53

9.4K 749 106
                                    


Jangan lupa tinggalkan jejaknya iya, hayo jangan sider🌝, biar semangat nulis ceritanya🌝 Btw baca note dibawah iya jangan lupa🌚

Mew kembali dengan rutinitas paginya, setelah memuntahkan isi perutnya Mew meminum vitamin pemberian dokter, tapi nyatanya itu tak juga mengurangi rasa mualnya, ia terus memuntahkan isi perutnya, tubuhnya terasa sedikit lemas saat ini.

Mew kembali pada kamarnya, melihat jam yang berada di nakas masih menunjukan pukul 5 pagi, Mew mendudukan dirinya disisi ranjang menatap dalam Gulf yang masih setia menutup matanya.

Bayangan ketika Gulf bersama orang lain, ia benar-benar tak rela dengan semua itu, ia hanya ingin Gulf bersamanya, membayangkan Gulf pergi darinya lagi saja membuatnya sangat takut, Mew kembali masuk kedalam selimutnya dan memeluk Gulf.

"Jangan pernah meninggalkan phi na, phi sangat mencintai mu" sendu Mew mengelus lembut pipi Gulf, Mew sedikit menegang kala merasakan pipi Gulf sedikit hangat, kenapa ia tak menyadarinya, kenapa Mew bodoh sekali.

"Nong"

"..."

"Kitty sayang, bangunlah"

"Eungh" Gulf yang merasa terusik mulai membuka matanya.

"K-kenapa phi?" Gulf dengan suara yang sedikit serak membuat Mew semakin khawatir.

"Suara Gulf kenapa serak?, dan tubuh Gulf juga hangat seperti demam, kita kerumah sakit na" Gulf memegang tenggorokannya yang sedikit sakit.

"Tidak mau, Gulf serak karena baru bangun, lalu Gulf kan hidup makanya tubuh Gulf hangat"

"Tapi sayang Gulf seperti demam, na na na atau phi telpon dokter"

"Tidak mau phi Meww"

"Tapi" Gulf menggelengkan kepalanya menatap Mew sendu seolah meminta Mew untuk tak mengajaknya berdebat.

"Gulf hanya butuh tidur sebentar lagi"

"Tapi"

"Hiks jangan paksa Gulf hiks Gulf tidak mau ke dokter hiks"

"Maaf-maaf phi khwatir dengan Gulf maaf jika phi memaksa Gulf, tapi saat Gulf merasa tak enak bilang pada phi na" Gulf menganggukan kepalanya dan kembali menyamakan tidurnya.

Mew benar-benar khawatir, ia memeluk Gulf erat sesekali menciumi pucuk kepala Gulf, ia benar-benar tidak tenang dengan keadaan Gulf, tapi ia mencoba untuk menuruti keinginan kucingnya ini, Mew meraih ponsenya yang berada di nakas.

"Hallo" Gulf membuka matanya kembali saat mendengar suara Mew.

"Phi Meww Gulf bilang Gulf tidak mau ketemu dokter, Gulf ingin pulang kerumah mae saja phi Mew jahat!" seru Gulf seraya hendak menjauh dari Mew, Mew membelalakan matanya dan buru-buru menahan Gulf.

"Hey-hey sayang lihat phi bukan menelpon dokter" seru Mew seraya menunjukan ponselnya.

Gulf melihat layar ponsel Mew yang menunjukan panggilan dengan sekertarisnya, lalu menatap Mew dan memberikan cengiran khasnya, membuat Mew gemas dengan kucingnya ini, Mew yang gemas mengusak sayang kepala Gulf, dan mengecup singkat dahi Gulf, setelahnya ia kembali fokus pada panggilannya.

"Hoi phi ada apa menelpon"

"Batalkan semua meeting ku, aku tidak akan ke kantor hari ini"

"Hoi phi aku sudah mengatur jadwal mu jangan mengacak-acaknya phi"

"Aku ada urusan yang lebih penting ai'Boss, kitty ku tidak enak badan"

"Aish memangnya kucing mu lebih penting apa dari pada meeting ini"

Garis Takdir | MewGulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang