Alexa 60 || Kita sama

4.2K 215 36
                                    

***
Hello gaiss. Sebelumnya aku ucapin terima kasih banyak buat kalian yang sudah ikut berpartisipasi lewat komentar kalian di part sebelumnya. Thankuuu very much gaisss😘

Banyak-banyakin komentar lagi yah, karna part kali ini tak kalah serunya dari part sebelumnya:))

JANGAN BOSEN!!
KARENA PART INI KEBANYAKAN NARASI, TAPI BAKAL BUAT KALIAN TAHU APA YANG SEBENARNYA TERJADI SAMA ALEXA!!

Happy Reading muachh😘

______

Alexa berdiri menatap seseorang yang baru saja membuatnya mati kutu. Ia benar-benar tidak menyangka jika orang itu ada di tempat ini dan mendengar semua percakapannya dengan Anton. Tapi apa yang membuat dia berada disini?

Farah dan Anton yang tidak tahu apa-apa, mereka hanya ikut berdiri---menatap kedua gadis yang saling tatap-menatap itu.

"Siapa, Alexa?" tanya Farah setengah berbisik

"Dhiva? Kamu masih disini?" bukan Alexa yang menjawab, melainkan seorang lelaki yang berdiri di belakang Alexa

Anton. Farah dengan cepat menoleh ke arah pria itu dengan raut wajah terkejut serta bingung. Jadi, Anton mengenal gadis itu?

Yah, gadis dengan rambut hitam sebahu, dan sweeter maroon yang berdiri di ambang pintu itu adalah Dhiva. Dengan tatapan masih tidak percaya menatap Alexa, gadis itu melangkah kecil ke arah Alexa.

"Maaf kalo saya lancang." ucapnya kepada Farah dan Anton, kemudian beralih kepada Alexa, "Alexa, gue mau bicara sama lo. Berdua." tukas Dhiva seraya menekan kata terakhir

Well, ini adalah masalah baru yang akan Alexa hadapi malam ini juga. Entah apa rencana Tuhan kali ini untuknya, yang jelas Alexa mau tidak mau harus siap mengatakan yang sebenarnya kepada Dhiva.

Alexa menatap Farah, kemudian mengangguk kecil seolah meminta izin kepada wanita itu untuk keluar sebentar. Farah yang mengerti akan situasi, ia kemudian mengangguk paham. Melihat itu, Dhiva lantas keluar dari ruangan Anton yang segera di ikuti oleh Alexa.

Tak lama keduanya sampai di taman rumah sakit. Tidak terlalu ramai, sehingga membuat keduanya bisa berbicara dengan leluasa. Dua gadis itu saling berhadapan, menatap satu sama lain tentunya dengan tatapan yang berbeda. Dhiva dengan kedua mata memerah berair, menatap Alexa tidak percaya. Begitu juga dengan Alexa, gadis itu berusaha bersikap setenang mungkin.

"Bilang sama gue, kalau apa yang gue denger tadi itu gak benar." ucap Dhiva memulai pembicaraan dengan menahan air matanya yang terbendung

Sebenarnya Alexa tidak mengerti kenapa reaksi Dhiva seperti ini. Gadis itu terlihat seperti sangat sedih ketika mengetahui apa riwayat penyakit Alexa. Padahal di antara dirinya dengan Dhiva tidak terlalu dekat, bahkan baru memulai persahabatan belum lama. Tapi apa yang Dhiva perlihatkan saat ini seolah dia sangat-sangat sedih dan shock melihat keadaannya.

"Alexa. Bilang kalau semua itu gak benar!" desak Dhiva seraya menggoyang-goyangkan lengan Alexa

Masih tidak menjawab, Alexa hanya diam, lidahnya terasa kelu untuk berkata apa lagi ini adalah rahasia yang sudah lama ia simpan, tapi terbongkar bigitu saja.

Jengah dengan respon yang Alexa berikan, Dhiva sekali lagi menegaskan. "Alexa, jawab!"

"Iya!"

"Semua yang lo denger itu benar! Gue sakit. Gue hidup dengan satu ginjal. Dan gue merahasiakan semua itu ke semua orang! Puas lo, Kak!" sentak Alexa keras, namun sedetik kemudian ia sedikit terkejut ketika sesuatu dari tangan Dhiva terlepas jatuh ke tanah

Alexa -The Badgirl-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang