chap 11 - train (기차 여행)

809 145 10
                                    

CHAPTER 11

TRAIN (기차 여행)

|

"Ini belum waktunya untuk kau pergi, Beomgyu." Satu sosok berjubah gelap itu berdiri dengan teramat tinggi. Bahkan tinggi Soobin saja kalah jauh karena dia berdiri angkuh seperti menara. Beomgyu perlu mendongak hingga lehernya sakit, dan sosok itu akhirnya agak menunduk ke wajah si pemuda.

"Mengapa?"

"Karena masih banyak hal yang perlu kau lakukan. Aku akan mengembalikanmu setelah ini."

Beomgyu mencebik. "Siapa sih kau ini ... mengatur-atur apakah aku mau kembali atau tidak? Aku cukup. Aku cukup lelah dengan kehidupanku. Aku tidak mau." Ia merajuk dan tetap duduk di kursi kereta gelap tersebut. Malam kian pekat, menandakan waktu Bumi yang juga tersedot habis. Sosok jubah itu turut duduk, hingga Beomgyu merasa meremang dan menekuk bibirnya. Kepalanya tertoleh sedikit. "Kapan memang aku seharusnya kembali?"

"Tidak dekat-dekat ini sih. Mungkin lima puluh tahun lagi."

"Itu lama sekali!"

Sosok berjubah itu mendekatkan wajahnya dengan Beomgyu hingga Beomgyu merasa ciut. Pasalnya, wajahnya pun tersembunyi dalam bayang-bayang gelap layaknya kau menatap terowongan tanpa ujung. Beomgyu tidak dapat menerka mana hidung, mata, bibir maupun dagu. "Itu sepadan."

"Tetap tidak mau ah!" Lelaki itu menggerutu dan melipat tangannya gusar. Suara desing rel bersama dengan mesin kereta memenuhi gerbong tersebut. Hanya ada mereka berdua, dingin, dan Beomgyu yang masih membuang wajahnya. Meskipun demikian, lengan dan kakinya agak mati rasa dan terasa bagaikan disiram air teramat panas, hingga Beomgyu perlu meniup-niup kecil.

"Dengar, kau tidak boleh di sini. Ini tidak akan mengantarkanmu ke akhirat."

"Apa maksudmu?"

"Ini hanya Kereta untuk Jiwa Tersesat. Kau akan terjebak di kereta ini selamanya, tanpa tujuan, tanpa pernah berhenti. Apakah kau mau?" Sejenak, Beomgyu tercenung mendengar kata demi kata yang menggantung. Oke, lihat sisi baiknya; dia tidak di rumah, dia tidak bersekolah, dia juga tidak akan pernah bertemu Choi Yeonjun maupun sepupunya, Yuri. Dia pun tidak perlu terus menerus merasa bersalah melihat perselingkuhan Bibi sekaligus Ibu Gurunya, Bu Hanna.

Well, tidak buruk juga kan?

"Kau akan seperti aku jika kelamaan di sini."

Beomgyu seketika merasa bulu kuduknya meremang. Dia menoleh untuk menatap sosok tanpa wajah dan hanya berubah jubah berisikan kabut hitam. Bahkan Beomgyu semakin bergidik karena suara itu seperti berasal dari belakang kabut tersebut dan mengirimkan sensasi yang membuatnya gemetaran. "Seperti ..."

"Kembalilah. Kau beruntung, kau masih punya 40 hari untuk pergi atau kemungkinan terburuknya justru sebelum itu ...." Beomgyu tidak sanggup mendengarkan, terlebih dia menjerit mendapati kereta justru masuk ke dalam terowongan tanpa cahaya sekali. Si suara itu berada dekat dengan kulit lehernya, menggoresnya. "Aku akan memakanmu."

*

*

Dengan napas tersengal, Beomgyu mengumpulkan tenaga untuk menutup pintu penyekat antar gerbong tersebut. Beomgyu terduduk dengan dada terjepit kemudian menatap keluar jendela yang mulai menampakkan suasana malam. Di luar, hanya ada kekosongan dan lebih banyak lapangan tanpa ujung. Beomgyu menutup matanya, berusaha memfokuskan dirinya. Hanya ada suara-suara samar, kemudian kereta yang terus melaju entah sampai kapan. Air matanya menetes tatkala yang memengangi lengannya yang penuh darah.

MAGIC  (마법) | txtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang