chap 19 - everlasting shine (永遠に光れ)

417 92 13
                                    

CHAPTER 19

EVERLASTING SHINE

(永遠に光れ)

|

Boneka itu memandang lurus. "Betulan tidak ingat? Yakin? Aku curiga sebenarnya ada kerabatmu yang juga pernah ada di sini. Kau sepertinya tidak asing," ujarnya terus menerus.

"Kau pikir siapa? Semuanya ini cukup aneh dan kau mengatakan ada kerabatku yang datang ke sini dan selamat kembali ke sana? Apakah dia setengah siluman? Apakah dia pesulap? Mustahil. Kami semua normal dan baik di sana," tegurnya terang-terangan. Baik dalam konteks yang mengkhawatirkan karena Beomgyu sendiri tidak paham gagasan "baik" yang sebenarnya harus bagaimana.

Terlebih di keluarga Beomgyu tidak pernah adayang pernah menceritakan pengalaman semagis ini. Jangankan bercerita, untuk bersuara maupun membicarakan hal seperti saja sudah terdengar tabu. Mereka akan memperhatikan Beomgyu seakan Beomgyu menggunakan bahasa alien.

"Aku tahu semua ini dari buku."

Si boneka mengerjap. "Buku apa?"

"Magic Island. Apakah itu berasal dari sini?"

Sejenak, boneka itu tercenung kemudian menggeleng. "Di sini, kami tidak pernah ada yang bisa menulis bahkan aku sangsi ada orang yang mau repot-repot menulis soal banyak hal mengerikan dan ganjil. Bahkan aku sendiri saja .. masih terasa aneh kan untukmu? Kau tidak berpikir itu berasal dari tempatmu? Mungkin saja kan? Dia selamat kemudian menuliskan pengalamannya di buku itu. Kau tidak tahu nama pengarangnya?"

Beomgyu mengedikkan bahu. Sekarang, jangankan untuk berpikir buku dan pengarangnya, untuk mencari tahu bagaimana dia bisa keluar dari sini saja sudah bikin pusing. Tapi, Beomgyu tetap saja penasaran. "Mungkinkah ... yang selamat?"

"Mungkin saja. Seperti yang aku bilang. Tempat ini tidak biasa, mungkin, entah untuk mengabadikan kenangan buruk maupun baik dia ingin menulisnya. Itukan tujuan menulis?"

Beomgyu hanya mengangguk singkat. Diingat-ingat lagi, siapa yang mungkin pernah terjebak di sini dan sejujurnya, dia ingin sekali memanggil nama orang itu, karena pasti dia yang dapat membantu Beomgyu untuk bebas pula. Tapi, siapa? Soobin? Tidak mungkin. Taehyun? Benarkah? Yeonjun? Kai? Bahkan kedua orang tuanya? Paman Choi? Bu Hanna? Siapa?

Yuri?

Beomgyu cepat mendecih. "Tidak mungkin dia. Memang dia banyak omong dan sering melantur tapi mana mungkin ... dia pernah kemari," ujarnya sangsi. Apalagi membahas Yuri hanya membuat perutnya melilit. Gadis itu memang penuh kejutan dan ledakan. Jika dibandingkan Beomgyu yang berharap akan lingkungan ramah dan nyaman, berada di sekitar Yuri bagaikan berada di area perang—penuh ranjau dan lecutan senjata—tidak! Tidak mungkin.

"Kau tidak mengingat siapa yang kau ajak bicara sebelum kau bertemu denganku?"

Boneka itu terdiam.

"Kau tidak lupa?"

"Aku menolak ingat siapapun yang kenal denganku, setelah mereka kembali ke bumi sebaiknya kami tidak saling mengingat lagi. Itu seperti salam perpisahan yang terbaik. Jika kau berhasil, aku pun akan melupakanmu, begitupun kau," ujarnya dan tersenyum pedih.

Peremuan dan perpisahan itu bagaikan dua ujung berbeda tapi disatukan dengan satu tubuh yang sama, kan?

*

*

November 9

Taehyun dan Kai, masing-masing tidak pernah ada yang secara sengaja datang ke rumah besar keluarga Choi. Ketika Beomgyu diberitakan telah tewas terbakar, tidak ada yang datang kemari karena sama-sama tidak percaya berita itu betulan. Taehyun lebih sibuk untuk mencari tahu dari waktu ke waktu bahwa Beomgyu tidak menjadi abu. Sementara Kai, masih berusaha memulihkan dirinya dan menghapus bagian-bagian mengerikan di waktu saat sekolah mereka terbakar. Jujur saja, kadang dia masih berteriak ketakutan dan memanggil nama Beomgyu. Setelahnya, dia takkan bisa tidur dan justru terjaga sampai pagi hari untuk pergi ke sekolah. Tidak mengherankan, dia memiliki kantung mata tebal yang setia.

MAGIC  (마법) | txtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang