Double upp💃🏻💃🏻 and Happy New Yearr🥳🎉, semoga di tahun baru ini apa yang kalian inginkan dan tertunda di 2020 disegerakan iya, jaga kesehatan dan tetep semangatt😙, awali tahun baru dengan senyumann☺️, love you all😘🥰❤️Gulf perlahan membuka matanya, dan mendudukan dirinya pada ranjang, hal yang pertama kali yang ia lakukan adalah mengecek ponselnya, ini hari ke 3 Mew tidak mengabarinya, bahkan panggilan nya selalu di tolak oleh Mew.
"Ah mungkin daddy sangat sibuk iya kan twins" monolognya seraya mengelus perutnya.
Gulf mencoba untuk tidak overthingking, ia harus percaya Mew, Mew hanya sedang melakukan pekerjaan nya yang mungkin saja terlalu banyak, tapi tetap saja bagaimana pun ia mencoba untuk berfikiran positif, pada akhirnya ia tetap akan berfikiran negatif, terlebih jarak yang memisahkan mereka.
Bagaimana keadaan Mew?, apa Mew makan dengan baik?, apa Mew memaksakan dirinya untuk terus bekerja?, apa Mew disana bertemu orang baru?, apa Mew tidak merindukan dirinya dan juga kedua anak mereka?, apa Mew benar-benar akan meninggalkan dirinya?, semua pertanyaan itu seolah berputar dikepalanya selama 3 hari ini.
Gulf sangat ingin menghubungi sekertaris Mew tapi ia tidak memiliki nomornya, ia juga ingin mencoba menghubungi Mew melalui Thorn, tapi ia benar-benar tidak memiliki nyali untuk meminta bantuan sang phi, ia tidak mau menambah beban fikiran sang phi, terlebih beberapa hari ini Thorn terlihat frustasi dengan pekerjaannya.
Gulf juga sudah mencoba memakai ponsel sang Mae diam-diam untuk mengirimi Mew pesan tapi nihil tak ada satupun balasan dari Mew, ia ingin bercerita pada sang Mae, tapi ia juga tak mau sang mae tau apa yang terjadi pada rumah tangganya, membuat Gulf lebih memilih memendam semuanya sendiri, tak jarang ia akan menangis saat ia sendiri.
Ia benar-benar merindukan Mew, ia rindu Mew dengan segala perhatiaan nya, ia rindu ketika Mew meregek lelah, ia rindu jika Mew sudah merajuk padanya, ia rindu semua sikap Mew.
Belum lagi selama 2 hari ini Bright selalu datang kerumahnya, dan lagi Bright seolah tau kapan ia harus menemui Gulf, Bright akan datang ketika Thorn tidak ada, membuat Gulf mati-matian untuk menghindari Bright, ia akan selalu mencari alasan agar Bright cepat pergi dari rumahnya, tak jarang ia berbohong setiap kali sang Mae bertanya siapa yang datang.
"Argh" ringis Gulf pelan saat merasakan keram pada perutnya, ini sudah ia rasakan beberapa 2 hari belakangan ini.
"Twins maaf" monolognya mengelus lembut perut buncitnya berharap rasa keram itu akan segera hilang, ia tahu rasa keram ini muncul karena ia sedikit stress.
Cukup lama Gulf mengelus perutnya mencoba untuk mengatur napas nya, dan menenangkan dirinya, hingga perlahan rasa keram yang ia rasakan menghilang.
"Maaf na papa membuat kalian sakit lagi" monolog Gulf.
Gulf bangkit dari duduknya menuju kamar mandinya untuk sekedar mencuci muka dan mengosok giginya, setelahnya ia keluar dari kamarnya dan menuju lantai satu.
"Mae ingin pergi?" tanya Gulf saat melihat sang Mae menyiapkan sarapan pagi dengan baju yang sangat rapih.
"Kha hari ini pho pulang, jadi mae akan menjemputnya di bandara" Gulf menganggukan kepalanya dan mendudukan dirinya di salah satu kursi yang ada disana, dan disusul Thorn yang tiba-tiba duduk di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir | MewGulf
RandomPhi aku ingin kita putus -Gulf Kanawut Seberapa ingin pun kau pergi dari ku itu tak akan pernah berhasil karna tuhan telah mentakdirkan kita bersama! -Mew Suppasit Dan setelah semuanya terjadi hanya satu kata yang menghampiri Gulf yaitu 'Penyesalan...