Alexa 61 || Menuju Akhir

4.6K 224 129
                                    

SEBELUM BACA, JAWAB DULU PERTANYAAN SATU INI.

APA YANG KALIAN HARAPKAN DARI HUBUNGAN REY DAN ALEXA?!

Kalo gak jawab, aku bakal Sad Ending cerita ini!!:(

Komentar di setiap paragraf, oke?!!

Oke, Happy Reading

____

Gadis dengan ciri khas bandana coklat polkadot, dan kalung hitam yang melingkar pas di lehernya--melangkah pelan dengan tatapan kosong menatap lurus ke depan. Pikirannya kalut. Setelah mendengar pernyataan yang sudah menjadi terkaannya beberapa minggu lalu.

Mengingat soal kejadian dimana ia bertemu dengan Dhiva, ketika ia dan Arthur tengah menuju ke warbel untuk menemui Rey yang telah selesai tawuran dengan Ragonda--- Alexa ingat betul bagaimana wajah panik Dhiva ketika cewek itu setengah memarahinya karena Rey terluka akibat tawuran. Mulai saat itu, Alexa sudah menduga, bahwa Dhiva memang mempunyai perasaan lebih terhadap Rey. Namun gadis itu menutupinya darinya.

Karena, seorang lelaki dan perempuan yang menjalin persahabatan, pasti salah satu dari mereka lambat laun muncul perasaan lebih dari sekedar sahabat. Percaya atau tidak, sejak saat itu Alexa berusaha untuk tetap positive tinking dengan keadaan saat itu.

Yah, Alexa tahu, Rey memang idola semua orang, tentunya kalangan perempuan. Siapa saja berhak menyukai Rey, dan Alexa tidak bisa melarangnya. Karena itu hak mereka. Tapi setelah mengetahui bahwa Dhiva lah yang mempunyai perasaan lebih terhadap Rey. Entahlah, hatinya seakan menolak keras untuk itu.

"Xa."

Panggilan itu membuat Alexa tersadar dari lamunannya. Ia menatap seorang cowok yang sudah berdiri di hadapannya, lalu menatap ke sekeliling koridor. Tanpa sadar, ia sudah sampai di kelasnya.

"Lo ada disini?" tanya Alexa, membuat kedua alis Rey menyatu

Aneh sekali, bukannya tadi Rey sudah bilang bahwa 15 menit lagi ia akan ke kelas Alexa. "Kenapa? Gue kan emang mau ke sini?" tanya Rey balik

Alexa terdiam sejenak, sampai akhirnya ia mengingat perkataan Rey tadi di lapangan. Dan, kenapa ia bisa sampai lupa begini?

"Ah iya, sorry. Gue lupa." gadis itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

Sebentar. Lupa? Padahal belum lama Rey mengatakan bahwa ia akan ke kelas gadis itu. Tapi, secepat itukah Alexa lupa? Sekali lagi, aneh.

"Habis dari mana?" tanya Rey mengalihkan pikiran anehnya 

"Emm... itu, dari toilet. Sorry, yah. Buat lo nunggu." kata Alexa berdusta

Melihat gelagat Alexa yang aneh dan mencurigakan membuat Rey semakin bingung. Apa lagi raut wajah Alexa yang kini pucat pasi, terlihat seperti orang sakit. Sebagai pacar yang baik, Rey tentu saja khawatir melihat keadaan Alexa seperti itu. Alih-alih mengangkat satu tangannya untuk menyentuh bahu Alexa, gadis itu justru melangkah ke arah kursi di belakangnya. Dan duduk disana.

Rey tidak tinggal diam, ia segera duduk di samping Alexa. "Hey, kenapa si? Lo sakit?" tanya Rey seraya memegang bahu Alexa

Alexa dengan cepat menggeleng dan menatap Rey lekat. "Gak papa, kok."

"Jangan bohong. Muka lo pucat banget. Lo belum sarapan?" sahut Rey tidak percaya

"Kan gue udah bilang tadi, gue udah sarapan." kata Alexa meyakinkan

Sedikit ragu dengan ucapan Alexa, Rey kemudian meraih tangan gadis itu dan menggenggamnya seraya menatap iris mata coklat Alexa dengan lekat, "Kalo  sakit, bilang. Gue gak mau lo nutup-nutupin rasa sakit lo dari gue."

Alexa -The Badgirl-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang