beomgyu (범규)

1K 182 11
                                    

            *

November. 5

Menjelang petang, Hueningkai berjalan lamban menuju bangunan tua di dekat gedung utama sekolah tersebut. Dia terduduk kemudian mulai melemparkan beberapa kapur yang tidak terpakai dari dalam saku tasnya. Seusai menggambar di aspal belakang sekolah, dia menemukan ketenangannya lagi. Sebenarnya gambar itu tidaklah penting, Hueningkai hanya perlu mendistraksi dirinya.

Setelah ini, dia berniat untuk mengunjungi kolam renang di dekat ruang gimnastik. Biasanya, dia akan berendam di sana kemudian pulang dengan badan lebih segar. Pikirannya benar-benar chaos dan dia bisa saja melakukan hal yang tidak dapat ia duga.

"Choi Beomgyu, kau di mana?"

Hueningkai bertanya-tanya dalam diam sewaktu dia keluar dari bangunan tua dan menyampirkan ranselnya lagi. Hari ini tidak ada jam tambahan dan Hueningkai benar-benar kacau dengan berbagai pikiran apalagi kemunculan Kang Taehyun yang penuh amarah tadi.

Seusai mengganti baju, Hueningkai mulai duduk di tepian kolam dengan air dingin. Suasana temeram menemaninya apalagi matahari sudah tergelincir jauh. Hueningkai tidak mengenal Beomgyu secara dekat, seperti ia mengenal Yeonjun. Beomgyu memang mengobrol dengannya, dua sampai lima kali tapi itu pun untuk hal sepele. Kebanyakan, Beomgyu mengabaikannya karena dia terlalu berisik.

Apakah dia benar-benar mati?

Heuningkai menggigil, kemudian setelah mengganti baju, ia mulai meluncur turun ke dalam kolam yang cukup dalam tersebut. Air menyerbunya hingga ke ujung kepala. Ia bergerak perlahan ke tengah sampai tiba di seberang tepian kolam. Mengatur napas, dia merapikan rambutnya. Satu suara pintu terdengar, membuat Hueningkai cepat menenggelamkan dirinya untuk bersembunyi. Di dalam air, ia membuka matanya dan mendengar langkah yang menggema sampai akhirnya lenyap kembali.

Hueningkai kembali membawa dirinya ke permukaan dan mengambil napas panjang.

"Uh, Soobin hyung?"

Sosok itu berbalik, cukup terkejut kemudian menaruh telunjuknya di dekat bibir dan berjalan menuju ruangan lain. Hueningkai sempat bingung sampai akhirnya satu sosok ikut muncul di pintu kolam renang tersebut. Pak Choi?

"Hueningkai-ssi, apa yang kau lakukan di sini? Ini sudah larut, kau akan sakit jika berenang di waktu seperti ini," ujarnya dengan raut cemas.

"Oh, maaf. Saya akan segera pergi."

"Begitu," ia mengangguk. "Kau harus segera pulang. Tidak baik berkeliaran malam hari, apakah aku perlu menghubungi orang tuamu untuk menjemput?"

"Ah, tidak perlu. Saya baik-baik saja, terima kasih," sahutnya dan tersenyum tipis. Pak Choi pun mengangguk dan mengedearkan pandangannya ke sekitar. "Apakah ada sesuatu?"

"Ti—tidak, cepatlah bangun dan ganti baju. Aku akan menunggumu di luar untuk memastikan kau cepat pulang." Ia pun akhirnya pergi begitu saja. Hueningkai memperhatikannya hingga Pak Choi lenyap di balik pintu. Setelahnya, Soobin pun keluar dari ruang ganti dan mendekati Hueningkai.

"Dia sudah pergi?" tanya Soobin, setengah berbisik.

"Apa yang kau lakukan di sini?'

Soobin menarik napas lega. "Aku benci bertemu dengannya, apalagi dia terus saja memperhatikanku. Aku akan pulang setelah ini. Kau juga kan?" Sebelum Soobin hendak melangkah, Hueningkai sudah menahannya. "Ada apa?"

"Dia berjaga d luar. Sebaiknya kau pulang setelah aku, Hyung."

"Oh, begitu. Baik."

Hueningkai menganggauk dan berjalan di atas lantai yang dingin kemudian mengambil tasnya di seberang kolam. Dia berjalan menuju ruang ganti sedangkan Soobin duduk lantas merogoh ponselnya.

"Pak Choi bilang kau kabur. Apakah kau tidak mau belajar lagi? Aku menunggumu, setelah ini, mampirlah ke apartemenku juga. Aku ingin siapkan sesuatu." –Hanna.

Soobin berdecak kemudian memasukkan ponselnya lagi. Kurang dari sepuluh menit, Hueningkai sudah berganti dengan pakaian kering dengan handuk di tangan. "Aku akan keluar ya," gumamnya dengan suara rendah dan melewati Soobin.

Soobin mengangguk singkat. Dia sudah ingin pergi dari tempat ini secepat mungkin, sampai akhirnya Hueningkai pun pergi dari pandangannya. Terdengar suara dari luar pintu namun mendadak kabur dan tidak terjangkau lagi. Setelah memastikan aman, barulah Soobin keluar dan pergi melewati gerbang yang sudah sepi.

[]

MAGIC  (마법) | txtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang