerja sama dalam situasi seperti ini.

"Ngga jelas lo. Oke, gue udah selesai. Lo mau ngomong apa tadi?" Carren menutup buku catatan Bahasa Indonesia miliknya dan memasukkan alat tulis ke dalam kotak pensilnya.

"Lo benaran mau kerpok di rumah gue?"

Carren memelototkan matanya, "Ya nggak lah! Apa kata orang nanti?"

Kembali dengan Alvino yang mengesalkan. Saat ini, rasanya Alvino ingin menjaili Carren seperti dulu. Yang membuat Carren naik pitam dan akan mengata-ngatainya.

"Oh, lo takut dicurigai? Kita kan tinggal jujur aja nanti."

"Jujur tentang?"

Alvino mengeluarkan smirknya, "Tentang hubungan kita."

Carren mencubit tangan Alvino dengan kuat. Sama sekali tidak berniat untuk melepaskannya. "Apa lo bilang? Ngomong sekali lagi sini, gue lipat tuh mulut!"

"Carren, cubitan lo dari dulu ngga pernah ada rasa sakit ya. Lemah banget!" ejek Alvino dengan smirk yang masih ia tunjukkan.

Carren pun dengan cepat beralih pada lengan milik Alvino, ia segera mencubitnya dengan tenaga lebih kuat.

Kali ini, Alvino merasa lengannya mungkin dapat memar atau yang lebih parah, sampai masuk ke rumah sakit? Tidak, ini hanya pemikiran konyol miliknya.

"Aduh, Ren. Lo jadi cewek ga bisa ngga bar-bar apa? Kasihan gue lihat lo, ngga punya pacar. Galak sih!" Balas Alvino sambil berusaha melepaskan tangan Carren.

Not My Type [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang