Alexa 72 || Pertemuan Keluarga

5.3K 320 386
                                    

#Spesial Part ReyAlexa

Sinar matahari yang menyengat tidak membuat Alexa beranjak dari duduknya. Masih di posisi yang sama. Duduk di sofa lapuk yang ada di rooftop. Seraya memejamkan matanya, dengan pikiran yang kalut. Gadis itu tidak tidur, melainkan memikirkan apa yang Siska katakan tadi. Kata-kata itu kini berhasil terngiang-ngiang di otaknya.

Selama ini, Alexa diam membiarkan orang-orang yang tidak suka dengannya mencibirnya. Itu karena mereka tidak tahu mana yang benar mana yang salah. Tapi jika kedua orang tuanya di bawa-bawa ke dalam masalahnya, sampai kapan pun ia tidak akan pernah terima. Siapa pun dia. Alexa akan mengingat namanya.

"Udah bolos pelajaran berapa jam?" tanya seorang cowok yang kini berdiri di samping sofa

Alexa membuka matanya. Menoleh, lalu kembali menatap ke langit. Satu tangannya menepuk sofa di sampingnya, berniat memberikan peluang untuk cowok itu duduk. Dan cowok itu pun duduk di samping Alexa. Memperhatikan gadis berambut coklat itu menatap langit biru.

"Dua jam, Rak." ucap Alexa

"Gak ada niatan buat masuk kelas?" tanya Raka

"Bukannya ini belum istirahat, ya? Kenapa lo udah keluar?" tanya balik Alexa

Raka menghembuskan nafasnya pelan, kemudian menyenderkan tubuhnya ke sofa. "Jam ini kelas gue jamkos. Makanya gue ke sini buat liat lo." sahut Raka, yang langsung di angguki oleh Alexa

Hening. Tidak ada yang bicara, karena keduanya sama-sama diam menatap langit. Ada yang sakit namun tak berdarah. Itu lah hati Alexa. Semakin sakit ketika ia terlihat lemah dan tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi, Alexa tetap lah Alexa. Cewek pemberani yang selalu menutupi kelemahannya dengan kekuatannya. Tak mau terlihat lemah, walau dirinya sangatlah lemah dan rapuh.

"Soal foto itu, gue minta maaf, yah." ucap Raka, membuat Alexa menoleh

"Buat apa minta maaf kalo lo gak salah." sahut Alexa, kemudian menegakkan tubuhnya dan merogoh sesuatu di dalam tas

Sebuah ikat rambut berwarna hitam. Alexa mengumpulkan rambutnya jadi satu kemudian mencepol tinggi rambut coklat itu dengan ikat rambut yang setiap hari ia bawa. Dan gerak-gerik itu tak luput dari pandangan Raka.

Raka hampir terpesona dengan tampilan rambut Alexa. Namun cowok itu menghembuskan nafasnya pelan, ketika mengingat seseorang yang harus ia jaga hatinya. Raka tidak boleh jatuh hati pada Alexa. Karena ia juga sudah menyimpan rasa kepada seseorang.

Alexa memang cantik di liat dari segi fisik. Bahkan hatinya pun sama-sama cantiknya. Tak heran kenapa Rey bisa jatuh cinta dengan gadis ini. Karena Alexa memang berbeda dari yang lain.

"Harusnya gue yang bilang makasih sama lo, karena lo udah nolongin gue semalem." ujar Alexa, setelah selesai dengan rambutnya

"Udah kewajiban gue jagain lo, Xa." ucap Raka, keduanya saling menatap

"Kenapa?" tanya Alexa

"Karena ini perintah dari Rey." pernyataan itu membuat Alexa terdiam

Raka menghela nafasnya pelan, menegakkan tubuhnya, lalu membungkukkan badannya dengan kedua siku bertumpu pada kedua lutut.

"Dulu waktu lo masih pacaran sama Rey. Rey pernah bilang ke semua anak Intel, kalau kami semua harus jagain lo. Dari jarak jauh, karna Rey akan selalu ada di samping lo. Apa pun perintah lo itu perintah Rey juga. Dan jagain lo dari jarak jauh, adalah kewajiban Intel." jelas Raka, membuat Alexa semakin bungkam

Rey dulu sumber kebahagiaan Alexa. Cowok itu yang sudah membuat hari-harinya tampak lebih berwarna. Cowok itu juga yang selalu ada di saat ia membutuhkan. Rey sangat tulus mencintainya, dan ingin selalu menjaganya. Tempatnya untuk bersandar dikala Alexa sedih. Namun sekarang, keadaan sudah berbeda. Merubah semua rasa dan keyakinan. Benci dan cinta.

Alexa -The Badgirl-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang