chap 2 - yeonjun (연준)

1.5K 232 45
                                    

2. YEONJUN (연준)

The boy who has a wound

November. 1

Soobin menatap papan tulis di hadapannya. Sudah beberapa jam ini dia terus menuliskan beberapa rumus Kimia, membuat perhitungan berbagai senyawa yang akan dia gunakan untuk percobaan yang baru. Tapi sejauh ini, otaknya buntu. Padahal sayembara itu akan diadakan kurang dari seminggu. Sejak peristiwa kebakaran tersebut, Soobin tidak dapat tidur dengan tenang. Bayangan api yang berkobar tinggi sampai ke langit-langit serta udara yang membuat matanya perih bukan main, Soobin menganggapnya seperti mimpi buruk.

"Kau belum pulang?" Bu Hanna muncul di ambang pintu kemudian tersenyum. "Kau terlihat lelah. Aku bahkan sudah bicara kepada Pak Jeon kau harus istirahat hari ini. Otakmu butuh istirahat pula, Soobin-ssi."

"Oh, ya, Bu."

"Istirahatlah," katanya kemudian mendekati Soobin. Dia tersenyum kecil, menyentuh lengan Soobin dan menatap Soobin dengan pancaran hangat. "Aku akan menelpon supirmu pula jika kau butuh."

"Saya baik-baik saja. Terima kasih." Soobin akhirnya memberesi buku-buku dan peralatan tulisnya. Dia memasukkannya ke dalam tas hitam yang tidak jauh kemudian, sebelum meninggalkan tempat tersebut, Bu Hanna menahan tangannya, mengejutkan Soobin.

"Kau tidak memikirkan soal kebakaran itu kan? Itu bukan salahmu."

Soobin meneguk ludahnya, tegang. "Ten ... tentu saja. Itu bukan kesalahan saya. Jelas sekali." Wanita itu mengangguk dan membetulkan kerah kemeja Soobin lalu tersenyum lagi.

"Hati-hati."

Soobin membungkuk singkat dan berjalan melewati pintu. Setelahnya, dia baru sadar bahwa sedari tadi ia menahan napas. Itu bukan kesalahannya. Bukan. Aku tidak boleh terlihat bersalah. Soobin menegakkan tubuhnya dan berjalan di sepanjang koridor tersebut.

***

Maret. 22

Beomgyu berjalan keluar dari minimarket. Seusai membeli susu pisang dan beberapa cemilan untuk di rumah, dia berhenti sewaktu melihat satu temannya turun dari mobil hitam mewah. Beomgyu hendak mendekat namun dia urungkan ketika sosok itu justru orang yang dikenalinya; Choi Soobin. Postur tubuh tinggi, rambut hitam tebal dan bahu yang lebar, dia tidak mungkin salah mengenali.

Soobin terlihat akrab dengan wanita yang mengantarnya tersebut, bahkan mereka sempat mengobrol dekat. Sampai akhirnya, Soobin melambai dan pergi. Beomgyu yang hendak berjalan pulang langsung saja bersembunyi.

Itu benar Choi Soobin kan?

Beomgyu memperhatikan ketika Soobin akhirnya berbelok di tikungan tidak jauh sementara kepala Beomgyu penuh dengan pertanyaan. Siapa yang mengantarkannya malam-malam begini? Bukankah biasanya dia dijemput? Apakah ada jam tambahan pula untuk anak pintar sepertinya? Bukan rahasia lagi jika prestasi Choi Soobin benar-benar gemilang; dia menempati piramida teratas dan selalu dieluh-eluhkan oleh banyak guru. Pemegang status "Anak Kesayangan sekolah" yang tidak terkalahkan. Beomgyu seperti kerdil di hadapan Soobin terlepas dari fakta bahwa Soobin memang bertubuh tinggi menjulang.

***

Maret. 23

"Terima kasih, Pak." Beomgyu pamit dari hadapan taksi tersebut untuk berbaur dengan murid-murid lainnya. Dia melewati parkiran dengan langkah santai apalagi ini masih pagi. Tetapi, sebelum melangkah terlalu jauh, dia berhenti mendapati mobil yang tidak asing itu. Mobil semalam? Beomgyu sempat menghafal plat nomor tersebut saat semalam memperhatikan Soobin.

MAGIC  (마법) | txtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang