"Phi nanti tak perlu menjemputku na" seru Gulf membuat Mew menoleh cepat kearahnya."Kenapa?"
"Aku ingin bermain sepak bola bersama Mild dan yang lainnya"
"Hah baiklah tapi saat sudah selesai hubungi phi na, phi akan menjemputmu tidak ada penolakan!" seru Mew membuat Gulf hanya menghela nafasnya kasar
"Tapi pho akan menjemputku" seru Gulf dan hendak berlalu keluar dari mobil Mew tapi Mew menahannya.
"Hahh baiklah, hubungi phi jika ada yang berusaha mendekatimu!"
"Eoh tidak sekalian saja phi tulis nama phi di dahi ku, agar tak ada yang mendekati ku!" kesal Gulf sedangkan Mew membuka tas nya membuat Gulf mengernyit bingung
"Phi cari apa?"
"Spidol untuk menulis nama phi di dahi mu"
"Dasar menyebalkan!" kesal Gulf dan hendak berlalu keluar dari mobil Mew tapi lagi-lagi Mew menahannya.
"Kenapa?'tanya Gulf
"Kau tidak lupa kan malam ini?"
"Au lihat bahkan aku membuat reminder di ponselku agar phi tidak marah seperti anak-anak, sudahlah aku berangkat, hati-hati menyetirnya" seru Gulf seraya keluar dari mobil Mew.
Ini hari pertama ia berkuliah setelah liburannya, sebenarnya ada yang mengganjal dihatinya selama beberapa hari ini, tentang pertanyaan Mew waktu itu yang belum ia jawab sampai saat ini, lagi-lagi Gulf menghela nafasnya kasar dan berjalan menuju kelasnya, ia bisa melihat teman-temanya sudah berada di kelasnya.
"Hoi sebaiknya kau tidur saja" seru Kaownah
"Kenapa?" tanya Gulf
"Wajah mu seperti kau kurang tidur" seru Kaownah sedangkan Gulf hanya mengedikan bahunya acuh dan mendudukan dirinya di sebelah Kaprao.
"Apa kau memiliki masalah?" tanya Kaprao
"Tidak"
"Ah iya aku pernah melihat wajah mu seperti ini saat bertengkar dengan phi Mew, apa kali ini juga?" timpal Kaownah
"Hoi suami istri bertengkar terus" timpal Mild
"Suami istri pantatmu!" seru Gulf cepat
***
Setelah mengikuti kelasnya Gulf berserta ketiga temannya makan siang di kantin, dan lagi-lagi kepalanya seolah terisi dengan pernyataan Mew, apa ia harus menjawab iya akan pernyataan Mew?, tapi pernikahan bukan hal yang main-main, bagiamana nanti saat Mew bosan padanya?, apa mereka harus berpisah seperti itu saja?, bagaimana nanti kedua keluarga mereka?, Gulf takut tak bisa menjadi pendamping yang baik, untuk mengurus dirinya sendiri saja ia belum mampu apalagi jika ia menikah nanti, belum lagi bagaimana jika Mew menganggapnya aneh karena ia berbeda dari yang lain, bahkan ia saja baru mengetahuinya kala menginjak masa remaja, dan berbagai pertanyaan muncul di kepalanya.
"Hoi" seru Mild seraya memukul kepala Gulf
"Sia sakit bodoh" keluh Gulf
"Kau kami ajak bicara dari tadi" seru Kaownah
"Apa kau memiliki masalah?"timpal Kaprao
"A-aku tidak apa-apa"
"Hoi kita bukan baru kenal kemarin sore, kami tahu kau memiliki masalah ceritalah" seru Kaownah
"Hm kau tak kasian dengan nasi mu hanya kau aduk-aduk" timpal Mild
"A-aku hanya sudah kenyang" seru Gulf
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir | MewGulf
De TodoPhi aku ingin kita putus -Gulf Kanawut Seberapa ingin pun kau pergi dari ku itu tak akan pernah berhasil karna tuhan telah mentakdirkan kita bersama! -Mew Suppasit Dan setelah semuanya terjadi hanya satu kata yang menghampiri Gulf yaitu 'Penyesalan...