chap 32 - heart-shaped kingdom (마음)

242 28 5
                                    

CHAPTER 32

HEART-SHAPED KINGDOM

(마음)

.

Tandanya mereka sudah dekat ialah ada papan petunjuk berbentuk hati. Beomgyu merasa agak mual setelah kabur dari bangunan itu, serius, dia tak tahu bahwa masih ada kesempatan untuknya bisa bangkit layaknya sekarang. Night setuju. Night masih khawatir lebih daripada siapa pun dan para suster sepakat agar mereka langsung angkat kaki saja setelah nyaris empat hari mendekam di sana, ya daripada berjatuhan lebih banyak korban, dan jelas vampir-vampir muda itu lebih brutal daripada yang mereka sangka. Harus ada pelajaran disiplin ketat!

Beomgyu merasakan hawa tak enak. Yah, seluruh tempat Magic Island ini bagai diselubungi hal magis bin mistis. Beomgyu tetap tak terbiasa bagaimana sekitarnya jadi berubah dingin, bahkan menusuknya. Beomgyu sadar, Night merasakan hal serupa.

"Sebaiknya kita bergegas."

Beomgyu mengangguk.

Istana itu dibangun sangat tinggi dan agung. Bertahtakan banyak berlian mengkilap, dan salju bertumpuk-tumpuk bagaikan selimut. Bagaikan di buku dongeng, biasanya akan ada raja dan pangeran yang berada di sana.

"Nah, dengarkan aku. Jangan tatap matanya, mereka sangat benci itu."

Beomgyu tak sadar apa maksudnya. Mungkinkah mata mereka bisa menghipnotis? Ketika pra prajurit itu muncul, barulah dia sadar bagaimana mata mereka ditutupi satu kain berlambang hati, kemudian ketika agak tersikap, mata mereka nampak kosong, bolong. Beomgyu hampir menjerit.

Night berbisik, "Raja tak senang ada yang punya mata lebih berkilau daripada miliknya, jadi dia ingin semua orang tak miliki itu." Beomgyu hampir muntah, tidak, dia bahkan mau pingsan saja. Seluruh tempat ini tak masuk akal.

Tapi kita butuh tempat bernaung sebelum badai!

Yah, istana seharusnya keren, kan?

Dengan tekad yang agak goyah, Beomgyu menunduk dan mulai mengikuti Night. Mereka bernegosiasi setelah memperkenalkan diri, Beomgyu tak banyak bicara karena masih pusing, jadi Night yang mengambil alih. Serambi istana menyambut mereka, jejeran kereta kuda berkilau penuh pertama, dan kuda-kuda jantan bersurai putih. Semuanya begitu mewah dan menakjubkan, Beomgyu masih setengah berdecak di tengah rasa mualnya.

"Ayo, Beomgyu." Mereka tak melewati pintu utama, melainkan mengekori prajurit yang mendampingi mereka hingga ke istana kecil. Di sana, barulah mereka dapatkan kamar. Setelah pintu kayu itu tertutup, disusul langkah kaki yang menjauh, Night mulai menghela napas panjang. "Wah, baguslah. Kita punya waktu untuk tidur."

"Apa yang terjadi? Maksudku, mengapa... dia setuju..."

"Aku bilang kau akan bergabung dengan pasukan."

"Hah?" Pria itu hampir tergelak. Serius, baru saja sembuh! Beomgyu hendak memprotes tapi Night menyelanya.

"Tak seburuk itu, kok."

"Aku tak siap!"

"Ssh!"

*

*

April 6

Pasti keren punya pahlawan super. Tidak, pasti keren banget jadi pahlawan super.

Sejak kecil, Beomgyu berandai-andai apa jadinya terbang dengan jubah, terus dielu-elukan, tak perlu belajar, hanya dapat panggilan dari radio tua bahwa ada kekacauan di kota! Kemudian, wus! Beomgyu muncul, tertawa dengan bangga, dan menyelamatkan orang-orang. Beomgyu akan jadi perhatian dan terus diberitakan dengan banyak pujian. Banjir akan kalimat menyenangkan.

