chap 7 - before (전에)

911 155 23
                                    

BEFORE (전에)

***

Juli. 14

Yeonjun menekan luka di tangannya, bibirnya bengkak dan langkahnya pendek-pendek. Setelah mengatur napas, akhirnya dia terduduk masih dengan dada yang sesak. Merogoh sakunya terburu-buru, Yeonjun mengenggam pemantiknya lagi. Dia menangis dalam diam. Aku tidak pernah berharap untuk dilahirkan. Kalimat itu yang tetap berdengung di benaknya dalam seminggu terakhir. Tapi apa yang bisa kuoerbuat? Membunuh eksistensiku? Mundur ke masa di manaku belum lahir dan mencegah kelahiranku sendiri?

"Ya! Berandalan! Di mana kau? Jika kau tidak pulang malam ini dan tetap membangkang, kau tidak akan kuizinkan masuk." Yeonjun membaca pesan tersebut dengan getir kemudian terdiam untuk beberapa lama. Dia menjentikkan pemantik tersebut, melihat bagaimana api bergoyang-goyang berwarna kemerahan dan oranye, membuatnya termenung.

Bagaimana rasanya mati?

Damai kah?

Yeonjun tersenyum getir. Ingatan itu membelainya bagaikan kawan lama. Momen di mana ia pernah mengurung diri di gudang, berusaha menumpahkan banyak bensin hingga rasanya sesak kemudian satu jentikan saja ... satu gerakan dari tangannya yang kebas dapat melalap semua bangunan rumah tersebut. Yeonjun tersenyum getir. Ia disapa oleh beberapa kenangan suram soal bagaimana ia pernah berusaha begitu kuat untuk terang. Bagaimana ia berusaha untuk mengenyahkan dirinya dan dunia.

Kobaran api itu nampak menggelitik, membuat hatinya jadi terus menerka-nerka; apakah sepanas itu jika api ini menyulutnya? Ataukah ia akan meledak menjadi matahari besar?

***

Agustus. 29

Dalam memori Taehyun yang sempit, lelaki itu membayangkan dirinya yang tersenyum lebar, tanpa pernah tahu bagaimana awan mendung, wajah murung maupun teman-teman yang menyingkir dari hadapannya. Beomgyu pun muncul kemudian menjulurkan tangan. "Tidak apa-apa. Tidak apa sedih. Tidak apa gundah. Kau tetap dirimu." Kemudian mereka berjalan pergi dari kermunan yang memperhatikan itu, untuk meninggalkan dunia.

Kau tahu apa yang paling aneh? Taehyun sering bermimpi soal orang-orang menangisinya, memasang fotonya lebar-lebar denganrangkaian bunga kemudian Ibunya berlinang air mata dan jatuh di atas lututnya dengan lemah. Itu impian buruk namun sedikit melegakan. Setidaknya dia tidak akan abadi di dunia ini. Kesedihan, keburukan, ketidakadilan segalanya pasti sementara.

Itu saja sudah membuatnya agak tenang.

***

Juli. 8

Beomgyu meremas kedua telapak tangannya, cukup gugup. Bagaimana mengatakannya? Apakah dia perlu mengatakannya? Beomgyu meneguk ludahnya kemudian mengoper sebuah kertas. "Aku tahu rahasia penting." Taehyun, yang semula, mengenakan earphone dan sibuk menyalin beberapa poin di buku tugasnya sontak saja terkesiap. Taehyun menoleh kecil, mengangkat satu alisnya. "Aku tidak bisa menyimapnnya sendirian."

"Soal apa?"

Beomgyu menoleh ke sekitar an mendekatkan kepalanya. "Soal Soobin dan Bu Hanna." Taehyun hendak memprotes namun Beomgyu langsung menyela. "Aku tahu, aku tidak eharusnya cerita tapi aku tidak tahan lagi. Aku tidak suka Paman Choi tapi dia tidak pantas diperlakukan seperti ini juga."

"Ceritakan dengan benar," ujar Taehyun."

"Mereka punya hubungan khusus," katanya kemudian memelankan lagi suaranya. "Kurasa mereka berpacaran." Taehyun langsung mengerjap cepat. Beomgyu dapat membaca ekspresi yang melintas di wajah sahabatnya, seperti gabungan antara ngeri dan jijik. Hubungan antara guru dan murid adalah hal tabu, apalagi jika guru tersebut sudah menikah dan suamiya bahkan bekerja di seklahyang sama dengannya.

"Kau yakin?"

Beomgyu mengangguk. "Aku sudah memergoki mereka berulang kali bersama. Aku bahkan melihat Bu Hanna mengenggam tangan Soobin dan menatap Soobin dekat." Ia meringis. "Apakah aku tetap diam?" Taehyun pun melipat bibirnya dalam. Skandal bukanlah hal yang bagus. Apalagi jika posisimu di sekolah dikucilkan. Kau akan mendapatkan banyak tuduhan. Posisi mereka berdua benar-benar genting. Taehyun bukanlah murid yang punya citra bagus, begigu pun Beomgyu. Mereka berdua bisa dituduh balik atas pencemaran nama baik.

Taehyun menghela napas. "Kita pikirkan dahulu, baru kita cari jalannya. Jangan terlalu kau pusingkan untuk sekarang."

Beomgyu mengangguk.

"Kita tutup mulut sampai semuanya jadi jelas."

[]

MAGIC  (마법) | txtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang