Perlahan Gulf mengerjapkan matanya membiaskan netranya untuk menangkap cahaya, ia membelalakan matanya berjengit kaget dan langsung mendudukan dirinya, pasalnya kini Mew sedang duduk di pingiran ranjangnya dan menatap nya intens"Sejak kapan phi disini?" Tanya Gulf
"Satu jam yang lalu mungkin" Seru Mew seraya melihat jam rolex yang melingkar di tangannya, Gulf yang mendengar penuturan Mew menyilangkan tangannya
"Phi ngapain saja?"
"Kau berharap phi ngapa-ngapain dirimu?" Tanya balik Mew tersenyum saat melihat gelagat Gulf
"Mengesalkan!" Seru Gulf
"Bangunlah! cepat mandi kita akan jalan"
"Huh? jalan? tapi aku.." Belum selesai Gulf dengan kalimatnya Mew kembali memotong
"Phi tunggu dibawah na" Seru Mew mengusak sayang rambut gulf seraya keluar dari kamar Gulf
"Ai'sat kenapa dia bisa masuk kamarku?, tidak-tidak ini pasti hanya halusinasi ku saja karna semalam" Monolog Gulf saat Mew telah keluar dari kamarnya
Gulf bergegas membersihkan dirinya, mungkin ia butuh menyegarkan diri agar tak berhalusinasi, setelah membersihkan diri Gulf bergegas menuju meja makan tapi saat menginjakan kakinya di ruang makan, Gulf membeku
Sia aku tidak berhalusinasi ternyata phi Mew memang ada disini -Batun Gulf
"Gulf apa kau ingin berdiri disana saja? cepatlah kesini"Seru sang Mae
"K-kharb Mae"Gulf berjalan dan mendudukan dirinya di sebelah Mew
"Ayoo kita makan" Seru sang kepala keluarga
Gulf makan dengan tak tenang karna jantungnya berdetak tak beraturan saat ini, bagaimana tidak ini pertama kalinya Mew berada di tengah keluarganya, dan berbagai pertanyaan muncul di otaknya, bukankah semalam Mew hanya memandangnya datar?, lalu kenapa Mew ada dirumahnya pagi ini?, Kenapa Mew bisa masuk di kamarnya?, Kenapa sang Mae malah terlihat senang akan kehadiran Mew, bukankah kemarin maenya akan membantu untuk mengagalakan perjodohan ini?, dan masih banyak lagi pertanyaan yang bermunculan.
Sedangkan Mew, Pho dan Thorn malah asik makan seraya mengobrol tentang bisnis nya yang sesekali sang mae ikut menimpali, tak tahukah mereka jika Gulf disini merasa seperti orang asing yang tak tahu apapun, Gulf makan dengan sedikit rasa kesal pasalnya ia merasa diabaikan disini, setelah menyelesaikan makannya Gulf bangkit dan hendak berlalu hingga suara sang mae kembali terdengar
"Gulf kau ingin kemana?"
"Kembali ke kamar" Seru Gulf acuh karna memang hari ini ia tak memiliki jadwal apapun
"Mew akan mengajak mu jalan-jalan gantilah baju mu" Kini sang Pho ikut bersuara
"Auu aku jadi iri" Goda Thorn dengan menaik turunkan alis nya dan menatap Gulf sedangkan Gulf membelalakan matanya kesal pada Thorn
"Tidak pho aku tidak ingin kemana-mana" Seru Gulf sedangkan Mew mati-matian menahan emosi akan penolakan Gulf
"Mew bahkan meninggalkan kantornya untuk jalan bersama mu"
"Aku tak memintanya pho"
"Gulf Kanawut!"
"Tapi...baiklah aku akan bersiap" Seru Gulf saat melihat wajah murka sang pho
"Mew maafkan sikap Gulf na" Seru sang Mae
"Dia memang denial" Timpal Thorn
"Kharb bibi, phi tak apa" Seru Mew seraya tersenyum tulus
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir | MewGulf
RandomPhi aku ingin kita putus -Gulf Kanawut Seberapa ingin pun kau pergi dari ku itu tak akan pernah berhasil karna tuhan telah mentakdirkan kita bersama! -Mew Suppasit Dan setelah semuanya terjadi hanya satu kata yang menghampiri Gulf yaitu 'Penyesalan...