Sekarang mimpi itu seperti ocehan tak jelas. Beomgyu berbaring di kamar, kemudian mulai merenung singkat. Dia masih SMA, tapi rasanya beban di punggung makin tak tertahankan. Tak ada yang bisa dibagi. Tak ada yang mau mengerti. Beomgyu menatap langit-langit kamar, pertengkaran dengan ayahnya jadi makin intens, tak terkendali. Ibu sepertinya capek juga menghadapi dirinya, jadi yah, begitulah. Pahlawan ini kepayahan. Pahlawan keren itu tak ada. Hanya anak payah yang bersembunyi di kamarnya, merutuk dan sekarang makin bingung akan tujuan hidup.

Membayangkan punya teman terasa jauh sekali. Beomgyu tak pernah cocok dengan pertemanan yang solid dan asyik. Teman-temannya lama tak begitu keren atau berinisiatif jadi keren. Hm, membosankan.

Ia berguling, menatap jejeran prajurit kecil di karpet. Menjadi prajurit juga keren. Yah, asalkan tidak jadi Si Beomgyu Anak Payah. Ia berdecak masam.

*

*

Desember 5

Ada mesin baru di sekolah, menunjukkan stiker apa yang mereka dapat lalu ditukarkan dengan hadiah random. Teman-teman dapat boneka, cokelat, cemilan bahkan skateboard baru. Taehyun tak berminat, meski sesekali melirik mesin otomatis yang mirip benda mengkilat sampat banyak yang silau dan lebih banyak menukar koin daripada jajan di kantin.

Taehyun tak ingin bertemu dengan siapa pun dahulu, bahkan Hueningkai yang mulai bertanya apakah Taehyun gugup soal rencana mereka, atau apakah dia masih setuju dengan Yuri dan pembagian mereka. Taehyun masih tak mengira mereka sejauh ini, namun tak banyak yang berubah. Beomgyu masih entah di mana, dan seolah bayangan soal Beomgyu makin terhapuskan dari benak anak-anak, seolah Beomgyu tak pernah nyata. Tak eksis. Bukan bagian dari sekolah ini. Kebakaran itu seperti hanya kabar bohong.

Taehyun merasa sedih, andai itu terjadi padanya dia pasti akan sangat sedih dan merasa tak berarti.

Akhirnya, tangannya merogoh koin dari saku, dia memasukkan ke lubang itu dan nenanti. Stiker hati! Katanya ini cukup langka, Taehyun bergerak, mengantonginya. Booth untuk menukarnya tak jauh dari sana, dan ada satu penjaga yang merasa bosan serta mengantuk. Taehyun menyodorkannya.

"Oh, sebentar."

Sepertinya dia cukup lelah dengan antusiasme banyak siswa di sini yang selalu menukar bahkan di jam-jam belajar.

"Ini," katanya memberikan syal rajutan itu. Taehyun menerimanya, dan berterima kasih, setelah itu dia memandangi syal itu sejenak. Apakah di sana dingin? Apakah Beomgyu merasa kedinginan? Apakah ada tempat cukup hangat? Taehyun terus mendesak Soobin agar mau bicara padanya, agar mau lebih terbuka, mungkin ada cara agar mereka dapat berkomunikasi lagi dengan Beomgyu. Tetapi tak ada jawaban.

Jika boleh, Taehyun ingin sekali mendengar suara Beomgyu, sekarang.

Pemuda itu akhirnya melilitkan syal tadi ke lehernya. Lumayan hangat. Perasaan nyaman berdatangan, mengusir rasa cemas. Taehyun mulai mengusap tangannya di sepanjang syal yang lembut, kemudian masuk ke kelas. Siswa lain berebutan menukar stiker mereka yang nampaknya bermacam-macam. Taehyun menempati kursinya, disusul Hueningkai yang juga muncul dari arah pintu dan menatap syalnya.

"Aku terus membawa bukunya, takut aku akan menghilangkannya jika di rumah," bisik Hueningkai seraya menyodorkan buku Magic Island yang masih tertutup rapi.

"Ya."

Taehyun mengusap bagian penutup kovernya, mengusapnya. Dia mulai membukanya, merasa sendu. Temukan aku di tempat aku seharusnya. Matanya menjelajah, memandangi jejeran peta, menatap fokus pada istana tinggi dengan bentuk hati di puncaknya. Heart-Shaped Kingdom. Tempat para hati mati. Tempat para prajurit menumpahkan darah mereka demi raja. Tempat kau akan tersesat tanpa tahu apakah kau ada atau tidak.

[]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MAGIC  (마법) | txtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang