chapter 23 - lyapunov time (lyapunov 시간)

335 77 0
                                    

CHAPTER 23

LYAPUNOV TIME

(LYAPUNOV 시간)

|

Masih dengan perasaan panik, Yuri kembali meraba tanduk yang muncul itu. Bahkan dia sudah berulang kali menampar, mencubit bahkan memukul-mukul wajah dan sisi kepalanya agar sadar. Ayo, bangun! Bangun! Mimpi ini mengerikan! Hanya saja, Yuri hanya mengerjap kemudian merasa nyeri. Kepalanya makin berat bagaikan tiap detik tanduk berat itu makin membebani kepalanya. Seusai memastikan pintu kamar yang ia tempati terkunci—mengerikan sekali jika ada yang menyerangnya dari luar—akhirnya Yuri terduduk bingung di tepian ranjang. Tidak pernah, tidak sekalipun dia merasa sebingung ini. "Apa yang terjadi kepadaku?! Jawab!"

"Nona, Anda hanya berubah menjadi diri Anda."

"Omong kosong, sialan! Jawab dengan benar ... bagaimana aku nanti pulang dengan semua hal ini?" Yuri ingin mematahkan tanduk di kepalanya, tapi dia meringis kesakitan. Apalagi tanduk itu bagaikan tanduk keras yang dapat dipatahkan hanya dengan alat khusus, mungkin kepalanya bahkan akan cedera jika dia terus memaksakan diri? Yuri tidak dapat berpikir. "Aku tidak mungkin ... ah, pasti ada yang salah!"

"Di Magic Island, kami hanya menerima anak dengan jiwa mereka. Nona, kau punya tanduk, terima itu sekarang," jawabnya dengan nada monoton.

Mudah saja bicara begitu, Mesin!

Yuri mendengus seraya menyambangi jendela kamarnya yang tadinya tidak menarik. Sewaktu dia menyikapnya, dia dapat melihat banyak anak berkumpul di luar. "Ada keributan apa ini?"

"Nanti malam akan ada Festival Bintang, Anda dapat membuat permohonan."

Oh?

"Apakah aku dapat pulang?" tanyanya tapi tidak ada balasan. Yuri menyipitkan matanya. Dari balkon itu, dia makin merasa aneh saja karena tiap anak berwujud makin aneh. Jika di koridor tadi sudah membuatnya ketakutan sampai akan pingsan, di bahwa sana justru makin mengerikan. Ada yang bertubuh tinggi besar bagai raksasa lapar, ada yang setengah duyung, ada yang punya banyak duri di punggung, dan ada juga yang punya banyak tangan dan wajah. Monster!

Terdengar satu ledakan keras dari arah luar. Yuri bergegas melihat dari balkon kamarnya, dia tercengang mendapati langit mulai berwarna merah gelap sedangkan beberapa anak justru menarik di lapangan bahwa, mereka nampak menikmatinya dan justru bergerak lincah di bawah hujan abu yang pekat. "Apa yang terjadi?"

*

*

Kau tahu apa yang sangat menakutkan daripada hutan rimbun? Pikiranmu. Bagaimana kau memproses banyak hal, bagaimana kau bereaksi akan hal tersebut dan memutuskan tindakan yang perlu kau ambil. Proses tersebut yang membentuk dirimu dari waktu ke waktu—penentuan apakah kau monster atau malaikat. Segalanya mengerikan sebagaimana lolongan serigala yang menggoda, bisikan angin malam maupun jejak-jejak berpendar di kegelapan.

"Ini mustahil. Semua ini hanya fantasi saja!" Yuri mengerang dan masuk lagi ke kamarnya. Meskipun ledakan terus terjadi berulang kali hingga menggetarkan dinding serta jendelanya, Yuri tidak lantaskeluar untuk mencari bantuan. Di tengah kekacauan tersebut, justru Yuri terdiam di pojokan kamar dan mendekap dirinya sendiri.

"Kami selalu mewujudkan apapun yang anak-anak inginkan di sini."

"Untuk apa kekacauan ini?" pekiknya, ketakutan.

"Ini bagian untuh tumbuh," sahut suara tersebut dan mendadak senyap. Ruangan itu jadi padam dengan kegelapan yang bergemuruh masuk, mengisi tiap jengkal ruangan tersebut. Yuri samar-samar dapat merasakan pijakan bergetar sedangkan seluruh tubuhnya tidak dapat digerakkan. Tadinya, dia pikir, tempat ini sudah seperti wahana mengerikan yang pasti akan dia coret dari destinasi yang ia mau, sekarang tempat ini bagaikan neraka.

MAGIC  (마법) | txtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang