56

9.6K 725 333
                                    


Jangan lupa tinggalkan jejaknya kesayangan aku🤗, selamat menikmati eh membaca


Gulf terbangun sangat pagi, entah kenapa ia benar-benar merindukan sosok Mew, ia rindu kala terbangun pagi pasti Mew akan mengusilinya, memeluknya erat, atau menghujami wajah Gulf dengan kecupan.

Gulf menghela nafasnya kasar, ia meraih ponselnya dan hal pertama kali yang ia lihat adalah pengingat dimana hari ini adalah hari ulang tahun Mew, Gulf menggelengkan kepalanya, ia memilih bangkit dari ranjangnya dan turun menuju dapurnya,

"Pagi tuan"

"Pagi bibi Mon, dimana phi Thorn?"

"Ah tuan Thorn ada di ruang kerja nya tuan bersama sekertarisnya"

"Apa ada masalah kantor bi?"

"Maaf tuan tapi bibi tidak tahu" Gulf hanya menganggukan kepalanya paham.

"Apa tuan ingin sarapan?"

"Aku belum lapar bi nanti saja" cicitnya yang masih bisa di dengar oleh sang maid.

Gulf kembali menaiki tangga menuju kamarnya, mendudukan dirinya di sofa dekat jendela besar di kamarnya, dan memeluk kakinya, ia turun mencari Thorn sebenarnya ingin menghilangkan rasa rindunya pada Mew, tapi ternyata Thorn tengah sibuk dengan urusan kantornya, ia tak ingin menganggunya dan memilih kembali pada kamar nyamannya, hembusan nafas kasar kembali terdengar dari celah bibirnya.

"Selamat ulang tahun phi Mew" lirihnya tanpa sadar air matanya menetes, membasahi pipi yang kini semakin terlihat chubby, ia merindukan seseorang yang kini berstatus sebagai suaminya itu, Gulf menangis dalam diam.

Tok

Tok

Cklek

"Gupi" Gulf buru-buru menghapus air matanya dan menoleh.

"K-kharb p-phi"

"Bibi Mon bilang kau mencariku?, apa kau butuh sesuatu?" tanya Thorn seraya berjalan mendekati Gulf.

"Kau menangis?, kenapa?, apa kau sakit lagi?" tanya Thorn yang berdiri disisi sofa yang Gulf duduki, Gulf menggelengkan kepalanya seraya memeluk pinggang Thorn.

"Bercerita lah jika ada yang menganjal"tanya Thorn

"Hiks phi Thorn"

"Hoi ada apa?, kenapa tiba-tiba menangis?"

"P-phi M-mew hiks"

"Hah?, kenapa dengan Mew?" tanya Thorn bingung.

"Hiks aku merindukan hiks phi Mew" Thorn menghela nafasnya kasar, ia fikir sesuatu terjadi pada Mew ternyata adik kecil nya ini hanya merindukan suaminya.

"Kau bisa menelpon nya bukan?"

"Hiks tidak mau"

"Oke aku yang telponkan na agar Mew menjemput mu"

"Hiks tidak mau hiks, aku tidak mau phi Mew menjemput ku"

"Kau bilang kau merindukan Mew?"

"A-aku hiks memang merindukan hiks phi Mew t-tapi aku hiks tidak mau bertemu dengan nya, dia jahat hiks"Thorn mengusak rambut Gulf.

"Lalu kau ingin seperti apa?"

"Hiks tidak tau"

"Mew juga sangat merindukan mu Gupi, berbaikan lah dengan nya"

"Dari mana hiks phi tau?"Gulf mendongakan kepalanya menatap Thorn.

"Hahh selama beberapa hari ini phi selalu bertukar pesan dengannya, mengirimkan foto mu atau kegiatan mu"

Garis Takdir | MewGulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang